Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Magis Spanyol Berlanjut, Tuah Yamal dan Olmo Hempaskan Perancis

10 Juli 2024   07:52 Diperbarui: 10 Juli 2024   07:57 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Pemain Spanyol merayakan gol Lamine Yamal (Reuters) 

La Furia Roja akhirnya menapak di final EURO 2024. Tim asuhan Luis de la Fuente kembali melanjutkan ketangguhannya dengan mempertahankan rekor 100 persen mereka di Euro 2024 ini.

Ini adalah pertemuan keenam antara Spanyol dan Prancis di turnamen mayor. Pertemuan antara pemegang gelar Eropa lebih dari sekali ini, Spanyol juara 1964, 2008 dan 2012 dan Perancis 1984, 2000 berlangsung ketat dalam tempo tinggi sejak menit awal.

Spanyol mengawali pertandingan dengan skuad alternatif menyusul absennya tiga pemain pilar mereka, Jesus Navas dan Nacho masuk mengisi posisi Carvajal dan Robin le Normand yang terkena akumulasi kartu, serta Dani Olmo yang mengisi posisi Pedri yang cedera.

Sejak wasit Slavko Vincic meniup kick-off kedua kesebelasan langsung bermain terbuka, lima menit laga berlangsung Spanyol sudah membuat terobosan bagus, Nico Williams mengirim bola ke Lamine Yamal, dengan kontrol yang bagus pemain berusia 16 tahun ini melihat Fabian Ruiz yang tak terkawal di tengah, sebuah umpan manis dikirim Yamal dan hoop, Ruiz melompat tinggi menyambut bola dengan sundulannya tapi sayang masih melambung di atas mistar gawang.

Tetapi hanya berselang beberapa menit saja, Perancis membalas mengancam gawang Unai Simon, dan ancaman ini bahkan menjadi gol yang langsung membungkam fans La Roja di stadion.

Mbappe yang menyerang dari sisi kiri area penalti, melepaskan umpan silang ke tiang jauh. Umpan terukur yang luar biasa Mbappe ini disundul dengan nyaman oleh Kolo Muani yang melompat paling tinggi, dan mengarahkan bola ke pojok atas gawang Unai Simon.

Gol cepat di menit ke-9 ini adalah gol pertama Les Bleus yang dicetak pemain mereka sendiri dari permainan terbuka, dimana tiga gol Perancis sebelumnya berasal dari dua gol bunuh diri dan satu gol penalti. Dan gol cepat yang mengejutkan ini nampaknya akan membawa Perancis ke final.

Tetapi Spanyol memang pantas untuk menjadi tim yang diunggulkan, tim asuhan De la Fuente ini tidak butuh waktu lama untuk bangkit saat Lamine Yamal mencetak salah satu gol terbaik di Euro 2024 ini.

Pemain Barcelona yang masih berusia 16 tahun itu melakukan aksi mengejutkan dan menunjukkan keajaibannya dari luar kotak penalti, Yamal menerobos masuk dari sisi kanan melewati Adrien Rabiot sebelum melepaskan tendangan melengkung ke pojok atas gawang, yang sempat membentur tiang, namun tetap masuk ke gawang.

Gol spektakuler Yamal ini menjadikannya pemain termuda yang mencetak gol di turnamen besar. Yamal berusia 16 tahun 362 hari daat mencetak gol perdananya di turnamen mayor.

Yamal memecahkan rekor pencetak gol termuda di Piala Eropa yang dipegang pemain Swiss, Johan Vonlathen, yang mencetak gol di Piala Eropa 2004 dalam laga Swiss melawan Perancis saat berusia 18 tahun dan 141 hari. Serta rekor pemain termuda yang mencetak gol di Piala Dunia, yang dipegang oleh Pele 17 tahun 239 hari, di Piala dunia 1958.

Spanyol kemudian membuat kejutan, Dani Olmo kembali menunjukkan keajaibannya, sebagai pemain pengganti, Olmo menjelma menjadi jimat tim Matador. Olmo menyambar bola liar di kotak penalti. Tendangan Olmo coba diblok Jules Kounde, tetapi bola justru masuk ke sudut bawah gawang.

Meski sempat tercatat sebagai gol bunuh diri oleh Jules Kounde, tetapi pada akhirnya dipapan skor tercatat sebagai gol Dani Olmo. Ini gol ketiga Olmo di Euro 2024 dan menjadi top skorer bersama lima pemain lain, tetapi hanya Olmo dan Cody Gakpo yang masih bermain.

Tim asuhan Didier Deschamps terus berusaha untuk menyamakan kedudukan di babak kedua, tetapi Spanyol, bertahan dengan kokoh di lini belakang dan Prancis tidak mampu mencetak gol. De la Fuente tak mau gegabah, Spanyol bermain lebih save dengan mendelay permainan untuk menguasai ball positions.

Jesus Navas, yang mendapat kartu kuning di babak pertama, mengalami cedera dan tidak dapat melanjutkan pertandingan. Dani Vivian kemudian masuk menggantikannya di menit ke-58.

Perancis yang frustasi menghadapi kokohnya pertahanan Spanyol yang dikawal ketat oleh Nacho dan Laporte membuat Deschamp segera melakukan rotasi tiga pemain sekaligus di menit ke-62. Eduardo Camavinga masuk menggantikan Adrien Rabiot.

N'Golo Kante yang cukup aktif dan melakukan lebih banyak tekanan di sepertiga akhir lapangan daripada pemain Prancis lainnya, tetapi Deschamps sepertinya ingin lebih mendobrak Ia mengambil risiko dengan menarik Kante dan digantikan dengan Antoine Griezmann.

Koko Muani yang terlihat kesulitan mengembangkan permainannya, meski mencetak gol pembuka Perancis. Namun, Kolo Muani tercatat hanya melakukan 14 sentuhan dalam satu jam keterlibatannya di lapangan, Deschamp memasukkan forward PSG Bradley Barcola (21) untuk menggantikannya.

Terus mendapat tekanan dari Perancis De la Fuente melakukan penyegaran timnya, Mikel Merino masuk menggantikan Olmo di menit ke-76. Fuente juga merotasi Alvaro Morata yang bermain mengesankan, dengan pemain sayap Real Sociedad, Mikel Oyarzabal.

Sebuah peluang bagus didapat Perancis, Griezmann mengirim umpan untuk menjangkau Ousmane Dembele, yang dengan cepat kembali mengirim bola ke dalam kotak penalti. Bola jatuh ke jalur Camavinga yang menyodorkan bola ke Theo Hernandez di tepi lapangan, tetapi sayang Hernandez dengan sepakan kaki kanannya masih belum menemui sasaran.

Entah apa yang ada dibenak Deschamp, Dembele yang sepanjang pertandingan telah melakukan lebih banyak serangan dan ancaman je gawang Spanyol daripada pemain Prancis lainnya termasuk dengan Kylian Mbappe. Namun, Deschamps malah menariknya keluar dan memasukkan Striker gaek berpengalaman Oliver Giroud menggantikannya di menit ke-79.

90 menit laga sudah berlangsung, wasit Slavko Vincic memberi lima menit tambahan waktu, Spanyol memperlambat tempo dan mencoba menghabiskan waktu. Dua pergantian untuk mengulur waktu dilakukan De la Fuente Nico Williams dan si teenager fenomenal Spanyol, Lamine Yamal ditarik keluar. Martin  Zubimendi dan Ferran Torres masuk.

Spanyol akhirnya mencapai final kelima mereka di Euro (1964, 1984, 2008, 2012 dan 2024) hanya kalah dari Jerman yang tampil lebih banyak di final Euro (6). Sementara Perancis gagal mencatatkan final keempat mereka setelah 1984, 2000, dan 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun