Suatu malam saya terbangun dari tidur dan merasakan rasa sakit yang cukup parah di telapak kaki sekitaran jempol kaki kiri saya. Rasanya nyut-nyutan dan terlihat sedikit bengkak, saya pikir saya keseleo atau terkilir tetapi terkilir karena apa? Perasaan sebelum tidur saya tidak melakukan apa-apa dan baik-baik saja.
Sakit di kaki ini sudah mengganggu aktivitas saya, untuk melakukan shalat saja sakitnya luar biasa. Saya pun mengambil inisiatif untuk mengurutnya, karena berpikir ini adalah cedera akibat terkilir atau salah urat istilah kami orang awam. Akan tetapi bukannya sembuh, kaki saya justru bertambah sakit dan bengkak kemerahan.
Karena berpikir ada sesuatu yang tidak wajar dengan sakit yang terasa ini, saya memutuskan untuk melakukan pemeriksaan medis ke puskesmas. Dengan menahan sakit sambil terpincang-pincang saya pun berangkat ke puskesmas rujukan.
Setelah menunggu sebentar untuk urusan administrasi, saya pun bertemu dengan dokter dan mengutarakan keluhan saya tentang kaki yang saya duga terkilir ini. Setelah diperiksa dan beberapa tanya jawab, dokternya berkesimpulan bahwa saya terkena asam urat!
Waduh... Kaget juga seolah tak percaya, bagi kami yang awam ini penyakit asam urat itu adalah penyakit orang kaya dan hobi makan enak, pelahap segalanya tanpa pantangan.Â
Sementara saya walaupun doyan makan, tapi perasaan makannya biasa-biasa saja, mungkin hanya sesekali saja memakan makanan yang dikatakan orang pencetus asam urat.
Didiagnosis menderita asam urat, sebagai orang dengan pemahaman awam tentu saja saya berpikir tentang diet ketat terhadap semua jenis makanan "enak" yang menjadi pantangan bagi asam urat.
Sepertinya semua makanan lezat bisa memicu naiknya asam urat. Makanan kaya purin (senyawa kimia yang dimetabolisme tubuh dapat membentuk asam urat) seperti daging merah, jeroan, makanan laut, sayuran hijau, kacang-kacangan, minuman alkohol, dan kue-kue.
Itu sebabnya mengapa oleh orang awam, penyakit asam urat ini disebut penyakit para raja, karena,selama berabad-abad, hanya seorang raja seperti Henry VIII yang mampu hidup seperti itu dengan memakan makanan enak tanpa batasan dan pantangan. Sekarang siapapun dapat terkena penyakit itu, makanan enak dan lezat tersedia di mana-mana tinggal pilih mau makan apa yang penting ada dananya.
Jika saya tidak ingin rasa sakit yang menyiksa dan sangat mengganggu semua aktivitas ini terus bersarang di kaki saya dan juga di bagian tubuh saya lainnya, saya harus berhenti dari hampir semua yang saya suka, makan Coto Makassar, Chinese food, sea food dan kue-kue tradisional Bugis yang selalu menggoda, juga sayur-sayuran hijau seperti bayam, kangkung dan lainnya yang selama ini selalu ada dalam daftar menu harian saya.