Unggul 2-0, nampaknya The Reds mulai lebih tenang dan berhasil lebih pintar menguasai bola, namun empat menit menjelang laga babak pertama berakhir Liverpool mengalami mimpi buruk. Sebuah pelanggaran dari James Milner menghasilkan tendangan bebas untuk Chelsea yang diambil oleh Marcos Alonso, bola yang dilayangkan ke kotak penalti berhasil dihalau oleh Kelleher, dan sebuah sepakan voli first time yang brilian dari Mateo Kovai menghujam deras di sudut kanan atas gawang Kelleher yang tak bisa berbuat apa-apa.
Belum hilang keterkejutan pemain Liverpool, di masa injury time Christian Pulisic mencetak gol kedua Chelsea. Berawal dari Kante yang melambungkan bola melewati barisan pertahanan Liverpool, Pulisic yang muncul dan menguasai bola dengan tenang menceploskan bola melewati Kelleher dan membuat skor sama kuat 2-2.
Dua gol datang dalam periode yang sangat buruk bagi The Reds, dan dicetak dalam selang waktu hanya empat menit, sungguh sebuah mimpi buruk bagi pelatih pengganti Pepijn Lijnders. Sebaliknya bagi Tuchel ini momen yang tak terduga dan tentu melegakan bagi mereka.
Babak kedua tensi laga masih tetap tinggi, kedua penjaga gawang bermain apik dengan beberapa penyelamatan yang luar biasa.
Chelsea masih terus mendominasi serangan, sepanjang pertandingan terasa bahwa beberapa pemain Liverpool sedikit melenceng dari standar tertinggi mereka, yang berdampak pada permainan dengan kualitas yang sedikit buruk. Di lini tengah baik Jordan Henderson maupun Fabinho, terlihat sedikit tidak normal dalam pengambilan keputusan baik saat di dalam penguasaan bola maupun tidak.
Di 10 menit terakhir, Chelsea mendapat tendangan bebas dari kontak kecil, yang jelas membuat pertahanan Liverpool terlihat frustrasi. Alonso yang mengambil tendangan bebas tersebut, langsung melepaskan tendangan melengkung jarak jauh yang sayangnya tepat jatuh ke tangan Kelleher.
Tidak ada gol yang tercipta hingga wasit meniup peluit akhir pertandingan, secara statistik ball possessions dikuasai oleh The Blues dengan 56% dan percobaan 15 kali yang enam diantaranya on target, sementara The Reds melakukan 10 percobaan dengan enam diantaranya on target.
Man of the match kali ini sepertinya layak diberikan kepada Mo Salah. "Raja Mesir" ini memutuskan masa keringnya setelah menjalani dua pertandingan penuh tanpa mencetak gol atau assist. Mo Salah berlari dengan baik untuk masuk ke belakang pertahanan Chelsea, menunjukkan sentuhan indahnya untuk mengontrol bola, dan kemudian benar-benar mengungguli Marcos Alonso sebelum mengarahkan bola melewati Mendy dan gol, sebuah gol yang berkelas.
Liverpool beruntung memiliki Mo Salah yang berada pada titik di mana melakukan sesuatu yang spektakuler telah menjadi hal biasa baginya, dan para Liverpudlian harus mengangkat topi pada kecemerlangannya yang terus berlanjut.
Susunan Pemain:
Chelsea:
Mendy (16); Chalobah (14), Thiago Silva (6), Rdiger(2); Azpilicueta (28), Kant (7), Kovai (8), Marcos Alonso (3); Mount (19), Havertz (29), Pulisic (10).
Pelatih: Thomas Tuchel
Liverpool:
Kelleher (62); Alexander-Arnold (66), Van Dijk (4), Konat (5), Tsimikas (21); Henderson (14), Fabinho (3), Milner (7); Salah (11), Man (10), Jota (20).
Pelatih: Pepijn Lijnders