Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Dunia 2022: Perancis dan Kutukan Juara Bertahan

8 Oktober 2022   21:10 Diperbarui: 8 Oktober 2022   21:12 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelaran piala dunia 2022 sudah di depan mata, hitungan mundur tinggal 43 hari lagi. Tim-tim peserta tentu sudah hampir final mempersiapkan skuad yang akan mereka bawa ke Qatar.

Rangkaian uji coba untuk mendapatkan gambaran tim inti sudah mereka lakukan. Sepertinya komposisi pemain mungkin sudah ada, perubahan mungkin saja terjadi jika ada faktor cedera pada pemain yang akan dibawa oleh pelatih.

Menarik untuk melihat bagaimana kesiapan 32 tim peserta dalam menghadapi gelaran empat tahunan yang selalu dinanti oleh seluruh pencinta bola di dunia ini.

Edisi pertama ini, saya coba mengulik bagaimana kesiapan Timnas Perancis sebagai juara bertahan. Perancis yang tergabung di grup D, Piala Dunia 2022, bersama Denmark, Tunisia, dan Australia.

Dalam rangkaian laga yang telah dilakoni oleh pasukan yang berjuluk Le Coq Gaulois ini, di gelaran UEFA Nations Timnas Prancis menghadapi masalah besar. 

Mereka hanya memetik satu kali kemenangan dari enam pertandingan menghadapi Kroasia, Austria, dan salah satu calon mereka di grup D, Denmark.

Juara Piala Dunia 2018 ini bersiap dalam sebuah misi untuk mempertahankan gelar juara yang mereka pegang. Namun, Les Blues semakin tak meyakinkan setelah dalam pertandingan terakhir dipecundangi oleh Denmark 0-2 di UEFA Nations League.

Jika melihat dari penampilan pasukan Didier Deschamps di liga negara Eropa, orang-orang pantas untuk meragukan kesiapan mereka untuk mempertahankan gelar yang mereka pegang.

Dari enam laga, Perancis menelan tiga kekalahan, dimana dua diantaranya didapatkan dari Denmark yang merupakan lawan mereka di grup D, sementara satu kekalahan lainnya diderita dari Kroasia yang juga merupakan tim finalis Piala Dunia 2022.

Perancis hanya meraih satu kemenangan (2-0) atas Austria yang menempati juru kunci di grup mereka, dua laga lainnya berakhir imbang (1-1) dengan Kroasia dan Austria.

Didier Deschamps harus bekerja keras untuk menyeleksi pemain yang akan dipanggilnya untuk memenuhi kuota 28 pemain yang diizinkan FIFA untuk dibawa ke Piala Dunia 2022.

Bukan apa-apa, Didier Deschamps tidak saja dihadapkan pada masalah cedera dan kebugaran yang dialami pemainnya, akan tetapi ada beberapa pemain inti yang kurang mendapatkan menit bermain di klubnya, ini tentu akan menjadi problem tersendiri bagi kesiapan pemain, baik secara mental maupun teknis permainan.

Dalam laga terakhir melawan Denmark, lini serang Perancis terlihat melempem. Kylian Mbappe dan Oliver Giroud kurang maksimal. Antoine Griezmann demikian pula tampil kurang menggigit, sepertinya karena selama pindah kembali ke Atletico Madrid, Greizmann kurang mendapatkan menit bermain.

Adapun opsi penyerang lain, Perancis dihantui dengan sejumlah masalah cedera yang dihadapi pemainnya. Karim Benzema yang absen membela Perancis maupun Real Madrid klubnya karena mengalami cedera paha. Juga Ousmane Dembele yang kurang fit sehingga tidak diturunkan di laga tersebut, meski sebenarnya Dembele tersedia di bangku cadangan.

Opsi pemain lini depan yang lain juga masih perlu tambahan menit bermain untuk dapat mengisi peran pemain inti yang kemungkinan absen, Christopher Nkunku, Kingsley Coman dan Wissam Ben Yedder  harus memanfaatkan betul kesempatan bermain mereka di liga untuk menambah kematangan.

Lini depan bukan satu-satunya masalah dari pasukan Didier Deschamps menjelang Piala Dunia 2022.

Di lini belakang pun Perancis masih belum solid sebagaimana kesolidan lini belakang Perancis yang pernah sangat kokoh dan sulit untuk ditembus. Didier Deschamps dihadapkan pada pilihan formasi dengan menempatkan tiga atau empat pemain belakang.

Jules Kounde, Presnel Kimbempe, Ibrahim Konate dan Lucas Hernandez masih belum kokoh dalam meredam serangan cepat lawan. Rafael Varane yang kurang mendapat tempat di Manchester United akan sangat riskan kalau coba dipasang sebagai bek tengah dalam formasi 3-4-1-2, demikian juga Dayot Upamecano.

Pemain pelapis lainnya seperti Lucas Digne di sayap kiri, Wiliam Saliba dan juga Moussa Diaby masih harus menunjukkan kemampuan lebihnya saat mendapatkan tempat tampil di klub.

Di lini tengah pun sama juga, Perancis bukannya tanpa masalah, N'Golo Kante juga mulai kehilangan sentuhan karena cedera. Sementara duo Real Madrid, Aurelien Tchouameni dan Eduardo Camavinga belum mampu mencuri perhatian, sepertinya karena jam terbang di klub yang masih terbatas.

Lini tengah Prancis sangat merindukan keperkasaan N'Golo Kante, yang telah absen membela Chelsea hampir sepanjang musim ini karena berbagai masalah cedera, serta masalah yang berkembang selama beberapa tahun terakhir di Chelsea.

Hal serupa juga terjadi pada Paul Pogba. Cedera lutut yang dialaminya membuatnya tidak bisa bermain selama berbulan-bulan. Dia terancam absen di Piala Dunia. Adrien Rabiot dan Ferland Mendy juga tak fit sehingga kedalaman skuad Prancis makin tergerus.

Di posisi penjaga gawang, Perancis bertumpu pada kesiapan penjaga gawang Tottenham Hotspur, Hugo Lloris. Akan tetapi di posisi pelapis, Mike Maignan yang jarang turun memperkuat AC Milan tentu sangat meragukan apalagi jika mengingat beberapa blunder yang kerap ia lakukan saat turun bermain. Begitu juga dengan kiper Westham United Alphonse Areola yang jarang mendapatkan menit bermain di klub.

Didier Deschamps memiliki alternatif penjaga gawang Alban Lafont serta Steve Mandanda. Tetapi Lafont sepertinya juga masih butuh jam terbang sementara itu Mandanda meski cukup berpengalaman akan tetapi sudah cukup berumur, 37 tahun.

Perkiraan 28 pemain yang akan dibawa Didier Deschamps sbb:
Penjaga gawang: Hugo Lloris, Alphonse Areola, Mike Maignan dengan kemungkinan Steve Mandanda menggantikan Maignan.

Belakang: Jules Kounde, Presnel Kimbempe, Ibrahim Konate, Rafael Varane, Lucas Hernandez, Benjamin Pavard, Dayot Upamecano, Lucas Digne, William Saliba, Moussa Diaby.

Tengah: N'Golo Kante, Aurelien Tchouameni, Eduardo Camavinga, Adrien Rabiot, Ferland Mendy, Theo Hernandez, Matteo Guendouzi, Christopher Nkunku, Kingsley Coman.

Depan: Kylian Mbappe, Karim Benzema, Oliver Giroud, Antoine Griezmann, Ousmane Dembele, Wissam Ben Yedder.

Bagaimana peluang Perancis di fase grup? Berada bersama Denmark, Tunisia dan Australia di grup D, sebagai tim dari pot 1, Perancis tentu harus lolos dari penyisihan grup.

Meski demikian, Perancis tak boleh lengah, dua kali kalah dari Denmark di UEFA Nations adalah sinyal waspada bagi Mbappe cs, bukan tidak mungkin hal itu bisa terulang kembali di fase grup Piala Dunia kali ini.

Menghadapi Tunisia seharusnya menjadi laga mudah bagi pasukan 'ayam jantan' dari statistik pertemuan kedua tim, keduanya telah bertemu dua kali, dengan hasil pertama, Perancis menang 3-1 dan kedua bermain imbang 1-1.

Selanjutnya dalam laga ujicoba terakhir, Perancis menang dua kali atas tim Afrika masing-masing 2-1 atas Pantai Gading serta 5-0 atas Afrika Selatan. Namun demikian Perancis mesti tetap harus waspada terhadap kebangkitan pasukan 'elang kartago' yang ditukangi Jalel Kadri.

Ada dua pemain Tunisia yang perlu mendapat perhatian dari pasukan Deschamps, yakni Hannibal Mejbri dan kapten tim Wahbi Khazri. Hannibal Mejbri pemain belia Tunisia yang merupakan pemain MU yang saat ini dipinjamkan ke Birmingham menjadi sosok yang dinantikan aksinya di Piala Dunia 2022.

Sementara itu, Presnel Kimbempe cs di lini belakang perlu waspada terhadap Wahbi Khazri, pemain berpengalaman Tunisia yang telah malang melintang bermain di liga 1 Perancis, yang saat ini membela Montpellier. Khazri tentu sangat paham dengan sepakbola Perancis dan bisa saja membawa mimpi buruk bagi sang juara bertahan.

Lawan termudah Perancis adalah Australia, mereka akan bertemu dalam pertandingan pertama grup. Kemenangan melawan Australia akan menjadi harga mati bagi Perancis. Tergelincir di partai pertama adalah alamat pulang lebih awal.

Satu hal menarik dalam pagelaran Piala Dunia adalah kutukan juara bertahan yang gagal lolos dari fase grup. Kutukan tersebut bermula dari Timnas Perancis sendiri yang gagal di Piala Dunia 2002 setelah menjadi juara di 1998. Piala Dunia 2002 dimenangkan Brazil yang ditahun 2006 masih lolos hingga ke perempatfinal.

Tapi sejak piala dunia 2006, belum ada tim yang berhasil lolos grup usai menjadi juara di edisi Piala Dunia sebelumnya. Setelah Prancis (1998), lalu ada Italia (2006) kemudian Spanyol (2010) dan Jerman (2014) yang juga gagal lolos dari grup di gelaran Piala Dunia di edisi berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun