Memasuki paruh kedua, Denver mulai mendominasi dengan memasukkan tiga bola dan unggul 9 poin. Selepas itu, meski Heat berupaya untuk mengejar tetapi Nikola Jokic dkk terus mempertahankan keunggulan mereka bahkan memimpin dengan margin 19 poin di skor 63-82. Heat hanya mampu memperkecil dengan 68-82 melalui three point dari Butler dan lemparan dua poin Adebayo.
Permainan yang seru dan ketat kembali terjadi di kuarter terakhir, Heat sepertinya ingin mengulang kesuksesan di game kedua melalui comeback luar biasa di kuarter terakhir. Tetapi kali ini Denver mampu bertahan dengan baik, Heat membuka kuarter keempat dengan dua poin dari free throw, namun Nuggets membalas dengan mencetak enam poin.
Denver Nuggets kembali menekan tuan rumah dan bisa unggul jauh hingga 21 poin di kedudukan 72-93. Pasukan Erik Spoelstra yang tidak mau kalah di hadapan publik sendiri mencoba bangkit, namun mereka tidak mampu meredam keperkasaan pasukan pelatih  Michael Malone, di kuarter keempat pun dominasi Nuggets berlanjut mereka unggul tipis setengah bola 26-27 untuk menutup game ketiga ini dengan kemenangan 94-109.
Pelatih Heat Erik Spoelstra harus segera mencari strategi brilian untuk menghadapi game keempat yang masih di stadion Kaseya Center yang sebelumnya bernama FTX Arena markas Miami Heat. Bagaimana memaksimalkan peran Bam Adebayo untuk meredam dan membatasi umpan-umpan dari Jokic sebagaimana yang ia lakukan saat di game kedua, walau Jokic dengan eksploitasnya bisa mendulang 41 poin tetapi hanya bisa memberi 4 assist.
Demikian pula bagaimana memaksimalkan peran Gabe Vincent yang di game kedua mampu mengobrak-abrik pertahanan Denver, tetapi di game keempat ini Vincent tampil melempem dengan hanya mencatatkan 7 poin tanpa rebound dan assist.