Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kita Harus Jujur Timnas Garuda Masih Butuh Banyak Waktu

14 Juni 2022   01:56 Diperbarui: 14 Juni 2022   19:36 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Timnas Indonesia, Pratama Arhan mencetak 2 gol ke gawang Timor Leste saat ujicoba dalam rangka FIFA Matchday yang berakhir dengan skor 4-1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Kamis (27/1/2022) malam.(KOMPAS.com/SUCI RAHAYU)

Dengan pula nasib David Beckham yang menerima kartu merah juga di Piala Dunia 1998, saat Inggris bertemu Argentina, dimana saat itu Beckham yang sedang terjatuh mengangkat kaki dan menyentuh Diego Simeone yang sebelumnya melakukan pelanggaran terhadap Beckham, dengan reaksi akting Simeone yang seakan-akan disentuh dengan keras oleh Beckham hingga wasit langsung mengeluarkan kartu merah yang mungkin dengan melihat kondisi yang sebenarnya seharusnya hanya berbuah kartu kuning saja.

Apakah 'diving' ini perbuatan curang atau bagaimana? Tetapi menurut saya jika memperhatikan permainan timnas Indonesia yang sangat-sangat sering dirugikan oleh keputusan wasit--semisal mendapat penalti seperti saat laga melawan Yordania saat Pratama Arhan dilanggar keras di dalam petak penalti Yordania  yang mana wasit justru bergeming dan tidak memberi sebuah penalti bahkan memberi penalti bagi Yordania akibat pelanggaran Asnawi pada pemain Yordania yang sepertinya melakukan diving--ini bisa dilakukan. 

Kita bisa melihat ketika pemain timnas dilanggar, reaksinya biasa-biasanya saja, berbeda dengan pemain lawan yang ketika mereka merasakan ada pelanggaran terhadap dirinya sekecil apapun tetapi reaksinya seakan itu pelanggaran keras, mulai dari cara jatuh, mimik muka hingga gaya kesakitan.

Menurut saya pemain timnas harus dilatih berakting seperti ini, bukan untuk curang akan tetapi yang paling utama untuk melindungi pemain itu sendiri dari permainan kasar lawan. Dan agar lawan mendapatkan hukuman atas pelanggaran yang dilakukannya.

Kalau pemain kita semua 'pandai' berakting, yang pertama kita tentu tidak dirugikan oleh pelanggaran lawan yang mungkin saja tidak terlihat oleh wasit jika kita beraksi biasa saja, yang kedua itu akan menjadi sebuah pesan bagi lawan untuk tidak berani bermain kasar pada pemain kita, dan yang terakhir kita bisa mendapatkan keuntungan dari diving, mulai dari pihak lawan akan mendapatkan kartu, tendangan bebas dan bahkan tendangan penalti.

Teringat kita dulu punya satu pemain yang terkenal jago dalam hal diving, yaitu Dede Sulaiman mantan pemain Persija dan klub Galatama Indonesia Muda yang pernah memperkuat timnas dari 1976-1979.

Ketika itu Dede Sulaiman--saat Indonesia berhadapan dengan Bangladesh di Pra Piala Dunia 1986 di Jakarta--melakukan sebuah 'diving' dari hadangan pemain Bangladesh, Sultan Jony, di petak penalti dan membuat wasit menunjuk titik putih yang akhirnya sukses dieksekusi Bambang Nurdiansyah. Pertandingan pun pada akhirnya dilengkapi oleh gol Dede Sulaiman yang membawa Indonesia menang 2-0 atas Bangladesh.

Terlepas dari diving apakah itu curang atau tidak, setidaknya pemain kita harus bisa melakukan itu terutama saat memang dilanggar oleh lawan, kita sudah sering merasakan bagaimana pelanggaran terhadap pemain kita tidak dianggap pelanggaran oleh wasit hanya karena pemain kita terlalu bermain alami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun