Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Meski Banyak Menggores Pahit, Kusyukuri Romantika 2023-ku

1 Januari 2024   10:28 Diperbarui: 1 Januari 2024   10:42 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2023 sudah berlalu, mulanya aku merasa bahwa 2023 adalah sungguh sebuah tahun yang menurutku begitu banyak memberikan kekecewaan dalam perjalananku melewatinya. Sempat membuatku merasa down dan bertanya-tanya apa yang salah dengan diriku?

Begitu banyak rencana di tahun 2023 yang tidak berjalan sesuai harapan, hanya menjadi penonton dalam urusan yang kumulai, namun orang lain yang panen dan menikmatinya. Begitu pula banyak harapan-harapan yang kubangun yang menurutku semestinya mudah terwujud, namun kenyataan berkata lain.

Belum lagi cobaan-cobaan yang memancing emosi, baik dalam dunia kerja maupun dalam interaksi sosial dengan teman dan kolega. Satu yang paling menyebalkan, adalah ditipu mentah-mentah oleh orang yang ingin kubantu karena kasihan atas kondisinya yang menurutku cukup memprihatinkan. 

Bisa anda bayangkan, saya memberinya pekerjaan saya dan memberikannya modal, yang nanti hasilnya kami bagi fifty-fifty, untuk pekerjaan yang bisa selesai 1-2 bulan dengan keuntungan bisa untuk pergi umroh berdua. 

Namun, alih-alih mengerjakannya, orang tersebut malah menjual pekerjaan yang saya berikan kepada orang lain, dan uang modal yang sudah saya berikan hanya dikembalikan 60% saja lantas ia menghilang begitu saja, yang akhirnya baru saya tahu ia telah menipu banyak orang. 

Namun, semua kecewa, semua marah itu kurenungi, dan hal pertama yang kemudian timbul dalam perjalanan perenungan saya dalam merefleksikan tahun 2023 adalah saya harus introspeksi diri secara menyeluruh, secara total poin demi poin, berhenti menyalahkan keadaan dan apalagi menyalahkan orang lain dalam masalah saya.

Puji dan syukur, dalam perenungan saya menemukan banyak hal yang salah dan tidak pada tempatnya yang saya sematkan dalam rencana-rencana, dalam harapan-harapan serta dalam respon saya terhadap apa yang terjadi. Saya cengeng dan menangisi apa yang sudah menjadi ketetapan yang Maha Kuasa.

Satu yang paling mendasar yang sempat kuabaikan dalam menyikapi perjalanan tahun 2023-ku adalah hubunganku dengan sang pemilik ketetapan. Yah, saya lupa bahwa sebagai hamba, kita tidak punya daya sedikitpun kecuali atas kehendak-Nya.

Saya dengan begitu sombongnya membuat rencana-rencana, membuat harapan-harapan (meskipun itu menurutku baik) lalu menetapkan hasilnya harus seperti ini dan itu. Seolah-olah dengan segala pengetahuan, pengalaman dan kemampuan, saya memiliki daya dan kuasa untuk mewujudkan semua yang saya inginkan.

Saya melupakan kuasa Sang Khalik, saya lupa makna dzikir yang biasa saya amalkan laahaula walaa quwwata illa billahil aliyil adzhiem, yang artinya Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun