Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Skandal Barcagate Panaskan El Clasico, Siapa yang Terjengkang

19 Maret 2023   12:39 Diperbarui: 19 Maret 2023   13:45 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ferran Torres dan Eder Militao dalam laga leg 1 Copa Del Rey (Foto AFP/Pierre-Philippe Marcou. via kompas.com)

Atmosfir menghangat yang cenderung panas di Camp Nou jelang duel El Clasico malam nanti. Aroma persaingan kali ini terasa lebih menggigit bukan saja karena keduanya sedang dalam persaingan ketat di tabel klasemen, akan tetapi karena skandal Barcagate yang memanas hingga membuat Real Madrid sampai-sampai membatalkan sesi makan siang bersama yang biasanya dilakukan sebelum El Clasico.

Laga seru tentu saja bakal tersaji malam nanti di Camp Nou, selain aroma balas dendam dari pasukan Los Blancos yang kalah 1-3 di final Piala Super Spanyol dan dipecundangi 0-1 di  Santiago Bernabeu saat keduanya bertemu di leg pertama semifinal Copa Del Rey, laga ini juga penting bagi Blaugrana yang sedang mengejar asa mereka merebut gelar liga Spanyol yang sudah tiga musim berlalu tak pernah lagi singgah di Camp Nou.

Laga ini juga diwarnai dengan anomali yang lucu antara kedua tim, Barcelona yang perkasa di liga namun jeblok di laga Eropa mulai dari kegagalan di Liga Champions hingga harus bermain di laga 'malam jumat' Liga Eropa yang juga menuai kegagalan di babak 16 besar. Sementara itu Real Madrid begitu perkasa di Eropa, lolos ke perempat final Champions dengan kemenangan sempurna atas salah satu raksasa Liga Premier Liverpool, tetapi di LaLiga mereka agak tersendat hingga harus tertinggal jauh 9 poin dari rival abadinya Barca.

Pertahanan kokoh Barcelona yang baru kebobolan 8 gol di LaLiga akan diuji oleh tim dengan produktivitas terbaik di liga Spanyol, Los Blancos sejauh ini telah mencetak 50 gol lebih banyak 3 gol dari Barcelona yang akhir-akhir ini kerap menang dengan skor minim 1-0. Pasukan Xavi Hernandez, yang memiliki keunggulan sembilan poin atas rival mereka ini di puncak klasemen, telah memenangkan 21 dari 25 pertandingan mereka musim ini, dengan hanya sekali kalah dari 16 pertandingan terakhir mereka.

Bagi Barcelona belum semuanya berjalan mulus di musim ini, penampilan domestik mereka yang relatif stabil telah diredam oleh kegagalan dari beberapa penampilan buruk mereka di kompetisi Eropa.

Setelah tak mampu lolos dari babak penyisihan grup Liga Champions untuk kedua kalinya berturut-turut di awal musim, El Barca kemudian tersingkir di babak playoff Liga Eropa oleh Manchester United, memenangkan LaLiga merupakan konsentrasi terbesar mereka saat ini, dan ujiannya ada pada laga El Clasico malam nanti, jika menang langkah Sergio Busquets dkk akan mulus ke tangga juara, tetapi jika kalah mereka harus menata kembali konsentrasi mereka agar tak terkejar oleh Madrid di klasemen.

Sepertinya inti dari permainan Barcelona musim ini ada pada sektor pertahanan dimana gawang Marc Andre ter-Stegen baru kebobolan delapan gol dari 25 laga di liga musim ini, dan ini menjadi catatan rekor pertahanan terbaik di lima liga top Eropa. Kunci dari unit pertahanan Barca terletak pada penampilan brilian dan stabil dari tiga pemain yang menikmati musim terbaik mereka, penjaga gawang Marc Andre ter-Stegen dan bek Ronald Araujo serta Jules Kounde.

Untuk laga malam nanti, kesolidan unit pertahanan Barcelona kembali akan menjadi kunci, dimana Ronald Araujo kembali dipasang sebagai tembok kokoh bagi Vinicius Junior, dibantu oleh Jules Kounde dan siapapun pilihan Xavi di formasi 4-3-3 yang mungkin akan diisi oleh Andreas Christensen dan Alejandro Balde.

Kehilangan Pedri yang belum sepenuhnya pulih dari cedera yang dideritanya akan menjadi persoalan tersendiri bagi Xavi, namun demikian Frankie de Jong, Sergio Busquets dan Gavi juga bukan trio kaleng-kaleng di sektor tengah Barcelona. Xavi Hernandez tentu menginginkan timnya tampil lebih ofensif, memiliki penguasaan bola yang panjang dan menciptakan peluang yang terbuka.

Adapun untuk lini gedor Barca, yang akhir-akhir ini agak melempem Robert Lewandowski tentu masih menjadi andalan Xavi. Ousmane Dembele yang masih belum bisa bermain, demikian juga Ansu Fati yang belum menemukan sentuhan terbaiknya musim ini, menjadikan pilihan Xavi mau tidak mau menurunkan Raphinha dan Ferran Torres menemani Lewandowski. Raphinha sendiri cukup apik sejauh ini dalam penampilannya bersama Barcelona, catatan tersendiri ada pada Ferran Torres yang sepertinya belum bisa memenuhi ekspektasi pelatih dan penggemar.

Di lain pihak, pasukan Don Carletto tidak diragukan lagi tentu berharap bisa membawa keberhasilan Eropa mereka untuk ditularkan dalam penampilan domestik mereka terutama saat melakoni laga El Clasico yang penuh gengsi bagi kedua tim dan dipenuhi aroma balas dendam dari dua kekalahan terakhir El Real dari Barcelona.

Real Madrid sebagai juara bertahan LaLiga sekaligus juara Eropa, datang ke Camp Nou dengan modal yang cukup baik, menyingkirkan Liverpool dari Liga Champions pada Rabu dengan kemenangan 1-0 di leg kedua babak 16 besar yang memastikan kemenangan mereka dengan agregat 6-2.

Meski bertindak sebagai tim tamu, pasukan Carlo Ancelotti bukan tidak mungkin akan bermain agresif dan menguasai penguasaan bola. Sebagaimana penampilan Real Madrid di setiap pertandingan yang selalu memiliki dominasi yang lebih atas lawannya, sama seperti dengan laga kedua tim sebelumnya di Copa Del Rey dimana Barcelona dipaksa menjadi tim antagonis yang terus bertahan dengan hampir tanpa penguasaan bola yang panjang.

Kunci permainan Madrid sebaliknya dari Barcelona ada di lini depan. Karim Benzema yang baru pulih dan Vinicius Junior yang agak menurun akan berjuang menjadi momok bagi Ter Stegen, kecepatan dan kelincahan dari Vini, serta ketenangan dan kematangan dalam penyelesaian akhir Benzema menjadi amunisi Madrid untuk menembus solidnya pertahanan Araujo dan Kounde.

Untuk penguasaan lapangan tengah, Luka Modric yang masih cukup kuat dan lincah dalam usianya yang ke-37 tahun, bersama Toni Kroos mereka bisa menjadi penyeimbang yang sepadan bagi Sergio Busquets dkk. Sementara itu lini belakang Madrid cukup aman dengan keberadaan Eder Militao yang dibantu Eduardo Camavinga atau Antonio Rudiger, mereka akan menjadi tembok bagi Lewandowski dkk.

Kemenangan tentu menjadi target optimis dari Ancelotti untuk tetap memiliki asa merebut treble winner termasuk Copa Del Rey jika menang di leg kedua atas Barcelona juga di Camp Nou nanti. Jika hasilnya tidak berjalan sesuai dengan harapan maka perjuangan mempertahankan gelar Liga Champions akan menjadi satu-satunya fokus Karim Benzema dkk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun