Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sampdoria Klub Raksasa yang Tidur dan Tak Pernah Bangun Lagi

18 April 2023   14:37 Diperbarui: 20 April 2023   10:00 2308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera tim sepak bola Sampdoria.| Dok Giuseppe Cacace via Kompas.com

Sampdoria terus saja berkibar dibawah Vujadin Boskov, untuk pertama kalinya tim asal Genoa ini merengkuh gelar juara Serie A Italia pada musim 1990/91. Sampdoria keluar sebagai juara usai unggul lima angka dari peringkat kedua, Inter Milan. 

Tim Sampdoria asuhan Boskov kala itu begitu kompak dengan materi pemain-pemain Timnas Italia seperti penjaga gawang Gianluca Pagliuca, bek tengah terbaik Italia Pietro Vierchowod, gelandang botak yang lincah Attlilio Lombardo, serta Roberto Mancini bersama Gianluca Vialli di lini depan. 

Begitu juga legiun asing asal Brazil Toninho Cerezo, gelandang tengah asal Yugoslavia (Slovenia) Srecko Katanec serta Oleksiy Mykhaylychenko gelandang serba bisa Uni Soviet (Ukraina).

Sebagai juara Serie A, Sampdoria berhak tampil di Liga Champions 1991/1992, yang saat itu masih bernama European Cup. Kala itu Sampdoria mampu menembus hingga partai final yang mempertemukan Sampdoria vs Barcelona. 

Ini merupakan final pertama bagi Sampdoria dan yang ketiga bagi Barcelona di pentas tertinggi Eropa. Keduanya sama-sama belum pernah meraih gelar juara.

Dalam laga final yang dimainkan di Wembley Stadium, London. Sampdoria yang terus menggempur pertahanan Barcelona gagal mencetak gol hingga babak tambahan waktu. 

Justru Barcelona yang saat itu diperkuat oleh Ronald Koeman, Josep Guardiola, Hristo Stoichkov dan Michael Laudrup, mampu mencuri gol melalui tendangan bebas yang dieksekusi oleh Ronald Koeman. Sampdoria harus merelakan trofi si kuping besar direbut oleh El Barca untuk pertama kalinya.

Meninggalnya sang pemilik, Sampdoria, Paolo Mantovani membawa perubahan dalam prestasi pasukan Blucerchiati, banyak pemain yang hengkang meninggalkan klub. 

Meski demikian, pasukan yang saat itu dilatih oleh Sven Goran Erikson masih sempat meraih trofi Coppa Italia keempat mereka sepanjang sejarah pada akhir musim 1993/94.

Namun demikian, Sampdoria dibawah kepemilikan Enrico dan kepelatihan Sven Goran Erikson berusaha mendatangkan bintang-bintang muda berbakat untuk mengisi skuad baru mereka, bintang muda Argentina Juan Sebastian Veron dan Ariel Ortega didatangkan ke Luigi Ferraris, begitu juga bintang muda Prancis Christian Karembeu, serta pemain andalan Belanda Clarence Seedorf. 

Namun, kedatangan para pemain baru tersebut tidak bertahan lama, mereka hanya menjadikan Sampdoria sebagai batu loncatan untuk berkarier ke klub lain yang lebih baik saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun