Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Posepa'a Tradisi di Bulan Ramadhan Masyarakat Liya Togo di Wakatobi

5 April 2022   11:06 Diperbarui: 5 April 2022   11:10 1515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokpri Ismail Muda

Secara tradisi gelaran Posepa'a ini bisa diikuti oleh anak-anak, remaja dan dewasa. Dimana pada awal Ramadhan, yaitu 1-10 Ramadhan biasanya acara ini digelar untuk anak-anak, lalu di 11-20 Ramadhan diikuti oleh peserta remaja dan terakhir di 21-29 Ramadhan diikuti oleh orang dewasa.

Dan pada puncaknya di Satu Syawal atau hari Idul Fitri acara adat ini dilakukan oleh semua peserta baik anak-anak, remaja, hingga dewasa. Dalam beraksi di budaya Posepa'a, kemungkinan untuk mendapat cedera dan bahkan terluka sangat mungkin terjadi. Namun itu semua hanya sampai di arena saja tidak boleh sampai memperpanjang masalahnya di luar arena.

Ketika pagelaran tradisi Posepa'a telah selesai, maka para peserta tradisi Posepa'a ini akan saling berjabat tangan dan bermaaf-maafan membuang segala dendam yang mungkin saja timbul, bahkan kalau ada peserta yang cedera maka sebisa mungkin sang lawan yang mencederainya akan datang untuk membantu mengobati cedera lawannya.

Satu yang menjadi keunikan dari gelaran tradisi Posepa'a ini adalah tidak boleh ada orang atau juri bahkan pihak keamanan di dalam arena. Jika saja terjadi keributan atau kekacauan dalam permainan antara para pelaku tradisi Posepa'a ini, maka mereka sendiri (para peserta) yang harus mengamankannya, tetapi dengan aturan bahwa orang yang mengamankan tersebut tidak boleh lagi berpegangan tangan dengan pasangannya.

Pada zaman dahulu, Posepa'a ini merupakan ajang seleksi bagi calon prajurit Benteng Liya sebelum mereka diterjunkan ke medan perang.

Meski secara langsung tradisi Posepa'a ini tidak ada kaitannya dengan ibadah puasa itu sendiri, hanya saja tradisi pelaksanannya yang dilakukan di bulan puasa atau bulan Ramadhan hingga hari raya Idul Fitri juga di hari Idul Adha.

Dan kenapa tradisi ini dilaksanakan di saat bulan puasa tentu ada filosofi tersendiri, yaitu bahwa permainan Posepa'a ini sebagaimana yang kita baca di atas adalah permainan adu fisik yang bisa saja rentan menimbulkan rasa sakit yang mungkin saja berujung kepada rasa marah. 

Nah, karena dalam permainan ini marah, dendam dan permusuhan tidak diperkenankan, segala kehebohan hanya bisa berlaku di dalam arena atau pertandingan saja, karena keluar dari situ semua hal-hal negatif harus ditanggalkan, sehingga selesai melakukan Posepa'a semua harus kembali damai, riang dan gembira, tanpa ada dendam dan permusuhan dan itu akan sangat cocok jika dilakukan oleh orang yang sedang berpuasa, karena orang yang berpuasa itu salah satu kewajibannya adalah berperang menahan hawa nafsu amarah.

Demikianlah salah satu tradisi di bulan puasa oleh masyarakat Liya Togo di Wakatobi yang sudah berlangsung secara turun temurun sebagai bentuk akulturasi budaya lokal dengan masuknya Islam di kepulauan Wakatobi. 

Tradisi yang tetap dipelihara dan dipertahankan oleh masyarakat Liya sebagai bagian dari tradisi budaya yang memiliki fungsi hiburan, fungsi jalinan silaturahmi, dan fungsi identitas lokal, serta fungsi pelestarian budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun