Memaksa lawannya keluar dari zona nyaman. Entah bagaimana dia menemukan solusi menempatkan bola-bola di titik-titik yang tidak nyaman bagi Daniil yang berlahan juga mulai mengendur.
Di turnamen yang boleh dikata lebih banyak menyajikan momen pahit bagi Nadal, lima kali final dengan empat kali kekalahan, mungkin Nadal sudah melupakan rasanya menang tiga belas tahun lalu oleh beratnya kekalahan dan nasib buruk dalam karirnya di Melbourne Park.
Nadal yang sukses di turnamen pemanasan Melbourne Summerset, pulih begitu cepat setelah kembali dari jeda enam bulan akibat cedera dan persiapan yang hancur setelah harus melakukan karantina karena Covid.Â
Bagi Medvedev, unggulan kedua, tidak harus menyesali bagaimana ia menyia-nyiakan kesempatan untuk memenangkan turnamen grand slam keduanya secara berturut-turut, ia kalah dengan terhormat dari petenis terbaik di eranya. Ia masih bisa mengangkat kepalanya untuk menatap masa depannya yang menjanjikan, bukan tidak mungkin Medvedev lah yang akan menjadi penerus dari Nadal, Djokovic dan juga Federer.
Pendukung setia Nadal menunjukkan kesetiaan mereka sejak awal, saat Nadal memasuki arena diiringi dengan tepuk tangan meriah sementara kedatangan Medvedev disambut dengan beberapa ejekan tambahan. Tapi Medvedev tak terpengaruh dengan itu semua, ia justru tampil memukau dengan pukulan backhand yang deras dan terarah dan menutupi setiap inci lapangan, Nadal yang mencoba bermain ke depan net dibuat kalang kabut dan bahkan hingga membuat 16 kesalahan sendiri di set pertama.
Keduanya bermain aman di awal set, dengan mempertahankan servis masing-masing hingga 2-2. Game kelima, dominasi Nadal mulai terhenti. Medvedev dengan perkasa mengejar semua bola dan membreak servis Nadal dengan love game alias kosong. 3-2 Medvedev memimpin.
Begitupun di game ke-7, dalam kedudukan 4-2. Entah bagaimana Nadal melakukan dua kali double fault berturut-turut, membuatnya tertinggal 0-30. Dan sama dengan game ke-5, medvedev kembali membreak poin Nadal dengan love game. Unggul 5-2 tidak disia-siakan medvedev untuk langsung menutup set pertama dengan 6-2.
Nadal membuka set kedua dengan segala upaya yang bisa dia berikan, namun dibuat putus asa untuk mencari solusi. Dia melakukan banyak percobaan pukulan, mulai dari pukulan backhand, pukulan drop, pukulan net, dan banyak percobaan servis dan tembakan voli. Namun usahanya itu diimbangi oleh Medvedev dengan perjuangannya yang konsisten untuk mempertahankan levelnya.Â
Meski Nadal sempat membuka harapan bagi pendukungnya dengan melakukan break poin pada game ke-4 untuk unggul 3-1. Dan mempertahankan servisnya untuk skor 4-1. Tetapi Medvedev balas membreak point Nadal serta mempertahankan servisnya untuk memperkecil ketinggalan menjadi 3-4. Dan Nadal membuat pendukungnya bersorak riuh, usai membreak point Medvedev dan unggul 5-3.
Sayang bagi Nadal yang tidak mampu mempertahankan servisnya, dipaksa deuce hingga empat kali sebelum akhirnya game ini direbut Medvedev 5-4. Pertandingan berjalan alot hingga tie break 6-6.
Tie break dibuka dengan servis ditangan Nadal dan poin pertama  diraih Nadal. Angka kedua juga diraih Nadal, namun Medvedev bertahan hingga skor sama 5-5. Namun hanya sampai disitu Medvedev mengakhiri psikodrama sepanjang 1 jam 24 menit dengan pukulan backhand passing winner 7-5. Medvedev merayakan kemenangan set keduanya ini dengan berbalik ke arah penonton sambil mengundang sorakan mereka.
Melihat jalannya laga set pertama dan kedua, rasa pesimis mulai menghinggapi pendukung Rafael Nadal. Pertandingan set ketiga bergerak dengan cepat, game pertama Nadal sempat memaksa terjadi enam kali deuce sebelum akhirnya Medvedev merebut servisnya.