Pecco Bagnaia kembali mencatatkan hasil menggembirakan di MotoGP, keberhasilan ketiganya secara berturut-turut memenangkan race MotoGP memungkinkan pebalap asal Piedmont Italia itu untuk mendekati poin Fabio Quartararo yang sementara memimpin klasemen balapan MotoGP 2022.
Pecco telah memanfaatkan dengan baik kesempatan menang di trek Zeltweg Circuit yang tidak menguntungkan bagi Yamaha. Pecco merebut kemenangan kelimanya di musim ini, meski masih tertinggal 44 poin dari Quartararo, namun penampilan impresifnya telah menghapus kehilangan poin yang sebelumnya banyak dilakukannya.
Ambisi Francesco Bagnaia di Austria MotoGP hanya satu yaitu untuk menang. Dan hasilnya dia memang berhasil menang.Â
Dengan catatan kemenangan ini Pecco mencatat kemenangan untuk ketiga kalinya berturut-turut, dimana prestasi ini mampu menyamai torehan yang pernah dilakukan pebalap andalan Ducati pada masanya, Casey Stoner yang melakukannya pada 2007 dan 2008, Casey Stoner sendiri merupakan satu-satunya pebalap juara dunia di "kelas utama" dengan sepeda motor dari Borgo Panigale.
Sebuah hasil yang dengan nyata memberi tekanan bagi Quartararo dalam persaingan memperebutkan pemimpin klasemen balapan musim 2022 ini. Sebuah perburuan gelar yang menarik bakal tersaji dan semakin panas di putaran berikutnya pada MotoGP San Marino di Misano, pada 4 September. Tentu saja, dengan tertinggal 44 poin, maka tidak akan ada lagi bagi Pecco untuk melakukan kesalahan sekecil apapun.
Sebuah peringatan, bagi Pecco Bagnaia, yang melihat mimpi juara dunianya sirna akibat kecelakaan lima lap sebelum finis di MotoGP San Marino 2021, yang akhirnya memberikan gelar kepada Quartararo dengan dua balapan tersisa.
Begitu banyak sorotan, di track Red Bull Ring. Bagnaia memimpin dari awal hingga akhir tanpa cacat, Bagnaia menunjukkan ketenangan yang luar biasa bahkan saat mengetahui bagaimana di saat-saat menjelang akhir balapan Quartararo menunjukkan akselerasi dan manuver yang mendebarkan untuk mengejar.
Bagnaia akhirnya finish duluan di depan Quartararo dan Jack Miller. Balapan yang lima besar finisnya didominasi oleh Ducati, apalagi jika seandainya Enea Bastianini dan Jorge Martin tidak mengalami insiden kecelakaan sebelumnya.Â
Dominasi Ducati hanya bisa diimbangi oleh Quartararo bukan oleh Yamaha, Aprilia, KTM dan juga Honda serta Suzuki yang semakin melempem sejak memutuskan akan hengkang dari MotoGP mulai musim depan.
Keseruan balapan di Zeltweg Circuit diwarnai oleh ambisi Ducati untuk merebut gelar juara dunia yang hanya pernah ditorehkan oleh Casey Stoner terakhir kali di tahun 2007 silam. Kali ini Ducati berharap banyak pada Bagnaia yang musim lalu nyaris melakukan itu.
Meski sekarang mendominasi dengan kekuatan motornya, namun harapan besar itu hanya ada pada Bagnaia yang masih tertinggal 44 poin dan berada di posisi ketiga. Ducati bersama Bagnaia dan pasukan pengendaranya, diharapkan untuk bisa menjaga dan menghadang Quartararo setidaknya untuk posisi podium.Â
Tetapi Quartararo masih cukup tangguh untuk merebut posisi podium meski hanya podium kedua yang hanya berjarak satu tarikan napas dari pemenang.
Sayangnya, skema "permainan tim" Ducati tidak bisa berjalan mulus, kesempatan yang hilang bagi Ducati saat Pecco berhasil memimpin balapan didepan bersama Jorge Martin dan Jack Miller, tetapi akhirnya harus menelan pil pahit karena tidak berhasil menjaga Quartararo yang menyodok di jelang akhir balapan.Â
Enea Bastianini yang diharapkan dapat berbuat banyak dengan memulai start dari pole, tetapi tertimpa sial setelah menabrak trotoar yang menyebabkan velg depannya sampai bengkok, begitu juga Jorge Martin yang tergelincir dan beruntung masih bisa finish untuk merebut 6 poin.
Perang adu kecepatan antara Bagnaia dan Quartararo begitu sengit. Di 10 lap terakhir, hanya sekali di lap 26, Bagnaia lebih cepat dari rivalnya itu. Namun dari catatan sejak awal balapan, Bagnaia mendominasi, pada lap pertama dengan start berdiri Bagnaia mencatat waktu 1'33.687 melawan Quartararo yang mencatat waktu 1'35.575.
Di lap kedua, Bagnaia semakin cepat dengan catatan waktu 1'30.519, masih unggul dari Quartararo yang mencatat waktu 1'30.793. Lap ketiga, selisih waktu kedua pebalap semakin tipis 1'30.315 Bagnaia, dan 1'30.356 Quartararo.
Quartararo tampil luar biasa pada lap 7, ia melahap lintasan dengan catatan waktu 1'29,993 melawan 1'30.396 milik Bagnaia. Begitu juga pada lap 9, Quartararo 1'29,993 sementara Bagnaia 1'30.185 Bagnaia.Â
Namun, pada lap 12 Bagnaia melakukan manuver cantik untuk membuat alur dengan membuat lap tercepatnya dan mencatat keunggulan lebih dari setengah detik (+0,634) dari Quartararo. Lap ke 14 Quartararo kembali unggul 1'29.891 melawan 1'30. 177. Namun, secara keseluruhan Bagnaia tidak pernah turun di bawah 1'30.
Red Bull Ring memang merupakan sirkuit yang cepat, rata-rata kecepatan pebalap di atas 170 km/jam. Namun, kecepatan yang tidak diikuti oleh konsistensi dalam melahap seluruh lap di balapan akan membuat pebalap gagal memenangkan race.Â
Bagnaia sendiri sebagai pemenang balapan tampil dengan rata-rata kecepatan 172.8 km/jam. Sementara itu dengan lap tercepat Enea Bastianini di 1'28.7720 pada 176,3 km/jam, waktu yang sama dengan pebalap yang sama di pole pada hari Sabtu.
Juga di Red Bull Ring, kecepatan maksimum motor tidak menentukan: Bagnaia sebagai pemenang balapan berada di tempat ke-12 dengan kecepatan tertinggi 311,6 km / jam.Â
Kecepatan tertinggi di tiga besar didominasi oleh Ducati, Johann Zarco 315,7km/jam, Marco Bezzecchi 315,7km/jam, Luca Marini 314,4km/jam, lalu diikuti oleh pebalap KTM Brad Binder (314,4), Franco Morbidelli (Yamaha), Enea Bastianini, Jack Miller, Jorge Martin (Ducati) dengan catatan sama di 313.0 km/jam,Â
kemudian Maverick Vinales (Aprilia), Takaaki Nakagami (Honda), Di Giannantonio dan Bagnaia (Ducati), semuanya pada 311,6 km / jam. Quartararo berada di tempat ke-20 dengan kecepatan 309.0km/jam, kecepatan yang sama dengan Darryn Binder (Yamaha) dan Pol Espargaro (Honda), diikuti oleh Andrea Dovizioso (Yamaha), Stefan Bradl (Honda), Raul Fernandez (KTM) semuanya sama mencatat kecepatan 307,6 km/jam.
Kini Bagnaia harus memangkas 44 poin yang tertinggal dari Quartararo dalam 7 seri yang tersisa. Pertarungan memperebutkan gelar juara dunia tetap terbuka dan berikutnya akan beralih ke MotoGP San Marino di Misano, 4 September depan.
 "Saya tidak sabar untuk balapan di sana, saya merasa baik dan saya senang: di sini kami telah memutuskan untuk mengurangi risiko dengan ban depan untuk menghindari kesalahan orang lain dan saya melakukan balapan dengan baik' kata Pecco.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H