Secara umum, pengertian endorsement adalah bentuk kerja sama dengan konsep win-win solution alias menguntungkan kedua belah pihak. Di sini, yang biasa terlibat di dalamnya adalah pemilik store/online shop dan artis, karena artis diyakini dapat meningkatkan penjualan mengingat popularitas yang dimiliki.
Endorse pun bermacam-macam, ada yang bentuknya free ada juga yang paid. Konsep win-win solution yang harusnya dipegang teguh oleh kedua belah pihak ternyata tidak menjadi jaminan amannya bentuk kerja sama ini. Ternyata, ada saja store/online shop yang ingin mengelabui artis atau menjadi sasaran bagi penipu yang tidak bertanggung jawab.
Penipuan dengan modus endorsement mungkin bukan hal yang baru. Selebgram sekelas Awkarin dan Rachel Vennya pun kabarnya nyaris tertipu dengan modus seperti ini, apalagi saya yang hanya butiran debu. Tapi puji syukur patut saya panjatkan kepada YME, karena pada saat itu masih melindungi kantong saya sehingga tidak terjebak di dalam penipuan ini.
Kejadian ini saya alami secara pribadi, sekitar 3 bulan yang lalu. Suatu hari, saya menerima direct message dari salah satu pemilik akun Instagram yang mengaku sebagai salah satu admin store tersebut. Sebut saja Mbak Gita, yang kurang lebih job descnya menghubungi client untuk dijadikan artis endorse.
Mungkin, karena jumlah followers Instagram saya yang terhitung banyak, maka Mbak Gita memilih menghubungi saya dengan iming-iming product iPhone/Apple Watch dengan job upload video 1 menit dan instastory 14 detik. Untuk fee, bukan dalam bentuk uang melainkan barang endorse tersebut akan menjadi hak milik. Setelah itu, Mbak Gita meminta kontak pribadi saya yang akan ia berikan kepada owner/managernya.
Perlu kalian tahu, bahwa saya bukan artis/selebgram. Namun, siapapun yang di ajak endorse iPhone dengan fee barang akan menjadi hak milik, saya yakin tidak akan berpikir 2 kali, pasti akan menerima, dan harus saya akui bahwa saya tergiur dengan ajakan tersebut.
Tanpa menunggu lebih lama, saya pun dihubungi oleh Mas Tara (nama samaran) yang mengaku sebagai owner. Ia mencoba membuat saya nyaman dengan percakapan manis antara penipu dan calon korban, sembari menjelaskan apa saja yang harus saya ucapkan saat video endorse berlangsung.
Setelah panggilan berakhir, saya mulai sadar bahwa sepertinya saya sedang berada di dalam lubang buaya. Pasalnya, saat saya menanyakan username akun Instagram atau alamat store mereka di Bandung, sang owner terkesan tidak ingin menjawab dan menghindari pertanyaan saya.
Kemudian, lokasi kami yang berbeda antara Bandung-Jakarta mengharuskan saya secara pribadi untuk membayar ongkos kirim barang tersebut dengan biaya yang tidak sedikit, yaitu 250.000 ribu rupiah.