Sebagaimana yang telah menjadi tradisi di Indonesia, mudik yang identik dengan Hari Raya Idul Fitri, kembali akan mewarnai hari-hari menjelang Idul Fitri. Mendekati hari H, jutaan masyarakat terutama para pendatang di kota-kota besar yang ingin berkumpul bersama keluarga di kampung halaman, berbondong-bondong mulai melakukan perjalanan mudik.
Berdasarkan perkiraan dari kementerian perhubungan, jumlah pemudik pada tahun 2023 diprediksi lebih besar dibanding pada 2022. Tahun ini, diperkirakan akan ada sebanyak 123 juta masyarakat yang akan melakukan mudik. Dengan jumlah sekian juta pemudik ini tentu kita bisa membayangkan bagaimana kesemrawutan yang bisa terjadi jika tidak ada persiapan rekayasa lalu lintas yang dilaksanakan secara maksimal.
Bukan itu saja, selain rekayasa lalulintas, tentu diperlukan pula pengaturan penggunaan moda transportasi yang akan dilakukan saat mudik. Pergerakan mudik dalam jumlah yang besar dan di waktu yang bersamaan tentu akan membawa problem bagi pemudik baik dalam hal keselamatan, keamanan maupun kenyamanan.
Di antara berbagai moda transportasi yang digunakan untuk mudik, moda transportasi roda dua (sepeda motor) merupakan moda transportasi yang cukup rawan untuk digunakan, akan tetapi banyak dipilih oleh para pemudik. Pemudik rela menempuh perjalanan panjang ratusan kilometer menuju kampung halamannya demi bertemu sanak saudara dengan menggunakan sepeda motor. Menurut perkiraan, pemudik pengguna sepeda motor bisa mencapai 25,13 juta orang pemudik atau sekitar 20,3 persen dari total perkiraan pemudik tahun 2023 yang mencapai 123,8 juta orang.
Pilihan menggunakan sepeda motor ini oleh pemerintah tidak dianjurkan bahkan tidak dibenarkan, karena pada kenyataannya angka kecelakaan lalulintas terutama sepeda motor terus meningkat setiap tahunnya. Di lain sisi, tradisi mudik di masyarakat untuk bertemu dan berkumpul bersama keluarga kadang menjadi persoalan, karena dihadapkan pada kenaikan harga tiket angkutan umum yang cukup signifikan seiring dengan meningkatnya permintaan.
Disinilah peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk memberikan solusi terhadap persoalan yang melingkupi di seputaran tradisi mudik lebaran ini. Menjawab itu semua, Pemerintah melalui kementerian perhubungan dan bekerjasama dengan berbagai pihak mengadakan program mudik gratis bagi siapapun mereka yang ingin pulang kampung alias mudik lebaran. Ini merupakan program yang sangat membantu dan bisa menjadi solusi dari banyak persoalan di seputar mudik.
Nah, mudik gratis yang diprakarsai oleh pemerintah yang menggandeng banyak pihak untuk ikut berpartisipasi ini tentu di-manage dengan baik dan serius, untuk memberikan jaminan keselamatan, keamanan, kenyamanan serta kelancaran bagi para pemudik yang ikut dalam program mudik gratis.
Mudik gratis menawarkan banyak keuntungan, di antaranya:
- Penghematan Biaya Mudik
Masyarakat yang melakukan mudik tentu tak perlu mengeluarkan ongkos angkutan, kecuali angkutan lokal dari rumah ke stasiun atau terminal dan dari stasiun atau terminal ke tempat tujuan. Bagi peserta mudik gratis dengan sepeda motor, tentu juga hemat bahan bakar dan kondisi sepeda motor terjamin dari kerusakan akibat perjalanan panjang mudik.
- Pemudik Terdata dan Terfasilitasi dengan Baik
Data pemudik terdata dengan baik. Panitia mudik gratis biasanya mensyaratkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK), SIM dan juga STNK bagi pemudik dengan sepeda motor.
Tidak sampai disitu, di hari H keberangkatan, para peserta mudik gratis akan diberikan perlengkapan seperti kaos dan topi, juga ada perbekalan gratis seperti godie bag yang berisi snack dan air minum serta uang saku untuk masing-masing pemudik yang nominalnya cukup selama perjalanan.
- Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan terjamin.
Bus yang digunakan dalam mudik gratis ini tentu terjamin kelayakan jalannya, bersih, ber AC dan tempat duduknya sangat nyaman. Sebelum keberangkatan, panitia akan memastikan peserta yang ikut sudah berkumpul semua. Dan bus akan berangkat saat semua peserta telah terkumpul semua. Peserta mudik juga diberikan arahan mengenai rute perjalanan, waktu pemberhentian, dan lain-lain.
Demikian pula saat di pemberhentian dalam perjalanan, sebelum perjalanan dilanjutkan pengemudi akan selalu mengecek jumlah penumpangnya untuk memastikan tidak ada penumpang yang tertinggal.
So, demi keselamatan, keamanan dan kenyamanan serta kelancaran perjalanan mudik kita, mengapa harus menyusahkan diri ikut bermacet-macetan di jalan raya yang tumplek blek dengan berbagai moda transportasi mulai dari kendaraan kecil hingga kendaraan besar. Pemerintah sudah mengupayakan program mudik aman dan nyaman dan dengan gratis pula, ikutan dong.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H