Final Australia Open 2023 menjadi sebuah pertarungan antar generasi. Novak Djokovic yang mewakili generasi penguasa lapangan tenis dunia (mantan petenis nomor 1 dunia) di dua dasawarsa terakhir bersama Roger Federer, Rafael Nadal dan juga Andy Murray akan ditantang oleh petenis next gen Stefanos Tsitsipas yang merupakan generasi berikutnya yang akan merajai tenis dunia bersama nama-nama seperti Daniil Medvedev, Alexander Zverev, Carlos Alcaraz ataupun Casper Ruud.
Final ideal di Australia Open edisi kali ini tidak saja memperebutkan trofi juara, pemenang partai final sekaligus akan menjadi petenis nomor 1 dunia di peringkat ATP.
Bagi Nole panggilan akrab Djokovic Australia Open ibarat singgasananya. Yah, Nole adalah raja di Melbourne Park dengan sembilan gelar juara. Ia mengejar gelar kesepuluhnya di turnamen ini sekaligus gelar turnamen Grandslam ke-22 untuk menyamai prestasi Rafael Nadal sebagai pemegang gelar Grandslam terbanyak.
Sementara itu bagi Tsitsipas, Australia Open menjadi salah satu turnamen Grandslam yang cukup friendly sebelum menjejak final tahun 2023 ini, Tsitsipas tiga kali mencapai babak semifinal (2019, 2021, 2022) sejak debutnya di babak kualifikasi Australia Open 2017. Ini juga merupakan final turnamen Grandslam kedua bagi Tsitsipas, setelah sebelumnya mencapai final di France Open 2021 saat itu Tsitsipas harus mengakui keunggulan Novak Djokovic dalam duel panjang 5 set yang mendebarkan.
Perjalanan menuju final bagi kedua petenis terbilang mudah terutama bagi Djokovic yang selalu merebut kemenangan tanpa kehilangan satu set pun, kecuali di putaran kedua saat dipaksa bermain 4 set oleh petenis Prancis Enzo Couacaud. Sementara itu Tsitsipas sempat dipaksa bermain 5 set di putaran keempat oleh Jack Sinner.Â
Di semifinal saat bersua dengan Karen Khachanov, Tsitsipas yang di atas angin sempat kecolongan di set ketiga, unggul 5-3, tetapi berhasil disalip dan kalah dalam tiebreak, beruntung di set keempat Tsitsipas tak mengulang kesalahan dan berhasil maju ke final untuk menantang salah satu maestro tenis dunia, Novak Djokovic.
Dalam laga final ini, tidak ada yang meragukan peluang Novak Djokovic untuk merebut kemenangan, dari statistik head to head kedua petenis Novak unggul 10-2, salah satu kekalahan Tsitsipas dari Djokovic adalah di final France Open 2021 yang dramatis, unggul lebih dulu 2-0 namun tersusul 2-2 dan akhirnya menyerah di set ke-5 dengan 4-6.
Pertanyaan yang paling menarik adalah mampukah Tsitsipas mengalahkan Djokovic yang tampaknya masih selalu on fire?. Tentu menarik untuk kita simak, pertarungan kedua petenis ini tidak saja pertarungan antar generasi tetapi juga pertarungan gaya main.
Kalau kita melihat gaya main Tsitsipas tentu mengingatkan kita pada gaya Roger Federer, backhand satu tangan, pukulan forehand serta ketenangan Tsitsipas betul-betul membawa kita seperti melihat kembali Federer bermain.
Tsitsipas dengan semangat mudanya dalam perjalanan menuju final tampil begitu dinamis, bugar, dan lincah, serta penuh konsentrasi. Servis geledek, forehand masif, backhand  serta voli tajam, dan overhead konklusif. Dan semua itu akan menjadi senjata yang ia butuhkan untuk meladeni permainan Djokovic.
Kemampuan Tsitsipas untuk membobol garis pertahanan baseline lawannya adalah senjata yang diandalkannya untuk menyerang lawan yang berada di baseline. Bisakah itu berlaku dalam duel kontra Djokovic yang terkenal sebagai pemain baseline andal?.
Tentu saja Tsitsipas harus kuat bertahan di permainan reli dasar dalam menghadapi Djokovic dan berusaha memenangkan bagiannya, dengan melakukan serangan depan net. Seperti yang telah dilihat dunia selama lebih dari satu dekade ini, bermain dari baseline adalah permainan yang tidak nyaman dimainkan oleh banyak petenis saat menghadapi Djokovic.
Secara teori, merangsek ke depan memperpendek jarak, dan melakukan tekanan tampaknya merupakan taruhan terbaik bagi Tsitsipas, dan mungkin satu-satunya harapannya untuk mengimbangi determinasi Novak. Namun, Tsitsipas juga tetap harus yakin dengan senjata forehand terukur dan tembakan backhandnya sambil menanti timing yang tepat untuk merangsek ke depan net.
Satu modal tambahan bagi Tsitsipas adalah dukungan dari penonton Yunani-Aussie di Rod Laver Arena. Sementara Djokovic sebagaimana yang sering kita lihat selalu sangat minim dukungan penonton.
Terlepas dari berbagai kontroversi yang kerap ditunjukkan Tsitsipas seperti pelatihan ilegal, istirahat kamar mandi yang berlarut-larut, dan semacam ketidakpedulian yang disengaja terhadap segala sesuatu di sekitarnya, termasuk aturan permainan dan rasa keadilan bagi lawannya. Penonton sangat menginginkan Tsitsipas akan menjadi juara baru di Rod Laver Arena atau setidaknya memberikan perlawanan seru dan sengit hingga akhir.
Apakah Djokovic kembali akan menancapkan dominasinya di pentas elit tenis dunia dengan kembali menjadi petenis nomor satu dunia?. Ataukah Tsitsipas yang akan menjejakkan kakinya ke level elit tenis. Tsitsipas petenis berdarah Yunani - Soviet telah mengukir banyak catatan apik sebagai petenis pertama Yunani yang mencapai level seperti yang ditorehkan Stefanos saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H