Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Langkah Ajaib Pantai Gading Tembus Final Piala Afrika 2024

8 Februari 2024   12:53 Diperbarui: 8 Februari 2024   18:45 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Gading lolos ke final Piala Afrika setelah menang 1-0 lawan Kongo pada Kamis (8/2/2024) dini hari WIB.(AFP/ISSOUF SANOGO) 

Perebutan tiket final antara tim tuan rumah Pantai Gading kontra Republik Demokratik Kongo berlangsung seru, bertarung di bawah kondisi panas dan lembab di Stadion Olimpiade Ebimpe Abidjan, pasukan pelatih Emerson Fae akhirnya berhasil mencapai final lewat gol tunggal Sebastian Haller.

Sebastian Haller yang absen di laga penyisihan grup karena cedera, dan tampil sebagai pemain pengganti di babak 16 besar dan perempat final.

Striker andalan di Borussia Dortmund ini menjadi starter di laga semifinal dan menjadi pahlawan dengan golnya di menit ke-65, ketika tendangannya menyambut umpan silang Max Alain Gradel menembus gawang RD Kongo yang dikawal Lionel Mpasi.

The Leopard memulai pertandingan dengan baik, sembilan menit laga berjalan publik tuan rumah dibuat terkesiap oleh gol penyerang Real Betis, Cedric Bakambu.

Cedric Bakambu menendang bola dari genggaman kiper Yahia Fofana dan masuk ke gawang, tetapi wasit Mutaz Ibrahim Al Shalmani (Libya) menganulir gol tersebut karena apa yang dilakukan oleh Bakambu adalah pelanggaran.

Lima menit sebelum turun minum Pantai Gading mendapatkan peluang untuk memimpin terlebih dahulu, Sebastian Haller yang tak terkawal melompat untuk menyambut umpan silang yang dilepaskan bek AS Monaco Wilfred Singo, tetapi sundulannya masih melebar.

Tim tuan rumah yang bersemangat terus menekan, mantan gelandang Barcelona yang kini bermain di Liga Arab Saudi bersama Al Ahli Franck Kessie mendapatkan peluang untuk membuka keran gol.

Sayangnya percobaannya meneruskan umpan Max Gradel masih membentur tiang, demikian pula peluangnya di menit ke-60 masih bisa digagalkan oleh penjaga gawang Lionel Mpasi.

Kondisi panas dan lembab di Abidjan Utara menjadi tak berarti bagi publik tuan rumah saat tendangan lob spekulatif Sebastian Haller meneruskan umpan Max Gradel bersarang ke gawang Mpasi yang tak berdaya. 

Teriakan bergemuruh yang memekakkan telinga dalam perayaan yang heboh pun terjadi di Stadion Olimpiade Ebimpe, pelatih pengganti sementara Emerson Fae melompat-lompat meluapkan kegirangannya di tepi lapangan.

Haller kembali mendapatkan peluang untuk menambah golnya, tetapi percobaannya masih melebar tipis. 

Namun, satu gol dari Haller itu sudah cukup untuk menyelesaikan pertandingan semifinal yang menegangkan. Peluit akhir dari wasit Mutaz Ibrahim disambut raungan bergemuruh yang memekakkan telinga.

Keberhasilan The Elephants menembus final ini menjadikannya sebagai negara tuan rumah pertama yang mencapai final Piala Afrika sejak Mesir melakukannya pada tahun 2006.

Bagi juara dua kali Piala Afrika ini merupakan suatu terobosan yang sungguh luar biasa bagi tim yang berada di ambang eliminasi pada babak penyisihan grup yang diwarnai dengan pemecatan pelatih saat turnamen sedang berjalan.

Sementara itu, bagi pasukan pelatih Sebastien Desabre kekalahan dari Pantai Gading menghapuskan harapan bagi pasukan The Leopard untuk tampil pertama kalinya di final Piala Afrika sejak mereka menjadi juara pada tahun 1974 saat masih bernama Republik Zaire. 

Ini juga sekaligus menjadi kegagalan RD Kongo membalas kekalahan 3-1 mereka dari Pantai Gading di semifinal terakhir mereka, pada tahun 2015 di Guinea Khatulistiwa.

Di pertandingan semifinal ini, para pemain RD Kongo mendedikasikan dukungan  untuk meningkatkan kesadaran akan penderitaan jutaan warga Kongo yang terkena dampak kekerasan di bagian timur negara mereka.

Tim Kongo mengisyaratkan protes saat lagu kebangsaan mereka dinyanyikan, dengan menutup mulut mereka dengan satu tangan dan menggunakan tangan lainnya untuk menirukan pistol yang diarahkan ke kepala mereka.

"Itu adalah pesan dukungan bagi para korban, untuk menunjukkan apa yang terjadi di wilayah timur. Kami harus menyorotinya," kata pelatih RD Kongo Sebastien Desabre.

Pantai Gading akan menjajal Nigeria dalam laga final pada Hari Minggu nanti, Stadion Olimpiade Ebimpe kembali akan menjadi tempat pertandingan. 

Apakah tuah Stadion Olimpiade Ebimpe akan berulang dengan kemenangan tuan rumah atau mengulang kekalahan menyesakkan 0-4 dari Guinea Khatulistiwa pada 22 Januari lalu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun