Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Manchester City Dekati Trophy Champions League dan Treble Perdananya

18 Mei 2023   10:46 Diperbarui: 19 Mei 2023   17:53 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manchester City selangkah lagi menuju gelar Champions League pertama mereka usai mempertunjukkan penampilan ajaib saat mengalahkan Sang juara bertahan Real Madrid 4-0 untuk menuju Ataturk Olympic Stadium di Istanbul dalam bentrok dengan Inter Milan di final Liga Champions 20 Juni mendatang.

Laga semifinal yang ketiga kalinya dalam satu dekade (2015/16 - 2021/22), antara kedua belah pihak, dimana dalam dua kesempatan sebelumnya Real Madrid masih begitu superior untuk menghentikan The Citizen. Kali ini dendam itu telah dibayar tuntas.

Jika di musim lalu keunggulan kandang pasukan Pep Guardiola di leg pertama yang hanya butuh hasil imbang saat bertandang ke Santiago Bernabeu dipupuskan oleh dua gol telat Rodrygo yang membuat Galacticos lolos ke final yang akhirnya keluar sebagai juara setelah menang 1-0 atas Liverpool.

Pep Guardiola kali ini sudah paham apa yang harus dilakukannya untuk meredam comeback brilian yang sering ditunjukkan oleh The Galacticos, sebuah balas dendam yang manis untuk menuju gelar pertama City di liga Champions.

Bermain di markas sendiri, City menunjukkan dominasinya untuk membombardir gawang El Real yang dikawal Thibaut Courtois. Erling Haaland yang mengejar golden boot sebagai top skorer liga Champions musim ini punya peluang menambah pundi-pundi golnya di pertengahan babak pertama, sayangnya peluang Haaland digagalkan oleh dua penyelamatan menakjubkan Thibault Courtois .

Tetapi refleks kiper Belgia yang berjibaku mempertahankan gawangnya dari kebobolan tidak bertahan lama, City akhirnya memecah kebuntuan dua menit setelah Courtois menggagalkan upaya kedua Haaland. Adalah Bruno Silva yang malam itu menjadi man of the match membuka keran gol The Citizen usai mengkonversi assist Kevin de Bruyne yang membuat penonton di Etihad Stadium bersorak.

Pasukan Don Carletto juga tidak tinggal diam, sebuah upaya spektakuler dari Toni Kroos yang melepaskan tembakan jarak jauh nyaris menyamakan kedudukan, beruntung gawang Ederson masih diselamatkan oleh mistar gawang.

Bruno Silva yang sempat kecewa dengan penampilannya di leg pertama saat bermain imbang di markas Real Madrid, kali ini tampil menjadi pahlawan City setelah kembali mencetak gol untuk menggandakan keunggulan timnya.

Foto: reuters.com 
Foto: reuters.com 

Di babak kedua, pasukan Carlo Ancelotti mencoba membuka harapan untuk meraih sukses Liga Champions kelima dalam sepuluh edisi terakhir. David Alaba memaksa Ederson melakukan penyelamatan krusial dari sebuah tendangan bebas. Tapi upaya Madrid untuk survive kembali digoyahkan oleh serbuan pasukan biru langit, Courtois kembali dipaksa bekerja keras untuk menggagalkan upaya Haaland untuk mencetak gol ke-13 nya.

Alih-alih mencetak gol balasan, Los Blancos justru semakin terpuruk oleh gol Manuel Akanji yang dibelokkan Eder Militao ke gawang sendiri. Duka El Real semakin dalam ketika Julian Alvarez yang baru saja masuk menggantikan Haaland, menuntaskan sodoran Phil Foden untuk menggenapkan kemenangan City menjadi 4-0.

Ini pada akhirnya menjadi malam yang cukup mudah dan bahagia bagi City, yang tercatat telah memenangkan semua laga dari 15 pertandingan kandang Eropa mereka sebelumnya, dan dapat menuju final Liga Champions kedua dalam tiga musim terakhir.

Dengan posisi puncak klasemen Liga Premier yang hampir bisa dipastikan akan sangat sulit dikudeta oleh Arsenal. Kemudian final Piala FAA kontra rival sesama Manchester, serta final Liga Champions kontra Inter Milan di depan mata mereka, peluang treble bersejarah untuk menyamai torehan rival sekota Manchester United di tahun 1999 terasa sangat sangat dekat bagi Pep Guardiola dan pasukannya.

Trophy pertama The Citizens hampir bisa dipastikan adalah Premier League, keunggulan empat poin dan surplus satu laga atas Arsenal, City hanya butuh satu kemenangan saja dari tiga laga menghadapi Chelsea (K), Brighton (T) dan Brentford (T). Tentu saja peluang ini tidak boleh mereka sia-siakan, apalagi mereka didukung oleh skuad yang lengkap dan merata.

Begitu pula dengan final Piala FAA kontra rival sekota Manchester United yang dijadwalkan 3 Juni mendatang. Pasukan Pep Guardiola lebih diunggulkan atas pasukan Erik ten Hag. The Red Devils belum berada dalam kondisi yang stabil semenjak dalam peralihan ke tangan Erik ten Hag. Rekor 9 kalah dan 6 imbang dari 35 laga United di liga premier sepertinya belum cukup baik untuk mengimbangi keperkasaan City yang sedang dalam performa terbaik mereka.

Nah, laga krusial yang lumayan berat bagi M. City adalah final Liga Champions menghadapi Inter Milan. Pasukan Nerrazurri setidaknya telah memiliki pengalaman 3 kali menjuarai liga Champions, yakni di musim 1964 dan 1965 serta 2010.

Meski pasukan Simone Inzhagi sempat mengalami sedikit kemunduran performa di kompetisi liga dengan mencatatkan 11 kekalahan dan 3 hasil imbang yang membuat mereka terlempar dari posisi zona Champions. Tetapi secara perlahan di lima laga terakhir liga Inter kembali superior dengan lima kemenangan beruntun yang kembali menempatkan mereka di posisi tiga klasemen. Inter juga tampil perkasa di Coppa Italia, mereka akan tampil di final menghadapi tantangan Fiorentina pada 25 Mei mendatang.

Namun, apapun itu peluang Manchester City untuk merebut trophy Liga Champions untuk pertama kalinya sangatlah terbuka. Kekuatan skuad Pep Guardiola telah mencapai titik puncaknya, salah satunya adalah dengan kedatangan Erling Haaland.

Meski City sendiri belum berpengalaman menjuarai Liga Champions, tetapi sang pelatih, Pep Guardiola telah merasakannya dua kali bersama Barcelona di musim 2009 dan 2011, tetapi sejak meninggalkan Barcelona Pep belum lagi merasakan gelar Liga Champions termasuk saat melatih Bayern Muenchen Pep hanya membawa timnya hingga ke semifinal saja.

Sebagai catatan, kekalahan tim asuhan Pep Guardiola di semifinal Liga Champions saat melatih Bayern Muenchen semuanya berasal dari klub asal Spanyol, yakni Real Madrid (2014), Atletico Madrid (2015) dan Barcelona (2016). Begitu juga saat melatih Manchester City sejak musim 2016, kekalahan tim asuhan Pep tidak pernah dari klub asal Italia. Manchester City dibawah asuhan Pep kalah dari tim asal Inggris Liverpool (PF 2017/18), Tottenham Hotspur (PF 2018/19) dan Chelsea (F 2020/21) Kemudian dua kali dikalahkan tim asal Prancis, Monaco (16 besar 2016/17) dan Lyon (PF 2019/20) serta satu kali dari tim Spanyol, Real Madrid (SF 2021/22).

Satu-satunya kekalahan tim asuhan Pep Guardiola dalam 15 tahun terakhir dari tim asal Italia adalah dari sang calon lawan di final nanti Inter Milan, saat keduanya bertemu di semifinal Liga Champions musim 2009/10, dimana saat itu akhirnya Internazionale keluar sebagai juara.

Dari catatan yang ada, sepertinya ini adalah kesempatan terbaik bagi Pep Guardiola untuk menorehkan trophy Liga Champions ketiganya dari dua klub berbeda. Meski demikian ditengah situasi positif kebangkitan Inter di beberapa pekan belakangan ini, Kevin de Bruyne dkk harus tetap waspada atas ledakan yang bisa dilakukan oleh Lautaro Martinez dkk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun