Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Single Salary Menjawab Kesenjangan PNS Pusat dan Daerah

17 September 2023   00:22 Diperbarui: 18 September 2023   08:00 4512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: umsu. ac. id

Bagi ASN daerah, tunjangan kinerja sangat bergantung dengan kemampuan anggaran daerah, jika daerahnya "kaya" tunjangannya bisa besar, namun kalau daerahnya kemampuan anggarannya terbatas tentu tunjangannya pun akan terbatas bahkan ada ASN daerah yang tidak mendapatkan tunjangan kinerja.

Kalau dihitung dari gaji pokok ditambah dengan tunjangan yang melekat dalam daftar seperti tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan beras, tunjangan jabatan serta tunjangan kesehatan (BPJS) dan Taperum yang dipotong langsung untuk dibayarkan ke pengelola dana kesemua take home pay tersebut nominalnya tidaklah seberapa, ini di luar tunjangan kinerja yang besarannya bervariasi, tunjangan kinerja ini tidak termasuk ke dalam daftar gaji, (tunjangan kinerja dibayarkan tersendiri).

Gaji PNS tertinggi dengan pangkat IV/e masa kerja 32 tahun gaji pokok 5.901.200 dengan jabatan eselon I A tunjangan 5.500.000 + tunjangan istri 5% dari gaji pokok, tunjangan anak 2% (maksimal 3 anak), tunjangan makan 41.000/hari jika ditotal keseluruhannya take home pay tertinggi yang didapat oleh PNS tidak lebih dari 13.000.000/bulan.

Nah, bagaimana dengan pegawai level menengah? 

Sebagai contoh saya pegawai dengan pangkat III/d masa kerja 24 tahun dengan gaji pokok 4.237.500, jabatan setara eselon IVa dengan tunjangan 540.000, take home pay yang saya dapat 5 jutaan lebih sedikit. 

Beruntung, saya masih ada tunjangan kinerja yang besarannya tidak pasti sama setiap bulan, tergantung dengan tingkat capaian kinerja dan kedisiplinan dalam bulan berjalan kisarannya 1.500.000-3.000.000/bulan.

Dengan penghasilan sebesar itu di atas, ini setara bahkan di bawah dari penghasilan pegawai swasta yang masa (pengalaman) kerjanya jauh di bawah saya. Sebagai contoh seorang kerabat saya, dengan tingkat pendidikan SMA pengalaman kerja baru belasan tahun tapi take home pay melebihi saya.

Bagi banyak pegawai, apalagi pegawai non kementerian dan lembaga, masalah penghasilan menjadi hal yang penting, bergantung pada gaji semata akan terasa berat di zaman yang hampir semuanya serba uang. 

Boleh dikata hampir sebagian besar pegawai memiliki kredit di bank ataupun perusahaan pembiayaan, untuk berbagai macam keperluan, ada yang kredit untuk rumah, kendaraan dan biaya pendidikan anak.

Bagi pegawai ruang untuk meningkatkan karier itu sesungguhnya terbatas, naik pangkat oke itu sudah pasti secara reguler empat tahun sekali atau yang fungsional bisa dua tahun tergantung capaian angka kreditnya, tetapi untuk naik ke jabatan tentu harus bersaing karena komposisi jabatan jumlahnya terbatas.

Maka tak heran jika kita melihat di berita-berita tentang kasus jual beli jabatan yang melibatkan petinggi di suatu daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun