Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elang Terakhir

21 Juni 2022   22:47 Diperbarui: 21 Juni 2022   22:54 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Elang putih itu memekik menatap langit
suaranya parau ditelan angin
gemetar, coba bertahan
di dahan kering yang sudah tak berdaun
tak ada lagi angin di kepak sayapnya
telah hilang bersama sarangnya yang terbakar
kemana tempat untuk kembali
membawa cerita yang tak utuh lagi
tak ada lagi kisah yang bisa didongengkan
telah musnah dimakan api
ia merintih menahan perih
ia mengesah menahan marah
ia mengerang menahan berang
tak ada lagi airmata yang tersisa
ia kini hanya seekor elang
elang yang kehilangan sayap
elang yang kehilangan sarang
elang yang kehilangan pohon
elang yang kehilangan hutan
elang yang kehilangan cerianya pagi hari
elang yang kehilangan riuhnya siang hari
elang yang kehilangan damainya malam hari
Ia adalah elang terakhir yang disisakan hutan yang sekarat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun