Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

El Clasico: Formasi Aneh Ancelotti, dan Seragam Aneh Madrid Jadi Bumerang

21 Maret 2022   14:35 Diperbarui: 21 Maret 2022   14:38 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam persiapan untuk menghadapi duel El Clasico, semua mata akan tertuju pada komposisi starting XI yang akan diturunkan oleh  Carlo Ancelotti. Utamanya pemain mana yang akan menggantikan Karim Benzema yang tertatih-tatih di akhir pertandingan saat memetik kemenangan kontra Mallorca di laga sebelumnya.

Siapa yang akan menggantikan posisi Karim Benzema? Yang tidak bisa dipungkiri bahwa Benzema adalah salah satu kunci sukses Madrid sejauh ini. Bagaimana Ancelotti memilih penggantinya? Ini adalah penting, meski pemain Prancis itu sudah pernah melewatkan tujuh pertandingan lainnya musim ini, tetapi ini berbeda. Ini bukan laga melawan Elche. Ini bukan laga Copa del Rey. Ini bukan pertandingan keenam grup Liga Champions. Ini adalah El Clasico Bung!

Jadi, apa yang akan dilakukan oleh Carlo Ancelotti? Memasang Mariano atau Luka Jovic sebagai No.9 alami? Isco, Rodrygo atau Asensio sebagai false nine? Hanya dua di depan? Yah, tentu tidak ada yang mengharapkan Luka Modric menjadi orang yang memimpin garis depan untuk memulai. Karena itu akan  merusak lini tengah serta serangan yang memungkinkan Barca mengambil kendali sejak awal.

Ternyata tidak ada pengganti langsung untuk mengisi posisi Karim Benzema dalam El Clasico liga pertama melawan tim Barcelona di bawah asuhan Xavi Hernandez ini, karena Ancelotti menurunkan Rodrygo Goes dan Vincius Junior memulai sebagai penyerang yang tampaknya bergabung dengan Luka Modric dan Fede Valverde yang beroperasi lebih lebar dari biasanya. Sebuah formasi aneh yang tidak pernah dimainkan oleh Ancelotti sebelumnya 4-2-4-0.

Sepertinya Ancelotti menginginkan formasi pemain ini dengan maksud untuk permainan menekan tinggi, tetapi pada kenyataannya gagal di setiap level. Real Madrid tampak menampilkan sektor lini tengah dengan keunggulan jumlah. Lini tengah tetap kuat seperti biasanya, ketidakhadiran Nicholas Mendy masih mampu ditutup dengan baik oleh Nacho Fernandez, yang menjadi kapten El Real untuk laga el Clasico yang bergengsi ini. Namun anak-anak asuh Ancelotti ini selalu tampak mandul, mereka begitu ompong dalam serangan, sementara pasukan Catalan terlihat begitu leluasa membuat kerusuhan di Bernabeu.

Hasilnya tim tamu sudah unggul 2-0 di paruh pertama bahkan bisa lebih besar dari itu. Hasil babak pertama seharusnya menjadi evaluasi penting bagi Don Carlo, namun kembali tidak seperti yang diharapkan oleh para Madridistas. Penggantian pemain di babak kedua masih menimbulkan tanda tanya bagi penonton yang memenuhi Santiago Bernabeu.

"Saya bisa salah sekali, tapi saya biasanya tidak salah dua kali," kata Ancelotti dalam konferensi pers pasca-pertandingan. Tapi, Ancelotti sebenarnya telah melakukan dua kali kesalahan di laga yang satu ini. Bukan hanya di starting XI yang aneh dan tidak seimbang, tetapi pada pergantian paruh waktu dari Camavinga untuk Kroos dan Mariano untuk Dani Carvajal, ditambah dengan keanehan Casemiro yang diturunkan sebagai bek tengah. Awal babak kedua bahkan menjadi lebih buruk. Bukannya melakukan perubahan untuk menjadi lebih baik, Ancelotti malah menjadikan situasi yang lebih buruk dari formasi awal yang diturunkannya.

Meskipun menjadi tim tuan rumah, Madrid tidak mengenakan seragam putih bersejarah mereka hari ini karena mereka mengenakan seragam khusus ulang tahun yang serba hitam. Ditambah dengan Barcelona yang tampil dengan jersey tandang kuning ini menjadi pemandangan yang sangat tidak biasa dan juga hasil yang tidak biasa dalam laga el Clasico kali ini.

Mengapa fans Real Madrid dijuluki Los Merengues, Los Merengues bagi para fans Real Madrid. Merengues atau merinque sebenarnya adalah nama makanan penutup asal Perancis yang bertekstur lembut dan berasa manis dan berwarna putih. Warna putih dari makanan tersebut yang sama dengan warna seragam utama Real Madrid sejak dulu dan karena itulah mereka menjuluki diri dengan Los Merengues.

Penggunaan seragam yang tidak biasanya, yang mencederai kebanggaan para suporter, apalagi ditambah dengan hasil yang memalukan dari musuh bebuyutan yang kondisi sebenarnya sedang tertatih-tatih membenahi diri. Mungkin saja ini akan menjadi yang pertama dan terakhir kalinya bagi Real Madrid untuk mengenakan seragam hitam terkutuk ini. Sungguh ini sebuah ide yang konyol untuk mengubah warna jersey untuk El Clasico. Sebaiknya Madrid tidak melakukan itu.

Bagi para Los Merengues, kampanye pemasaran ini telah menjadi bumerang secara spektakuler dan tidak ada Madridista yang ingin memiliki jersey dari kekalahan 4-0 dari musuh bebuyutan di liga Santander. Tentunya tim utama juga tidak akan diizinkan memakainya lagi.

Laga penuh gengsi bagi dua klub Spanyol ini dimulai dengan liar sejak awal, Eder Militao sudah melakukan tekel keras di menit pertama. Barcelona memiliki awal yang positif, tetapi Madrid lebih dahulu melancarkan serangan berbahaya, sayang tembakan Rodrygo masih melebar dari gawang. Namun berikutnya Barca balas mengancam, beruntung Thibaut Courtois melakukan dua penyelamatan kelas dunia untuk menggagalkan peluang dari jarak dekat Pierre-Emerick Aubameyang dan percobaan Ousmane Dembele dari jarak jauh, dari titik ini permainan kemudian berubah menjadi buruk bagi tuan rumah.

Barcelona mengusai kendali permainan, dan mengambil keuntungan dari beberapa kebingungan struktural massal yang ditunjukkan oleh para pemain Real Madrid akibat formasi permainan yang tidak biasanya mereka mainkan. Aubameyang menjadi sosok yang menggila, terus menerus menebar ancaman bagi Courtois, dan memaksa kiper Real Madrid itu melakukan banyak penyelamatan, sementara Ferran Torres bisa saja mencetak gol pertama jika bukan karena blok hebat dari Casemiro.

Tim tamu akhirnya membuka keunggulan saat laga berlangsung 28 menit, ketika Aubameyang dengan manis menyundul umpan silang yang dikirim Ousmane Dembele, ini adalah gol el Clasico pertama Aubameyang.

Real Madrid kemudian membalas memberikan ancaman melalui Vincius Junior saat ia melesat ke dalam kotak dan memaksa Marc-Andr ter Stegen keluar dari gawang. Namun, saat Vinicius hendak mengitarinya, terjadi sedikit insiden yang membuatnya terjatuh. Hal ini menyebabkan cukup drama dan Vinicius juga penonton mengira telah terjadi pelanggaran, tapi tidak ada penalti yang akan diberikan.

Sepuluh menit berselang dari gol pertama, Barcelona kembali menggandakan keunggulan mereka saat Vinicius masih berdebat dengan wasit saat sepak pojok yang diambil oleh Ousmane Dembele dan Ronald Araujo menyundul bola melewati Courtois. Madrid terus berantakan dan beruntung mengakhiri babak pertama dengan skor hanya dua kosong.

Memasuki babak kedua, Los Blancos membutuhkan perubahan besar, dan Carlo Ancelotti membuat pergantian yang menimbulkan tanda tanya, memasukkan Eduardo Camavinga untuk menggantikan Toni Kross dan Marinao Daz untuk Dani Carvajal. Semuanya langsung salah ketika Torres menebar ancaman saat baru saja memasuki babak kedua, beruntung bagi Madrid tembakannya masih melebar. Namun Torres membayar tuntas satu menit kemudian, dia membuat gol untuk menjadikan keunggulan Barca menjadi tiga gol, menyelesaikan umpan manis Aubameyang.

Barcelona kembali memporak porandakan gawang tuan rumah,  saat Aubameyang menempatkan bola melewati Courtois, namun bendera offside awalnya menganulir gol tersebut. Namun pasukan Ancelotti harus menelan kekecewaan saat keputusan itu dibatalkan oleh VAR, gol Aubameyang dinyatakan sah dan Barcelona bersorak untuk gol keempat yang kesekian kalinya mereka bukukan dalam beberapa laga terakhir.

Aubameyang kemudian memiliki kesempatan untuk mencetak hat-trick, yang untungnya gagal ia lakukan, Perubahan tepat akhirnya dilakukan oleh Don Carlo dengan memasukkan  Marco Asensio dan Lucas Vazquez menggantikan Rodrygo dan Nacho, di menit ke-63  untuk mencoba dan menstabilkan permainan, namun sayang itu semua tidak cukup dan sudah terlambat, bahkan kemudian Dembele seharusnya bisa membuat laga berakhir menjadi lima kosong, menyodok bola melebar setelah mengalahkan lawannya.

Madrid mendapatkan peluang untuk memecah telur, David Alaba berhasil melepaskan tembakan tepat sasaran untuk Real Madrid akan tetapi percobaannya cukup lemah dan dengan mudah dapat diselamatkan.

Pertandingan berakhir dengan keunggulan telak El Barca 4-0 atas tuan rumah. Barcelona yang datang ke  Santiago Bernabeu dengan 15 poin tertinggal di belakang Real Madrid, tetapi dapat mengalahkan Los Blancos 4-0 dan bahkan bisa dengan skor yang lebih besar lagi. Itu adalah malam mengerikan yang harus segera dilupakan oleh Real Madrid.

Susunan Pemain:

Real Madrid (4-2-4-0): Thibaut Courtois; Dani Carvajal (Eduardo Camavinga 46'), Eder Militao, David Alaba, Nacho (Marco Asensio 63'); Casemiro, Toni Kroos (Mariano Diaz  46'), Fede Valverde, Luka Modric, Vincius Junior; Rodrygo (Lucas Vazquez 63').

Barcelona (4-3-3): Marc-AnderTer Stegen; Ronald Araujo, Gerard Pique, Eric Garcia, Jordi Alba (Dani Alves 86'); Sergio Busquets, Frankie de Jong (Gavi 71'), Pedri (Nico Gonzalez 86'); Ousmane Dembele (Adama Traore 80'), Ferran Torres, Pierre-Emerick Aubameyang (Memphis Depay 71').

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun