Kali ini kita akan mengulas salah satu tim yang kerap diunggulkan memenangkan piala dunia oleh banyak orang. Salah satu kekuatan besar sepakbola Amerika Latin, selain Brazil. Siapa lagi kalau bukan La Albiceleste atau Argentina.
Argentina selalu memiliki pemain-pemain yang hebat di setiap generasinya, bahkan tim yang juga dijuluki tim tango ini telah banyak melahirkan pemain-pemain yang melegenda di dunia sepakbola.
Prestasi Timnas Argentina di Piala Dunia cukup mentereng, mereka telah memenangkan dua kali gelar juara dunia pada tahun 1978 dan 1986, selain itu mereka tiga kali gagal di babak final, pada tahun 1930 kalah 4-2 dari tuan rumah Uruguay.Â
Pada 1990 kalah 1-0 dari Jerman (Barat), dan terakhir pada tahun 2014 kembali kalah dengan skor sama 1-0 oleh Jerman.
Begitu juga di kejuaraan level konfederasi Amerika Latin, Argentina merupakan tim tersukses yang memenangkan gelar terbanyak Copa America, mereka menang 15 kali dan juga memenangkan 'ekstra' Kejuaraan Amerika Selatan pada tahun 1941, 1945 dan 1946.
Selain itu, Argentina juga memenangkan enam dari 14 kompetisi sepak bola di Pan American Games, menang dalam 1951, 1955, 1959, 1971, 1995 dan 2003.
Di kancah olimpiade, Argentina juga telah memenangkan turnamen sepak bola Olimpiade di Athena 2004 and Beijing 2008.
Bersama dengan Perancis, Argentina adalah satu dari dua tim nasional yang telah memenangkan tiga gelar juara paling penting yang diakui oleh FIFA, Piala Dunia, Piala Konfederasi, dan Olimpiade.
Tim negeri tango kini sedang dalam performa terbaik mereka, sukses mencatatkan 34 pertandingan tanpa kekalahan. Dimana, mereka mengukir 23 kali kemenangan dan 11 kali hasil imbang.
Kekalahan terakhir Argentina dialami saat melakoni laga semifinal Copa America edisi 2019 kontra Brasil. Saat itu mereka menyerah kalah dengan skor 0-2 lewat gol yang dicetak Gabriel Jesus dan Roberto Firmino.
Di Piala Dunia Qatar 2022, Argentina bergabung di grup C, bersama Arab Saudi, Mexico, dan Polandia.
Sebuah grup yang mungkin cukup ringan, akan tetapi sebagaimana seperti sebelum-sebelumnya tidak ada yang mudah di piala dunia, selalu saja ada kejutan dari tim-tim Underdogs yang bisa menjungkalkan tim unggulan.
Lawan pertama Argentina di fase grup adalah Arab Saudi, yang belum pernah menang di turnamen Piala Dunia. Ini adalah turnamen piala dunia keenam kalinya yang diikuti oleh Arab Saudi yang lolos ke Piala Dunia tahun 1994, 1998, 2002, 2006, 2018 dan 2022 ini.
Secara peringkat FIFA kedua tim berada pada level yang cukup jomplang, Argentina di peringkat 3, sementara Arab Saudi ada di posisi ke-51.
Head to head kedua kesebelasan, Argentina unggul dengan 1 kemenangan dan sekali imbang dari dua laga pertemuan kedua tim.
Duel Argentina kontra Arab Saudi yang pertama terjadi saat kedua tim bertemu di final piala konfederasi FIFA pertama. Saat itu, Argentina mengalahkan Arab Saudi yang menjadi tuan rumah turnamen dengan skor 3-1 di Riyadh tahun 1992.
Di pertemuan kedua, Argentina mendapatkan hasil yang kurang memuaskan dalam laga persahabatan kontra Arab Saudi di King Fahd International Stadium, pada 15 November 2011. Argentina yang saat itu diasuh Alejandro Sabella hanya mampu bermain imbang tanpa gol.
Melihat dari catatan statistik diatas, Argentina sangat pantas untuk memenangkan laga kontra Arab Saudi. Namun demikian, Lionel Messi cs tidak boleh jumawa dan menganggap enteng lawan, piala dunia sering kali melahirkan kejutan apalagi di laga-laga pembuka, dan Argentina kerap kali merasakan hasil minor di laga pertama piala dunia mereka.
Lawan berikutnya bagi Argentina adalah Mexico. Timnas Mexico yang menempati peringkat 13 FIFA merupakan salah satu lawan yang diperhitungkan oleh skuad Lionel Scaloni.
Meski dari statistik head-to-head, timnas Argentina yang sangat superior ketika bertemu El Tri, julukan timnas Meksiko. Namun, bahkan pemain sekelas Lionel Messi pun mengakui, jika Meksiko merupakan rival paling berat yang bakal dihadapi Argentina pada Piala Dunia Qatar 2022.
Secara resmi, total kedua negara ini telah bertemu 35 kali di mana Argentina mendominasi dengan 16 kali kemenangan, sementara itu Meksiko lima kali mengalahkan La Albiceleste. Dan 14 pertemuan lainnya berakhir imbang.
Catatan kemenangan terbesar Albiceleste melawan El Tri terjadi di pertemuan terakhir mereka pada pertandingan persahabatan yang berlangsung pada 11 September 2019. Kala itu Argentina menang 4-0 lewat hattrick Lautaro Martinez dan satu gol Leandro Paredes yang dicetak dari titik penalti.
Sementara itu, kemenangan terakhir Mexico atas Argentina terjadi di ajang Copa America pada 10 Juli 2004. Kala itu Mexico menang 1-0 di babak penyisihan grup melalui gol Ramon Morales.
Lawan terakhir Argentina di fase grup adalah Polandia. Secara keseluruhan head to head Argentina vs Polandia, keduanya telah bertemu sebelas kali, dimana Argentina menang 6 kali, 2 kali berakhir imbang dan tiga lainnya dimenangkan oleh Polandia.
Kedua kesebelasan telah bertemu dua kali di ajang piala dunia. Di piala dunia 1974 yang berlangsung pada 16 Juni 1974, Polandia mampu meredam Argentina di babak pertama dengan skor ketat 3-2. Argentina kemudian membalas kekalahannya di piala dunia 1978 di Argentina, di laga yang berlangsung pada 15 Juni 1978, Argentina menang 2-0 atas Polandia pada fase penyisihan babak kedua.
Pertemuan terakhir kedua tim terjadi di laga persahabatan pada 5 Juni 2011. Saat itu Polandia menang 2-1 atas Argentina.
Dari statistik pertemuan antara kedua kesebelasan, keunggulan sedikit ada di kubu Argentina, akan tetapi semua kemungkinan bisa saja terjadi, siapa yang lengah dia yang menangis.
Dari komposisi skuad Argentina memiliki cukup banyak stok untuk dibawa ke Qatar. Nah problem utama bagi Lionel Scaloni dalam meramu timnya adalah sebagian besar pemainnya adalah pemain inti di klub-klub elit Eropa, yang memiliki iklim kompetisi yang ketat dan berat. Sehingga ada kerentanan dalam hal cedera dan juga kebugaran fisik serta waktu adaptasi secara tim.
Di posisi penjaga gawang, untuk saat ini tempat utama ada pada penjaga gawang Aston Villa, Emiliano Martinez.
Kemudian Franco Armani yang saat ini bermain untuk River Plate sepertinya masih akan menjadi pilihan Scaloni.
Untuk posisi penjaga gawang ketiga, Juan Musso sebenarnya punya kans untuk terpilih, namun faktor cedera bisa saja menggagalkannya, pilihan alternatif akan ada pada kiper Villareal, Geronimo Rulli, dan kiper Eindhoven, Walter Benitez.
Di barisan belakang, Argentina tidak kekurangan bek-bek tangguh, bek yang tangguh dalam bertahan serta kuat dalam membantu penyerangan.
Lisandro Martinez, Nicolas Tagliafico, Nahuel Melina, German Pezzela, Marcos Acuna, Gonzalo Montiel, Cristian Romero, Juan Foyth akan menjadi pilihan utama Scaloni, namun demikian nama-nama seperti Nicolas Otamendi, Facundo Medina serta Marcos Senesi juga bisa bersaing untuk dibawa serta ke Qatar.
Di sektor tengah, kedalaman skuad yang dimiliki Scaloni cukup menjanjikan. Nama-nama seperti Rodrigo de Paul, Giovanni Lo Celso, Alejandro Palacios, Guido Rodriguez, Leandro Paredes, Nico Gonzalez, Joaquin Correa sepertinya akan mendapat tempat di tim.
Begitu juga pemain seperti Alexis Mac Allister, Julian Alvarez, Manuel Lanzini dan Enzo Fernandez punya peluang untuk masuk ke dalam tim Scaloni.
Lini depan Albiceleste sudah pasti akan dipimpin oleh La Pulga, Lionel Messi. Disini Messi tentu akan tampil all-out, mengingat ini mungkin adalah piala dunia terakhirnya sebelum pensiun dari sepakbola.
Messi akan didampingi oleh kompatriotnya, sebut saja Angel de Maria, Lautaro Martinez, Papu Gomez, Angel Correa, dan Paulo Dybala. Jika masih dibutuhkan tambahan pemain Mauro Icardi serta Sergio Aguero mungkin saja dipanggil oleh Scaloni.
Dengan melihat statistik terakhir Argentina, serta komposisi pemain yang dimiliki oleh Scaloni, Argentina diprediksi bisa menjadi penantang serius untuk merebut piala dunia 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H