Meski berusaha untuk bertahan dalam permainan tetapi Tatum terlihat sering meringis, dan sebagai pencetak gol yang produktif bagi timnya dengan hanya melakukan satu tembakan dalam 17 menit pertama tentu merupakan sebuah masalah bagi Boston Celtics
Miami Heat langsung melesat di pembukaan kuarter pertama memimpin dengan 18-13, walaupun sempat tertinggal lebih dahulu dengan 0-5. Sebelum menutup kuarter pembuka dengan keunggulan 22-15. Dimana Celtics menyamai rekor terendah musim mereka untuk poin di kuarter pertama. Boston Celtics mencetak 0 untuk 10 tembakan dari jarak tiga poin pada kuarter pertama, mereka kehilangan 12 poin pertama dari luar garis secara keseluruhan.
Memasuki Kuarter kedua, Heat tampil bersemangat dengan melebarkan keunggulan hingga 17 poin, tetapi Boston tak tinggal diam untuk mengejar di kuarter kedua ini, Heat unggul tipis 30-26 untuk menutup kuarter kedua dengan keunggulan 52-41.
Memasuki Kuarter ketiga, dengan cederanya Jayson Tatum guard andalan Boston, Derrick White tampil beringas dengan mencetak delapan poin langsung untuk mengangkat Celtics mendekati lawannya dengan 59-51. Namun, Caleb Martin juga tampil menawan bagi Heat dengan memasukkan jumper baseline tepat sebelum buzzer kuarter ketiga, yang memberinya sembilan poin pada periode itu, Boston Celtics mulai mendekat dengan memenangkan poin untuk kuarter ketiga ini dengan 25-24, tetapi Miami masih unggul 76-66 untuk memasuki kuarter keempat.
Awal kuarter keempat Miami Heat langsung tancap gas dengan 7-0, dimana Martin Caleb membuat poin dengan lemparan tiga angkanya. Respon pasukan Joe Mazzulla justru anti klimaks di fase ini, hampir empat menit permainan berjalan mereka tanpa mencetak satu poin pun, dan tidak pernah lagi memberi ancaman, hanya menyelesaikan 6 poin melalui tembakan dari jarak tiga poin.
Heat merebut game kuarter keempat dengan unggul 27-18 yang membuat mereka menutup kontes dengan kemenangan indah di kandang lawan 103-84. Jimmy Butler yang mencetak 28 poin, tujuh rebound dan enam assist terpilih sebagai MVP dalam laga ini.
Bagi Heat ini merupakan tampilan final NBA ke tujuh mereka setelah 2006, 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2020. Sementara bagi sang lawan, Denver Nuggets ini merupakan kontes final perdana mereka di final NBA, meski demikian Denver Nuggets merupakan tim peringkat pertama wilayah barat.
Secara statistik head to head antara keduanya Denver Nuggets berada di atas angin, keduanya telah bertemu 72 kali di semua pertandingan dengan skor 38-34 untuk Denver. Untuk laga reguler NBA keduanya telah bertemu 30 kali dengan 19 diantaranya dimenangkan oleh Nuggets dan di musim ini dari dua pertemuan semuanya dimenangkan oleh Denver Nuggets.
Tentu akan menjadi tontonan yang menarik menyaksikan duel antara Nikola Jokic dengan Jimmy Butler. Bagaimana strategi pelatih kepala Denver, Michael Malone untuk membawa timnya merengkuh gelar NBA pertama mereka sekaligus gelar juara pertama Malone sebagai pelatih kepala, menghadapi strategi Erik Spoelstra yang mengincar gelar juara NBA ketiganya dan gelar juara NBA keempat bagi timnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H