Di sekolah anak saya yang kebetulan bersekolah di Raudhatul Atfal atau setingkat TK ada tabungan harian anak-anak yang Alhamdulillah bagi semua murid tabungan selama setahun sekolah itu bisa menutupi biaya wisuda.
Jadi polemik tentang wisuda di tingkat sekolah ini pada dasarnya adalah tentang kesepakatan dan kreatifitas sekolah dan orangtua murid terkait pelaksanaan wisuda yang harus terjangkau tanpa memberatkan, namun berlangsung hikmat, berkesan dan meriah serta tentu saja memorable.
Yah, wisuda sekarang ini sudah bukan lagi klaim mutlak milik perguruan tinggi, wisuda juga sudah menjadi bagian dari semua jenjang pendidikan bahkan juga bagian dari lembaga pendidikan non formal seperti wisuda santri TPA, wisuda lembaga pelatihan dll.Â
Yang perlu dipahami dan kalau memang ada yang perlu diluruskan itu adalah kesan bermewah-mewahan, pemborosan dan memberatkan. Sebab bagaimana pun kita tidak bisa terlepas dari falsafah pendidikan nasional kita yakni Pancasila. Dimana dalam butir-butir Pancasila, sila kelima yang menyebutkan bahwa "Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H