Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Don't Cry for Argentina, Masih Ada Peluang

22 November 2022   23:29 Diperbarui: 22 November 2022   23:32 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Sontekan Saleh Al Shehri melewati blok Cristian Romero (Reuters) 

Arab Saudi sukses menyamakan kedudukan pada menit ke-48 melalui Saleh Al-Shehri, pemain depan berusia 29 tahun yang bermain untuk Al Hilal, memanfaatkan kelengahan pemain Tottenham Hotspur, Christian Romero yang tidak bereaksi cukup cepat untuk memblok tembakannya, sepakan menyamping Al Shehri, tak mampu dijangkau oleh upaya penyelamatan kiper Aston Villa, Emi Martinez.

Hanya lima menit berselang, Salem Al Dawsari menghukum barisan pertahanan Argentina yang bermain buruk. Beraksi di sisi kiri kotak penalti, Salem Al Dawsari mengelabui tiga pemain Argentina sebelum melepas sepakan melengkung ke sudut yang tak terjangkau Emiliano Martinez.

Kekalahan Tim Tango ini mengingatkan kita pada kekecewaan Perancis sebagai Tim unggulan yang merupakan juara bertahan di Piala Dunia 2002, saat ditaklukkan Senegal 1-0.  

Kekalahan ini juga mengingatkan kembali pada Piala Dunia 1990 ketika Argentina dikejutkan oleh Kamerun di babak grup, dimana mereka sebagai juara bertahan kalah 0-1 dari tim debutan melalui gol semata wayang yang dicetak oleh Francois Omam Biyick. Meski akhirnya Argentina tetap berhasil mencapai final tetapi dikalahkan oleh Jerman Barat.

Catatan ini merupakan kekalahan pertama bagi Argentina di Piala Dunia setelah mencetak gol lebih dulu sejak terakhir kali di tahun 1958 saat kalah melawan Jerman Barat. Ini juga menjadi catatan kekalahan pertama mereka setelah unggul di babak pertama, sejak pertemuan final mereka melan Uruguay di tahun 1930.

Dan bagi Arab Saudi sendiri, apakah dengan kemenangan ini akan membawa mereka meraih berkah sebagaimana tiga tim terakhir yang mengalahkan Argentina di Piala Dunia akan menjadi pemenang atau setidaknya finalis Piala Dunia, seperti Jerman yang mengalahkan Argentina menjadi Juara di 2014, kemudian Prancis yang mengalahkan Argentina dan juara di 2018 serta Kroasia yang juga mengalahkan Argentina dan menjadi Finalis Piala Dunia 2018.

Meski terlihat sebagai kejutan, kekalahan yang diderita oleh Pasukan Lionel Scaloni sudah sepantasnya mereka rasakan, keunggulan cepat yang mereka peroleh membuat mereka begitu jumawa dan sepertinya menganggap remeh kekuatan lawan. 

Pelatih Scaloni, seperti tidak punya skema bermain untuk menembus dan membongkar pertahanan lawan yang bermain dengan pertahanan garis tinggi untuk menjebak offside. Yang ada mereka terus saja mengulang dan mengulang untuk tetap terjebak offside yang membuyarkan peluang mereka menambah gol.

Selain itu rata-rata pemain Argentina bermain di bawah standar dengan rating di bawah 5 dalam skala 1-10, hanya Messi yang sedikit lumayan dengan rating 5,6. 

Pemain Argentina lebih cenderung bermain individual, kerjasama antar pemain lewat sentuhan 1-2 untuk membongkar pertahanan rapat lawan begitu jarang terlihat. Termasuk Angel de Maria yang bermain terlalu banyak gocek daripada bermain satu-dua terutama dengan Messi. Beberapa kali kesempatan De Maria untuk memberi bola ke Messi namun tak dilakukannya.

Kekalahan ini tentulah belum menjadi kiamat bagi pasukan Scaloni, mereka masih tetap menjadi salah satu tim unggulan yang bisa menjuarai Piala Dunia kali ini. Akan tetapi mereka butuh banyak perbaikan dan introspeksi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun