Kemudian daripada itu, sepertinya tidak ada strategi "brilian" yang diterapkan oleh Shin Tae-yong untuk menajamkan tombaknya yang mandul. Gambaran yang begitu nyata dari situasi tersebut dapat kita lihat di laga terakhir kontra Vietnam, begitu banyak peluang matang yang terbuang percuma bukan hanya karena ketidak tenangan pemain tetapi karena strategi penyelesaian yang tidak tepat. Terlebih lagi kebuntuan yang dihadapi Timnas tidak direspon secara kreatif oleh pelatih, permainan tetap monoton seperti sebelumnya, dan dengan banyak kegagalan tak ada pergantian pemain, kecuali Rahmat Iriyanto yang digantikan Ricky Kambuaya karena memang cedera. Tiga pergantian pemain lainnya di menit-menit akhir injury time hanya sekadar membuang waktu saja.
Sudah saatnya PSSI move on dari eforia semu yang ditawarkan Shin Tae-yong. Tanpa mengurangi rasa hormat dan kebanggaan dari apa yang telah diberikan oleh pelatih STY, sudah pantas kiranya PSSI memberi suasana baru di Timnas merah putih, tetapi dengan catatan pelatih baru itu harus lebih baik dari Shin Tae-yong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H