Ini akan menjadi pertandingan prestisius bagi Indonesia di Abdullah bin Khalifa Stadium ketika mereka akan menghadapi Uzbekistan di semifinal Piala Asia AFC U23 Qatar 2024. Pertandingan ini bagi sebagian orang laksana pertarungan antara David vs Goliat bagi timnas Garuda Muda yang merupakan tim debutan di turnamen yang telah berlangsung enam kali sejak dimulai pada 2013.
Melawan Uzbekistan yang merupakan juara turnamen AFC U23 2018 dan finalis AFC U23 2022, Indonesia menjadi tim underdog. Uzbekistan sendiri maju ke babak sistem gugur setelah tampil dominan dan memuncaki grup D dengan hasil sempurna, tiga kemenangan dengan 10 gol dan tanpa kebobolan. Keperkasaan pasukan Oq bo'rilar (Serigala Putih) terus berlanjut di fase gugur dengan kemenangan signifikan 2-0 atas tim juara bertahan Arab Saudi yang mengalahkan Uzbek di final tahun 2022.
Perjalanan Indonesia sendiri menuju semifinal berjalan cukup alot, kalah pada pertandingan pertama melawan tuan rumah Qatar dalam pertandingan yang dipandang oleh banyak orang sebagai kemenangan yang mencederai semangat fair play. Indonesia kemudian bangkit dengan merebut tiga kemenangan beruntun, mengalahkan Australia dan Yordania di fase grup, serta mengalahkan raksasa Asia, juara AFC U23 2020 di perempatfinal lewat kemenangan adu penalti yang dramatis.
Dianggap sebagai tim underdog, pasukan Shin Tae-yong yang merupakan tim debutan yang lolos ke semifinal dan dikepung oleh tiga mantan juara turnamen, Iraq juara edisi perdana 2013, Jepang juara 2016 dan Uzbekistan juara 2018. Meski demikian, Rizky Ridho dkk bukanlah tim yang bisa diremehkan, perjalanan mereka menuju ke semifinal yang diwarnai berbagai drama yang menguji mentalitas tim dan pemain telah berhasil mereka lalui dengan perkasa dan ini menjadi modal kuat bagi Justin Hubner dkk.
Secara head to head, Indonesia memiliki catatan buruk menghadapi Uzbekistan, dari enam pertemuan kedua tim di berbagai level, Uzbekistan menang tiga kali dan seri tiga kali. Pertemuan terakhir kedua tim di turnamen resmi adalah di 16 besar Asian Games 2022 pada 28 September 2023, dimana Indonesia yang saat itu diwakili tim U24 yang diasuh Indra Sjafri, berhasil menahan Uzbekistan 0-0 sebelum akhirnya menyerah 2-0 dalam perpanjangan waktu lewat dua gol dari Sherzod Esanov.
Skuad Timur Kapadze sama seperti timnas Indonesia, juga disokong oleh para pemain yang berkarir di luar negara mereka. Ada yang bermain di liga Prancis, Abdukodir Khusanov pemain bertahan berusia 20 tahun yang bermain untuk klub liga 1 Perancis Lens, dua pemain bermain di liga Rusia Abbosbek Fayzullaec (CSKA Moskow), Umarali Rakhmonaliec (Rubin Kazan), serta Ibrokhumkhalil Yuldoshec (Kairat Almaty, Kazakhstan), dan Khozhimat Erkinov (Al Wahda, UEA).
Menghadapi Uzbekistan yang salah satu ciri permainannya adalah kolektivitas mereka dalam bermain, sejauh ini dari empat kali laga yang mereka lalui di turnamen ini, pasukan Serigala Putih telah mencetak 12 gol yang dicetak oleh 10 orang pemain yang berbeda. Hanya dua pemain yang mencetak dua gol, yakni Alisher Odilov dan Khusayin Norchaev.
Selain dari gol-gol Uzbek yang tidak bergantung pada satu orang pemain saja, skuad Shin Tae-yong juga harus menghadapi kokohnya pertahanan Uzbekistan yang dikomandoi Abdukodir Khuzanov yang hingga saat ini gawang mereka yang dikawal Abduvohid Nematov belum kebobolan.
Meski demikian, peluang pasukan Garuda Muda untuk mengalahkan Uzbekistan tetap terbuka lebar. Melawan serangan kolektif Uzbek yang hampir mirip dengan pola permainan Yordania menjadi sesuatu yang sangat cocok dengan karakter permainan timnas Indonesia. Pasukan STY hanya perlu sedikit lebih mewaspadai dua pemain Uzbek, yakni midfielder Jasurbek Jaloliddinov dan penyerang mereka Khusayin Norchaev.
Secara tim, saat ini Rizky Ridho dkk tidak kalah kualitas dengan tim manapun di AFC U23, hanya sedikit yang menjadi catatan adalah penampilan Rio Fahmi yang sedikit di luar ekspektasi, demikian juga dengan Fajar Fathurahman yang perlu meningkatkan performanya. Witan Sulaeman juga menjadi catatan tersendiri, penampilannya sangat oke. Hanya saja saat menghadapi Korea, Witan begitu terporsir dan begitu banyak menerima tekel keras dari lawan.