Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ombak Tak Lagi Memanggil

10 Maret 2023   13:19 Diperbarui: 10 Maret 2023   13:30 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perahu-perahu nelayan di tepi tanjung semakin kuyu. Riak ombak di bibir pantai hanya hantarkan debur. Anak camar melayang lesu menatap buih, mencari kelompok ikan yang raib ditelan laut yang tak lagi biru.

Air laut keruh begitu asyik mainkan sampah di bibir-bibir buih, sementara anak-anak nelayan bertelanjang dada dibawa melambung ke langit tanda tanya, memandang sang ayah mengayuh sampannya dengan dayung yang hampir patah.

Mengenang kisah lama di lembar hari yang telah menjadi sejarah, teringat jaring-jaring nelayan yang dulu selalu penuh di setiap hamparannya. Kini telah sobek ditinggal kepak sayap camar yang telah mati kehilangan buruannya.

Dulu beribu-ribu camar terbang menari meninggalkan sarangnya dengan kepak perkasa berebut ikan yang tak kunjung habis. Kini di antara jaring-jaring yang sobek, mereka hanya bisa menyematkan asa di lipatan hari yang menua.

   .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun