Beberapa pebalap bergantian memimpin di depan, Johann Zarco pertama memimpin sebelum di lap ke-5 ia tergelincir, Jack Miller kemudian gantian memimpin balapan, namun tak lama berselang Alex Rins dari Suzuki menyalip dan memimpin lomba selama beberapa putaran sebelum akhirnya diambil alih oleh Bagnaia hingga finis. Â
Melengkapi posisis lima besar yang dikuasai pabrikan Italia, posisi hingga sepuluh besar ditempati oleh Miguel Oliveira (KTM), kemudian Alex Rins (Suzuki), lalu Fabio Quartararo (Yamaha), disusul oleh Aleix Espargaro (Aprilia), dan Marco Bezzecchi (Ducati VR46) menutup sepuluh besar.
Genderang perang persaingan perebutan gelar juara dunia MotoGP 2022, ditabuh di sirkuit Silverstone. Setelah hingga balapan terakhir di Assen, Belanda, dominasi Quartararo kini mulai mendapat ancaman serius, dengan Bagnaia yang berada di depan sebagai kandidat kuat perebut tahta musim ini.
Dengan dua kemenangan oleh Pecco Bagnaia (keempat musim ini) yang dalam dua balapan terakhir mengambil torehan penuh 50 poin, sementara itu Fabio Quartaro sebagai pimpinan klasemen hanya mampu meraup 8 poin dari dua balapan terakhir. Jarak antara Quartararo dengan pebalap nomor satu Ducati ini turun dari 66 poin kini menjadi 49. Ini berarti, dengan tingkat daya saing ini dan dengan delapan balapan tersisa, persaingan papan atas telah dibuka kembali.
Persaingan untuk gelar juara MotoGP 2022 bukan lagi antara dua atau tiga, tetapi empat, bahkan lima. Selain antara Quartararo (1) dan Bagnaia (2), atau antara Yamaha dan Ducati. Karena, Aleix Espargaro (Aprilia) masih tetap kompetitif bersaing memperebutkan gelar di posisi kedua dengan jarak hanya 22 poin dari Quartararo.Â
Enea Bastianini yang sementara berada di posisi keempat dengan 118 poin, bukan tidak mungkin memberikan ancaman serius, mengingat penampilannya yang semakin menguat, di Silverstone sendiri Bastianini yang start dari posisi ke-8, finis keempat di belakang Jack Miller, setelah dengan impresif merangsek ke depan melewati Jorge Martin di lap terakhir.Â
Tantangan terakhir mungkin juga datang dari Johann Zarco yang kini berada di posisi ke-5 klasemen sementara dengan 114 poin. Sayangnya Zarco yang punya kesempatan emas merebut kemenangan perdananya di MotoGP harus membuang kesempatannya dengan buruk karena jatuh di lap kelima, tetapi Zarco tetap berpeluang untuk bersaing merebut kereta terdepan di klasemen akhir.
Untuk menang di MotoGP, seperti yang dapat kita lihat, banyak hal yang saling mempengaruhi, bukan saja kecepatan, pemilihan ban dan juga taktik serta strategi tim dan pebalap memegang hal penting untuk menunjukkan konsistensi dalam setiap gelaran lomba.
Kecepatan mungkin diperhitungkan, baik putaran tercepat maupun kecepatan maksimum tetapi itu tidak cukup. Di lap tercepat balapan di Silverstone, Bagnaia hanya ke-13 (1'59 "956), jauh dari yang terbaik, secara berurutan, yang dicatatkan oleh Alex Rins di 1'59" 346 (lap ke-4), Jorge Martin 1'59 "498 (lap ke-3); Johann Zarco 1'59 "530 (lap ke-3) dan Fabio Quartararo 1'59" 593 (lap ke-3).
Dalam kecepatan maksimum ada lima Ducati yang memimpin dengan Bagnaia dan Marco Bezzecchi pada 337,5 km / jam, kemudian Luca Marini, Enea Bastianini, Jack Miller (335,4). Kemudian dari KTM Brad Binder bersama dengan dua Ducati Di Giannantonio dan Jorge Martin (334,3). Lalu ada pebalap Yamaha Franco Morbidelli (331,2) dan Quartararo (330,2).
Sirkuit Red Bull Ring, MotoGP Austria pada dua pekan mendatang akan menjadi gambaran nyata persaingan ketat perebutan gelar juara dunia MotoGP 2022. Konsistensi Bagnaia dan juga Aleix Espargaro sangat menentukan perjalanan mereka, Bagnaia jika mampu tetap tampil impresif seperti dua gelaran terakhir ini akan menjadi ancaman serius, ini bukan saja menurut estimasi penggemar, akan tetapi juga menjadi kekhawatiran besar dari Fabio Quartararo yang posisinya terancam.