Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Idrissa Gueye dan Penolakannya Mengenakan Jersey Dukungan LGBT

2 Juni 2022   23:59 Diperbarui: 3 Juni 2022   01:43 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Gol dari Idrissa Gueye bersama Messi dan Nuno Mendez (FRANCK FIFE / AFP.)

Kecaman terhadap keyakinan yang dianut oleh Idrissa Gueye sama dengan pelanggaran terhadap hak asasi bagi setiap insan untuk berkeyakinan dan menjalankan keyakinannya, apalagi jika kita melihat posisi Gueye di Perancis, adalah dia sebagai kaum minoritas.

Bagi Gueye sendiri, kehadirannya di Perancis dan juga sebelumnya di Inggris adalah untuk bermain bola, ia hadir bukan untuk hal lain di luar sepakbola yang merupakan bagian dari pekerjaannya. Dan sebagai seorang muslim iapun berhak menjalankan keyakinan agamanya terbebas dari diskriminasi akibat islamophobia.

Di sisi lain, sikap dari Idrissa Gueye mendapat dukungan dari para penggemarnya dari seluruh dunia yang meluncurkan kampanye online untuk mendukung hak kebebasan Gueye.

"Kebebasan adalah ekspresi yang selalu diusung oleh masyarakat Barat. Berbicara, berkeyakinan, berpikir, menerima. Kebebasan di atas segalanya," tulis mantan wakil pemimpin redaksi media olahraga Goal, Mahmoud Diaa di Twitternya.

Bersyukurlah Gueye mampu untuk tidak gentar oleh jerat-jerat intimidasi dan gerakan islamophobia yang cukup marak di Perancis, terutama saat masa kampanye Pemilu, dimana salah satu capres, Marie Le Pen sempat bersumpah untuk melarang penggunaan jilbab di ruang publik jika dirinya memenangkan Pemilu. Walaupun pada akhirnya Marie Le Pen kalah dari Macron yang juga tak lebih baik dalam hal islamofobia.

Gueye mampu menolak dan berkata tidak pada hal-hal yang bertentangan dengan prinsip dan keyakinannya. Tidak bisa disetir, tidak bisa dibelokkan, tidak bisa ditakut-takuti.

Olahraga termasuk sepakbola adalah hak semua orang dengan segala bentuk keyakinan, kepercayaan dan agamanya, dan tidak boleh ada sesuatupun bagian dari keyakinan, kepercayaan dan agama yang bisa merusak nilai dan jiwa dari olahraga itu sendiri, begitu pula olahraga sudah semestinya tidak boleh mereduksi nilai-nilai dari setiap keyakinan, kepercayaan dan agama seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun