Sebenarnya kasian juga induk sapinya yang harus tersiksa melahirkan pedet jenis semental yang merupakan jenis sapi super dengan bobot besar tapi juga berharga sangat mahal. Pedet simmental ini baru lahir saja ada yang berani menawar 7 juta rupiah, sama dengan harga induknya.
Tentu perlu dicari solusi yang tepat dan terbaik untuk menerapkan program inseminasi buatan dengan sperma sapi jenis semental, agar peternak yang tidak memiliki cukup modal untuk membeli sapi jenis Simmental ataupun daripada pemerintah daerah menganggarkan pengadaan sapi yang memerlukan anggaran besar.
Namun, kadang-kadang bisa disalahgunakan oleh penerima bantuan, lebih mending diperbanyak inseminasi buatan dengan anggaran yang relatif minim, bisa mendapatkan jenis sapi dengan kualitas super.
Sapi jenis Simmental atau Swiss Fleckvieh adalah salah satu ras sapi. Ras ini mengambil nama Simmental, nama sebuah lembah dari Sungai Simme di Bernese Oberland, Kanton Bern, Swiss. Simmental memiliki warna bulu kemerahan dengan corak warna putih, dan diternakkan untuk diambil susu dan dagingnya.
Simmental dalam sejarahnya telah diternakkan untuk susu dan dagingnya. Simmental terkenal akan pertumbuhannya yang cepat pada waktu kecil, asalkan diberi pakan yang cukup.Â
Simmental dapat memberikan keseimbangan yang baik antara jumlah daging dan susu yang dapat dihasilkan daripada sapi ras lain. (Wikipedia)
Mungkin bisa diseleksi indukan yang akan dibuahi secara inseminasi buatan, misalnya induk sapi yang memiliki bentuk tubuh yang besar, dan telah beberapa kali melahirkan. Disamping itu tentu saja harus ada petugas atau dokter hewan yang membantu proses induk sapi itu melahirkan.
Ini sangat patut dikembangkan, sederhana namun memberikan keuntungan yang besar, sapi Simmental tidak saja menghasilkan daging tapi juga menghasilkan susu.Â
Jika selama ini sapi betina memiliki harga yang relatif rendah karena ada larangan penyembelihan sapi betina demi meningkatkan reproduksi dan juga produksi daging sapi, dengan sapi jenis Simmental yang menghasilkan susu, sapi betina tentu akan memiliki harga yang cukup tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H