Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Rem Blong Mudah Diantisipasi, tapi Kok Sering Terjadi

20 Juli 2022   10:28 Diperbarui: 21 Juli 2022   03:33 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kecelakaan truk dan bus akibat rem blong. Foto: Kompas.com/Kristianto Purnomo

Kembali sebuah kecelakaan maut terjadi. Kali ini kejadian tersebut terjadi di Jalan Alternatif  Transyogie, Cibubur, Bekasi, sebuah truk Pertamina menabrak sejumlah motor dan mobil yang sedang berhenti di traffic light.

Dugaan sementara kecelakaan maut itu disebabkan oleh truk Pertamina tersebut mengalami rem blong. Meski demikian, pihak kepolisian belum memastikan sebab pasti kecelakaan, masih dilakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab utama dari kecelakaan maut itu.

Namun, soal kecelakaan yang disebabkan oleh rem blong, tampaknya sudah bukan hal yang asing lagi terjadi pada kendaraan besar sejenis truk. Risiko terjadi rem blong bertambah besar ketika melintasi jalan tanjakan atau turunan. Gaya potensial gravitasi yang "menarik" mobil apalagi dengan berat yang besar serta laju yang kencang membuat rem bekerja ekstra keras untuk menghentikan lajunya.

Jika diselami secara umum penyebab dari kejadian ini sesungguhnya merupakan akibat dari kebiasaan buruk dari sopir truk itu sendiri, mulai dari tidak mengecek kesiapan kendaraannya, mengabaikan perawatan kendaraan serta juga ketidakmampuan sopir dalam memahami cara mengendalikan kendaraan dengan baik.

Sulit untuk kita bayangkan berkendara dengan kendaraan yang mengalami masalah pada sistem pengeremannya atau bahkan rem blong. Rem blong sesungguhnya jarang sekali terjadi secara tiba-tiba, semua kendaraan memiliki sistem kinerja pengereman yang terukur dan terjamin berfungsi dengan baik. Sehingga ketika terjadi kegagalan dari sistem pengereman, hal itu tentu tidak terlepas dari unsur kelalaian, mulai dari faktor perawatan kendaraan hingga ke pengoperasian kendaraan.

Umumnya servis rutin kendaraan yang menjadi prioritas pemilik kendaraan untuk dilakukan adalah yang berhubungan dengan mesin saja, seperti misalnya ganti oli, ganti filter oli, ganti filter udara, atau tune up mesin. Padahal ada bagian lain dari mobil yang membutuhkan perhatian ekstra, karena berkaitan dengan keselamatan saat berkendara yakni sistem pengereman.

Jika dicermati, penyebab terjadinya rem blong sebahagian besar disebabkan oleh hal yang sepele, hal yang jika diperhatikan dan dilakukan perawatan secara rutin, dimana sistem rem pada mobil sangat dianjurkan dilakukan perawatan berkala, minimal setiap 20.000 kilometer, maka penyebab terjadinya rem blong pasti akan terdeteksi.

Sudah semestinya setiap sopir, terlebih lagi sopir kendaraan besar yang berlisensi SIM B ke atas harus paham benar bukan saja cara mengendalikan kendaraannya, akan tetapi juga paham akan kondisi kendaraannya, terkait kapan harus dilakukan pemeriksaan rutin, kapan harus dilakukan perbaikan, karena setiap kerusakan pada kendaraan pasti memberikan tanda pada orang yang biasa mengemudikannya.

Terkait dengan sistem pengereman, sebenarnya terjadinya rem blong dapat diantisipasi dengan mudah. Mengingat pentingnya keselamatan berkendara di jalan raya, kelalaian sekecil apapun harus dihindari, salah satunya adalah dengan perlu tahu dan paham hal-hal dan bagian penting yang harus diperhatikan untuk mengantisipasi terjadinya rem blong yang diantaranya adalah:

ilustrasi: surabaya.jatimnetwork.com
ilustrasi: surabaya.jatimnetwork.com

1. Minyak Rem

Pada umumnya sistem pengereman mobil dirancang dengan sistem hidrolik. Dimana dengan sistem hidrolik ini pengereman bekerja berdasarkan tekanan yang diberikan oleh minyak rem atau pelumas yang terdapat di dalam tabung master rem ketika pedal rem diinjak.

Fungsi minyak rem disini adalah akan menekan piston dan kampas untuk menjepit piringan cakram. Jepitan antara kampas dan cakram menghasilkan gaya gesekan yang secara otomatis akan menghentikan laju kendaraan.

Nah, jika minyak rem bocor, kurang atau telah harus diganti, maka hal ini akan mempengaruhi kinerja pengereman bahkan dapat menyebabkan rem menjadi blong. Ini dikarenakan, piston dan kampas tidak mendapat tekanan yang cukup yang dibutuhkan untuk melakukan pengereman secara optimal.

Mengingat peranan minyak rem yang krusial ini, tentu wajib bagi seorang pengemudi untuk memastikan kondisi dan situasi minyak rem di kendaraannya. Dan ini mudah saja melakukannya yakni memastikan minyak rem di tabungnya berada dalam volume yang sesuai. Kemudian periksalah apakah ada kebocoran di sekitar master rem. Di samping itu, periksa juga apakah terdapat kebocoran di atas pedal rem.

Selain itu, minyak rem juga perlu untuk diganti. Penggantian minyak rem yang direkomendasikan ialah setiap 40.000 km atau paling lama dua tahun. Perlu pula untuk diperhatikan adalah sebaiknya memilih minyak rem yang sesuai dengan standar spesifikasi DOT agar performa pengereman optimal.

2. Master Rem

Selain minyak rem, komponen penting lainnya adalah master rem. Sama seperti bagian-bagian lain dari kendaraan yang bisa rusak dan bermasalah seiring dengan usia pakai kendaraan, kondisi master rem pun dapat mengalami gangguan hingga rusak dan ini juga berpotensi menjadi penyebab terjadinya rem blong.

Nah, untuk mendeteksi awal hal ini tidaklah sulit. Pemilik atau pengemudi dapat melakukan pemeriksaan sendiri terhadap kendaraannya. Pertama-tama, pedal rem "dikocok-kocok" saat mesin kendaraan dalam kondisi mati. Jika master rem masih normal, pedal rem akan memberi perlawanan atau resistensi saat ditekan atau diinjak. Tetapi, kalau ternyata pedal rem bisa terinjak dengan mudah hingga dalam, ini pertanda ada masalah serius pada master rem yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut di bengkel profesional.

Selanjutnya pengecekan juga bisa dilakukan dengan menyalakan mesin kendaraan lalu menginjak pedal rem. Jika, pedal rem hanya turun sedikit, lalu balik memberikan resistensi maka master rem masih dalam kondisi baik. Tetapi, jika ternyata pedal rem dapat terus diinjak dengan mudah dan tertekan dalam maka dipastikan ada masalah pada master rem dan perlu segera dilakukan pemeriksaan oleh mekanik ahli.

3. Kampas Rem

Bagian penting lainnya yang menjadi penyebab rem blong adalah kampas rem. Kampas rem adalah bagian yang bisa mengalami keausan, keausan kampas rem bisa disebabkan oleh keausan karena pemakaian normal dan bisa juga oleh yang disebut dengan brake fade yaitu keausan kampas rem sehingga tidak bisa menghasilkan gesekan untuk menghentikan laju mobil.

Brake fade terjadi saat suhu pada sistem pengereman terlampau panas sehingga material kampas rem meleleh dan gagal berfungsi sebagaimana mestinya, karena penggunaan rem secara terus menerus dalam waktu lama, biasanya terjadi saat mobil melewati jalanan menurun apalagi jika mengangkut beban berat dan dikemudikan dengan agresif (kecepatan tinggi).

Penggantian kampas rem normalnya sesuai rekomendasi dari pabrikan memberikan interval waktu penggantian biasanya setiap 60.000 -- 70.000 km untuk mobil dengan transmisi manual dan 30.000 -- 40.000 km untuk mobil transmisi otomatis.

Namun, jika pemakaian kendaraan lebih banyak dalam kondisi yang bisa menyebabkan terjadinya brake fade maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan meski belum mencapai interval waktu penggantian.

Selain hal penting tersebut diatas, pengemudi juga bisa mempelajari teknik pengereman bantuan, seperti misalnya engine brake. Hal tersebut akan membantu meringankan kerja rem terutama pada jalanan menurun.

Pada dasarnya teknik engine brake dilakukan dengan cara memindahkan gigi ke yang lebih rendah namun dengan perlahan. Disarankan hanya melakukan engine brake pada kecepatan rendah. Dalam kecepatan tinggi, engine brake justru berpotensi merusak transmisi.

Perlu diketahui bahwa akibat pengereman yang dilakukan secara terus menerus bisa menyebabkan beberapa hal yang berpotensi menyebabkan rem blong, diantaranya adalah:

1. Terjadi Vapor Lock

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa sistem pengereman mobil umumnya dirancang dengan sistem hidrolik. Dan bagian penting dari sistem pengereman hidrolik ini adalah minyak rem yang bisa mengalami perubahan wujud sebagaimana benda cair lainnya.

Pengereman yang dilakukan apalagi secara terus menerus akan menghasilkan panas selama bekerja. Jika melewati suhu yang telah ditetapkan maka minyak rem dapat mendidih kemudian menimbulkan uap air dan gelembung udara di dalam master rem.

Ketika minyak rem panas, sistem pengereman pun terganggu sehingga tekanan di dalamnya akan turun yang mengakibatkan rem tidak bisa berfungsi dengan optimal. Situasi seperti ini disebut vapor lock yang membuat rem gagal bekerja. Sesuai namanya, rem seolah-olah terkunci saat pengemudi menginjak pedal rem.

2. Kehabisan angin

Kondisi yang disebut angin tekor ini sebenarnya hanya berlaku untuk kendaraan-kendaraan yang menggunakan rem angin yaitu bus dan truck.

Kondisi kehabisan angin ini terjadi saat tidak ada lagi persediaan angin di reservoir yang dapat digunakan mengaktifkan aktuator untuk melakukan pengereman.

Seperti diketahui, sistem pengereman kendaraan besar dibantu dengan angin yang dipasok dari mesin dengan dibantu sebuah kompresor. Angin yang dihasilkan dari kompresor tersebut kemudian disimpan di dalam reservoir dan siap digunakan ketika hendak melakukan pengereman.

Potensi terjadinya kehabisan angin sangat besar terjadi pada jalan menurun yang panjang karena persediaan angin bisa habis. Ini disebabkan, oleh putaran mesin yang tidak terlalu tinggi pada jalan menurun sehingga tidak dapat menghasilkan persediaan angin yang cukup, apalagi jika pengemudi terlalu sering melakukan pengereman..

Oleh karena itu, pengemudi kendaraan yang sistem pengeremannya menggunakan angin mesti pandai-pandai mengatur penggunaan angin rem, dengan mengetahui dan menguasai cara pengereman bantuan, seperti engine brake, exhaust brake, atau retarder.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun