Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

AFF U-19 2022: Kecewa Besar, Meski Perkasa Kita Harus Gagal

10 Juli 2022   23:43 Diperbarui: 10 Juli 2022   23:44 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meski menang besar, pemain kita harus menangis (Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho)

Apa yang menjadi kekhawatiran publik sepak bola tanah air akhirnya menjadi kenyataan, timnas Garuda Muda U 19 gagal lolos ke babak semifinal AFF U 19 2022, karena hasil sepak bola yang diduga sepak bola gajah antara Thailand melawan Vietnam yang berakhir imbang 1-1.

Sejatinya Timnas Merah Putih keluar sebagai juara grup dengan mengumpulkan poin yang sama dengan Vietnam dan juga Thailand yakni 11 poin, Indonesia dengan selisih gol +15 (17-2), Vietnam +9 (12-3) dan Thailand +6 (7-1).

Namun, karena aturan baru yang diterapkan oleh AFF, jika terjadi poin sama pada dua atau lebih tim maka akan berlaku head to head produktifitas gol di antara tim tersebut dengan mengacu pada klasemen kecil antara tim yang sama tersebut.

Hasilnya Indonesia justru menjadi urutan ketiga, hanya karena produktifitas gol Vietnam dan Thailand yang bermain imbang 1-1. Aturan dari AFF ini sungguh aturan yang sangat-sangat riskan untuk mencederai fair play, bagaimana tidak, apapun hasil dari pertandingan antara Indonesia melawan Myanmar, sebesar apapun kemenangan Indonesia atas Myanmar tidak akan ada artinya jika antara Thailand vs Vietnam cukup bermain imbang 1-1.

Aturan bermain di waktu yang sama antara Indonesia vs Myanmar dan Thailand vs Vietnam yang tujuan sebenarnya adalah untuk menghindari main mata antara Thailand dan Vietnam, sama saja tidak berguna karena apapun, kapanpun  dan bagaimanapun Thailand dan Vietnam hanya butuh hasil imbang 1-1 sudah cukup untuk lolos dan membenamkan Indonesia yang sesungguhnya jauh lebih produktif.

Aturan yang merugikan Indonesia ini, semakin mudah dimanfaatkan oleh Thailand dan Vietnam, mengingat calon lawan dari grup B, siapapun juara dan runner-upnya, dan yang akan menjadi lawan di semifinal adalah sama saja bukan lawan yang berat. Jika biasanya sebuah tim berusaha menghindari untuk berhadapan dengan juara grup, dalam hal piala AFF U 19 ini, sungguh tidak seimbang antara grup A dengan grup B.

Entah bagaimana hitungannya AFF menempatkan Indonesia, Thailand, Vietnam, dalam satu grup bersama Myanmar dan Philipina yang juga bukan tim yang lemah, kecuali tentunya Brunei Darussalam yang boleh dianggap sebagai penggembira.

Yang menjadi pertanyaan bagaimana bisa di grup B, diisi oleh Malaysia, Singapura, Kamboja, Laos dan Timor Leste yang kualitasnya sebenarnya boleh disejajarkan dengan Myanmar dan Philipina. Ketimpangan dari pembagian grup ini semakin mempersubur permainan yang emncederai semangat fair play sebagaimana yang kini dialami oleh Indonesia.

Semangat juang para pemain muda yang seharusnya dibina dan didukung kemajuannya bukan saja oleh negara asal, namun juga oleh konfedarasi demi meningkatnya kualitas sepak bola di regional kita, namun praktek tidak terpuji yang sepertinya difasilitasi untuk merugikan timnas Indonesia semakin terlihat jelas.

Maaf ini bukan tuduhan emosional, namun sepanjang mengikuti perjalanan timnas kita, Indonesia begitu kerap mengalami perlakuan yang kurang fair seperti tindakan dan keputusan wasit yang kerap merugikan timnas Indonesia.

Disamping itu, di tanah air sendiri dukungan untuk timnas U-19 kita juga mengecewakan khususnya dalam hal siaran langsung melalui televisi yang tidak bisa kita saksikan, kecuali melalui streaming berbayar yang tentu saja tidak bisa diakses oleh semua pencinta sepakbola nasional.

Dengan tidak adanya siaran langsung ini, menjadikan tidak semua publik sepakbola tanah air bisa melihat bagaimana sandiwara yang dilakukan oleh Thailand dan Vietnam, apakah itu betul sepakbola gajah atau bukan.

Kembali ke perjuangan pasukan Garuda Muda yang secara perkasa membantai Myanmar dengan skor telak 5-1, yang tidak bisa dilakukan oleh Thailand yang hanya bisa menang 3-0 dan juga Vietnam yang hanya bisa menang 3-1.

Dalam laga yang berlangsung sangat ketat dan permainan yang begitu menarik ditunjukkan oleh skuad Merah Putih, sempat tertinggal lebih dahulu lewat gol dari La Min Thwe di menit ke-7. Namun, segera dibalas dengan berondongan lima gol masing-masing dari Muhammad Ferrari menit 17 dan 31, lalu gol dari Arkhan Fitri menit ke-25, Rabbani Siddiq menit ke-33 dan gol dari Ronaldo Kwateh di babak kedua tepatnya di menit ke-73.

Sungguh sayang, meski hanya butuh kemenangan cukup satu gol saja, tetapi pasukan Garuda Muda kita tetap berjuang keras dan bermain maksimal guna meraih kemenangan besar, namun semuanya menjadi sia-sia hanya karena aturan yang nggak asyik serta permainan akal-akalan tetangga serumpun Thailand dan Vietnam yang berbagi gol melalui Kroekhon Arbram untuk Thailand di menit ke-72 yang dibalas oleh Nguyen Van Truong pada menit ke-76.

Sungguh Thailand dan Vietnam telah menampilkan laga sepakbola paling buruk di AFF U-19 kali ini. Namun, kita tak bisa berbuat apa. Yang menjadi tugas otoritas sepakbola nasional sekarang adalah bagaimana kejadian-kejadian buruk seperti ini dapat dihindarkan, bukan saja bagi timnas Indonesia tetapi bagi semua tim dengan menjunjung tinggi semangat fair play.

Demikian juga terhadap dukungan publik pada timnas baik itu level senior maupun yunior harus diprioritaskan dalam hal ini bukan saja dalam menyaksikan pertandingan secara langsung di stadion, akan tetapi yang lebih penting adalah kesempatan menonton siaran langsung melalui televisi nasional yang menjangkau seluruh wilayah NKRI.

Janganlah euforia kecintaan publik terhadap timnas dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis dengan menyiarkannya melalui jalur streaming berbayar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun