Prancis yang tertinggal berjuang keras untuk bangkit dalam pertandingan di babak kedua, dan mereka berhasil melakukannya. Perancis yang mengandalkan momen-momen melalui kualitas individu pemainnya, terutama melalui Olise dengan berusaha menguasai bola setiap kali memungkinkan.
Namun, La Roja sama seperti tim mereka di Euro 2024, tampil berhati-hati dalam pekerjaan mereka, terus mencari ruang dan momentum untuk menyerang. Alexandre Lacazette yang terlihat kesulitan di babak pertama digantikan pada awal babak kedua.
Perancis akhirnya menuai hasil setelah setengah jam lebih babak kedua berjalan, mereka baru bisa mencetak gol kedua pada menit ke-78 melalui gol Maghnes Akliouche, dari tendangan bebas Michael Olise yang menyentuh Akliouche.
Parc Des Princes kembali bergemuruh lantang ketika Benat Turrientes secara sengaja menahan Arnaud Kalimuendo wasit yang semula tidak menganggapnya sebagai pelanggaran, mengubah keputusannya setelah melalui tinjauan VAR.
Wasit Ramon Abatti kemudian menunjuk titik putih dan Parc des Princes semakin bergemuruh ketika Jean-Philippe Mateta berhasil mengonversi penalti tersebut menjadi gol di menit ke-93. Akhir babak kedua yang dramatis, Perancis berhasil memaksa pertandingan berlanjut ke babak tambahan.
Spanyol pada akhir menunjukkan kelasnya sebagai tim terkuat di Eropa, mereka berhasil mencetak gol keempat pada menit ke-100, melalui Sergio Camello Perez yang dengan cantiknya mengangkat bola melewati kiper Prancis Guillaume Restes setelah menerima umpan matang dari Adrian Bernabe.
Dan Sergio Camello pemain muda Rayo Vallecano kelahiran 10 Februari 2001 ini kemudian menambahkan gol keduanya pada saat-saat terakhir setelah serangan balik cepat, dengan gol yang hampir sama dengan gol pertamanya.
Spanyol memang pantas memenangkan medali emas sepak bola putra keduanya, setelah yang pertama di Olimpiade 1992. Meskipun itu tidak mudah karena perlawanan tuan rumah Perancis yang terus mengancam hingga di menit-menit akhir pertandingan.
Fermin Lopez, yang bermain sekali untuk Spanyol di Euro 2024, mencetak 11 gol untuk Barcelona musim lalu, dan pemain berusia 21 tahun yang sangat berbakat ini telah mengakhiri Olimpiade dengan enam gol; ia digantikan pada menit ke-72, tetapi Fermin Lopez adslah bintang pertunjukan.
Soanyol akan menjadi tim yang paling mengancam di tahun-tahun mendatang, Fermin Lopez, Alex Baena  Pau Cubarsi, Sergio Camello, Lamine Yamal dan pemain-pemain muda tim matador lainnya yang semakin menyala.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI