Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sempurna, Ashleigh Barty Juara Tanpa Kehilangan Satu Set Pun

29 Januari 2022   20:36 Diperbarui: 29 Januari 2022   21:12 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ashleigh Barty  (Twitter.com @AustralianOpen)

Oke, Rod Laver Arena di Melbourne Park menjadi saksi pecahnya sejarah 44 tahun dimana Chris O'Neil menjadi orang Australia terakhir yang menjuarai Grand Slam Australian Open di kandang sendiri.

Danielle Rose Collins tidak mampu menahan laju Ashleigh Barty untuk mengulang catatan sejarah yang lebih dari empat dekade lalu diukir oleh Chris O'Neil.

Rod Laver Arena yang seharusnya hanya 80 persen terisi karena pembatasan covid-19, tetapi terlihat jauh lebih penuh dari yang seharusnya.

Ash Barty melangkah untuk final Australia Terbuka pertama dalam karirnya, tidak ada keraguan tentang kemampuan permainannya, serta integritas yang dimilikinya. Dia melakukannya dengan ketenangan seorang juara yang bisa memenangkan lebih banyak lagi gelar. 

Di hadapan penonton Australia yang bersorak, dan bergelora di Rod Laver Arena, Barty dengan tenang menghadapi gelora semangat Danielle Collins, bangkit dari ketinggalan jauh 1-5 di set kedua tapi mampu diatasinya dengan memaksakan terjadi tiebreak, bahkan menutup laga dua set langsung  6-3, 7(7)-6(2). Sekaligus menuntaskan penantian panjang 44 tahun publik tuan rumah, untuk gelar juara tunggal putri di tanah sendiri.

Dukungan ribuan penggemar yang datang ke Melbourne Park, mereka datang mengenakan t-shirt dan jumper dengan nama Barty dan dua benderanya. Begitu juga para selebriti; Rod Laver, Cathy Freeman, Russell Crow dan O'Neil sendiri hadir untuk menyaksikan sejarah olahraga Australia terulang.

Kedua pemain memulai pertandingan tanpa terpengaruh oleh kesemarakan di seputar pertandingan. Barty yang memulai dengan memegang servis lebih dahulu, unggul cepat 40-0 saat ia membuat servis ace, tetapi Collins sempat merebut dua poin untuk mengejar, tapi game pertama segera dituntaskan oleh Barty, 1-0.

Game berikutnya Collins bisa mempertahankan servisnya untuk menyamakan kedudukan, begitupun dengan Barty di game ketiga bisa memenangkan servisnya untuk unggul 2-1.

Collins kembali menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Akan tetapi selepas ini Ash Barty berada diatas angin, setelah memenangkan servisnya sendiri, Barty berhasil membreak servis Collins di game ke-6. Collins sempat menahan Barty hingga poin 30-30, namun sebuah forehand winner dari Barty membuatnya unggul 30-40, lalu Collins melakukan double fault saat servis yang membuatnya gagal mempertahankan servis dan kini tertinggal 4-2.

Penonton di Melbourne Park semakin bersemangat. Collins hanya mampu menahan Barty sampai skor 5-3 sebelum Barty menyelesaikan game kesembilan dengan love game. Sorak-sorai penonton tuan rumah menyusul poin-poin yang diraih Barty, sebuah servis ace yang ditembakkan Barty menutup set pertama untuk keunggulan Barty 6-3. Rod Laver Arena bergemuruh.

Set kedua dimulai dengan Collins yang memegang servis pertama. Tapi Barty mendapatkan poin pertama dengan sebuah winner yang mendapat sorakan besar dari penonton. Collins berjuang dengan baik untuk kemudian mencapai 30-15 dengan pukulan backhandnya. Kemudian 40-15, dan sebuah pukulan forehand yang tak mampu dikembalikan Barty membuat Collins merebut game pertama, 1-0.

Collins membuat penonton tuan rumah cemas unggul 15-40, dua break point yang pertama masih mampu diselamatkan Barty dengan ace 30-40, tetapi sebuah smash dari Collins menutup game ini dengan cepat, stadion menjadi riuh baik oleh pendukung Barty juga oleh sedikit fans Collins. 2-0.

Collins memasuki game ketiga dengan percaya diri, dan melanjutkan ke 30-15 dengan beberapa servis yang bagus dan backhand yang kuat. Tapi Barty coba bertahan sempat hampir membreak servis Collins. Tapi setelah dua kali deuce Collins bisa mempertahankan servisnya ini dan unggul 3-0.

Game berikutnya Barty bisa memenangkan servisnya. Tapi penonton tuan rumah dibuat terdiam di dua game selanjutnya, Collins mempertahankan servisnya di game kelima, dan membreak servis Barty yang beberapa kali melakukan double fault di game keenam untuk unggul jauh 1-5. Penonton tuan rumah semakin senyap.

Namun rupanya dewi fortuna menaungi Collins hanya sampai disini. Kembali dari istirahat Barty mendapatkan angin kedua. Backhand Collins yang gagal membuat Barty mengejar untuk 15-15. Lalu Barty melakukan pukulan forehand winner di line untuk unggul 15-30. Kemudian Collins menyamakan 30-30 dengan pukulan forehandnya. Tapi Barty membuat penonton kembali bersorak dengan membreak point di game ketujuh ini, Barty masih tertinggal 2-5.

Game ke-8 Barty tampil bersemangat, dengan servis ditangan Barty langsung melejit 40-0, Collins sempat meraih dua poin untuk 40-30 sebelum ditutup oleh Barty karena Collins melakukan unforced error saat mengembalikan pukulan Barty, 3-5 Barty masih tertinggal.

Kembali dari istirahat Collins memulai dengan servis skidding yang tidak bisa dikembalikan oleh Barty. Dan sebuah unforced error memanjang dari Barty dalam reli 30-0 untuk Collins. Tapi Barty yang telah mendapatkan second wind dengan ketenangannya dan juga dukungan fansnya, berhasil mendekat dan bahkan membreak point dan memperkecil ketinggalannya kini 4-5. Penonton tuan rumah sudah kembali riuh dan bergemuruh.

Game ke-10, Barty tampil dengan servis ditangan. Angka pertama diraih oleh Collins, tetapi dengan cepat Barty merebut tiga poin berturut-turut 40-15, Collins sempat menambah poin 40-30 akan tetapi Barty tak mau lagi kecolongan di hadapan pendukungnya , sebuah servis dengan kecepatan175 km/jam menghasilkan ace bagi Barty dan menyamakan skor menjadi 5-5. Penonton di stadion berdiri.

Game ke-11, sekarang Collins yang berada di bawah tekanan, poin pertama diraih oleh Barty tapi dengan cepat Collins keluar dari tekanan untuk unggul 40-15, Barty mendekat 40-30 tapi segera diselesaikan oleh Collins, 6-5 untuk Collins.
Game ke-12 dibuka Barty dengan ace, namun Collins membuka asa untuk unggul 15-30. Tetapi Barty dengan mantap merebut tiga poin berturut-turut untuk memaksa terjadi tie break. 6-6.

Tie break, Collins melakukan servis pertama tapi angka pertama direbut Barty 1-0. Pindah servis dilakukan oleh Barty dan tidak disia-siakan oleh petenis Australia peringkat satu dunia ini dan langsung unggul 3-0.

Pendukung tuan rumah sudah mencium aroma kemenangan yang lama mereka nantikan. Collins melakukan servis, namun lagi-lagi ia tak mampu meraih poin dalam reli jual beli pukulan, Collins tak mampu mengembalikan pukulan winner Barty. 4-0 untuk Barty.
Collins baru meraih angka dari servis keduanya 4-1. Barty kembali melakukan servis, servis pertama dimenangkannya namun yang kedua diambil oleh Collins 5-2 Barty masih memimpin.

Ketinggalan yang cukup jauh, membuat Collins cukup tertekan dan sebaliknya Barty cukup semangat. Dengan servis ditangan seharusnya Collins bisa meraih angka untuk memperkecil jarak. Alih-alih mendekat justru dua poin dari servis Collins bisa direbut Barty untuk Gelar Grand Slam ketiga dalam karirnya.

Usai sudah perjuangan kedua petenis untuk mencatatkan rekor masing-masing, 1 jam 27 menit di lapangan sudah cukup bagi Ashleigh Barty menjadi orang Australia pertama sejak Chris O'Neil 44 tahun lalu menjadi juara di rumah sendiri. Melbourne Park bergemuruh. Congratulations Ash Barty....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun