Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kue Tradisional Bugis Makassar, Pelengkap Wajib Pesta Pernikahan (2)

18 Agustus 2021   08:07 Diperbarui: 18 Agustus 2021   08:11 3126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernikahan memiliki makna mendalam bagi masyarakat Nusantara, segala tradisi dan atribut yang menyangkut pernikahan tentunya mempunyai pesan filosofis yang penuh makna. 

Demikian pula bagi masyarakat Bugis Makassar, segala bentuk dan pernik dalam prosesi upacara pernikahan pun mempunyai nilai-nilai filosofis. Mulai dari baju pengantin, pelaminan hingga kebiasaan-kebiasaan lainnya, termasuk hidangan yang disajikan untuk menyambut tamu.

Bagi masyarakat suku Bugis Makassar, sajian penganan pun sejatinya tak hanya melulu soal rasa enak, manis atau gurih di lidah, melainkan memberikan arti dan makna bagi sang pengantin baru, yang dilambangkan dalam rasa, bentuk dan tampilan kue-kue yang "wajib" disajikan.

Dalam tulisan sebelumnya saya telah mengunggah tulisan kue basah yang "wajib" di acara pesta pernikahan masyarakat suku Bugis Makassar, nah kali ini saya coba menghadirkan tentang kue-kue keringnya yang terdiri dari empat macam kue.

1. Bannang-bannang(Makassar)/Nennu'-nennu'(Bugis)

Foto: dokpri
Foto: dokpri

Bentuk Bannang-bannang ini cukup unik karena terlihat seperti jalinan benang kusut, dengan rasanya yang manis. Bannang-bannang atau Nennu'-nennu' berbahan dasar tepung beras dan gula merah, yang cara pembuatannya dengan digoreng memakai alat khusus dari batok kelapa tapi bisa juga dimodifikasi dengan botol yang tutupnya dilubangi.

Bagi orang Bugis Makassar Bannang-bannang ini memiliki filosofis sendiri. Bentuknya yang menyerupai gulungan benang tanpa ujung dan pangkal berisi makna mendalam. Pasangan suami-istri yang menikah diharap akan terus menjalin ikatan rumah tangga tanpa henti, dalam kondisi yang tersulit dan terberat sekalipun.

Bannang-bannang dengan bentuk seperti benang kusut, yaitu benang yang pangkal dan ujungnya tidak dapat diketahui berada dimana bagi masyarakat Bugis Makassar ini bermakna filosofis, yang pertama bahwa sebagai manusia kita tidak perlu mempermasalahkan siapa diri kita, darimana asal-usul kita, selama yang kita lakukan dan yang kita jalani adalah mulia, maka lakukanlah.

Makna yang kedua, yaitu sebagai gambaran jalannya roda kehidupan rumah tangga sebagai satu kesatuan yang saling terkait, bersatunya dua keluarga yang saling membutuhkan dan saling mengisi yang takkan pernah bisa dipisahkan kecuali oleh maut.

Semakin kusut maka makin sulit untuk diurai atau dipisahkan, Rasa manis yang ada pada kue Bannang- bannang tersebut juga diibaratkan sebagai perjalanan rumah tangga yang diharapkan akan selalu berjalan manis hingga ajal menjemput. .

Bannang-bannang terbuat dari beras putih yang dicampur dengan gula merah, air dan minyak kelapa yang diproses secara tradisional.

Bahan-bahan:
Beras Putih (ukuran opsional)
Gula Merah (ukuran opsional)
Air secukupnya.

Cara membuat:
Beras putih yang sudah digiling atau ditumbuk halus dicampur dengan air dan gula merah, diaduk sampai encer dan rata.

Adonan yang sudah terbentuk dimasukkan kedalam batok kelapa yang menyerupai gayung yang sudah dilubangi kecil-kecil bagian dasarnya untuk tempat keluarnya adonan atau bisa juga menggunakan botol kecap yang tutupnya telah dilubang-lubangi.

Adonan yang keluar lewat lubang batok kelapa  tadi digoreng ke dalam wajan yang berisi minyak kelapa yang sudah dipanasi.

Setelah matang, Bannang-bannang diangkat, dan segera dilipat atau digulung selagi masih panas.

Nah, kue Bannang-bannang atau kue Nennu'-nennu' khas Makassar telah siap disajikan.

Kue bannang-bannang ini akan terasa lebih nikmat jika menyantapnya dengan ditemani segelas teh panas atau kopi kental.

2. Se'ro-se'ro

Foto: dokpri
Foto: dokpri

Dengan bahan dasar gula, tepung beras, telur dan kanji, kue Se'ro-se'ro ini terasa manis lagi gurih. 

Bentuknya mengingatkan kepada se'ro yang menjadi nama kue ini, se'ro kata dalam bahasa Makassar yang mempunyai arti timba dan timba tradisional Bugis Makassar itu terbuat dari daun nipah bentuknya setengah lingkaran seperti bentuk kue Se'ro-se'ro- ini.

Nah, Se'ro-se'ro ini bagi masyarakat suku Bugis Makassar mengandung makna bahwa pasangan kekasih atau suami istri yang  membina rumah tangga akan mengisi kehidupan berumahtangga mereka dengan saling melayani satu sama lain. Dengan kata lain, mengisi hidup masing-masing dengan pertolongan dan kerjasama (asse'roq atau menimba).

Dalam ceritanya dahulu, pasangan suami istri yang baru menikah harus bergantian saling menimbakan air di sumur. Suami akan menimba air buat istri demikian pula sebaliknya. Sehingga kehadiran kue Se'ro-se'ro bermakna filosofis sebagai simbolisasi agar kedua pasangan saling mengisi dan saling melayani antara keduanya.

Kue Se'ro-se'ro' ini terbuat dari tepung beras, kanji, gula, telur, dan minyak untuk menggoreng.

Bahan- bahan:
1 kg tepung beras ketan putih
4 butir telor ayam kampung/bebek.
100 gram Tepung Kanji
Garam secukupnya
Untuk pemanis
1/2 kg Gula Pasir..
Minyak secukupnya untuk menggoreng.

Cara membuat:
Campurkan tepung beras, tepung kanji dan telur sesuai dengan takaran yang sudah ditentukan, lalu aduk hingga Kalis.

Setelah adonan kalis, selanjutnya adalah membentuk adonan dengan cara manual atau dengan menggunakan tangan.

Bentuk gulungan yang bergelombang pada kue Se'ro-se'ro', dibentuk dengan menggunakan ibu jari. Proses inilah yang menentukan ketebalan kue Se'ro'-se'ro' ini, karena tebalnya harus pas, tidak tebal dan juga tidak tipis, alias sedang.

Setelah selesai dibentuk, adonan kemudian di goreng hingga matang.
Proses selanjutnya adalah memasak gula pasir yang dicampur dengan sedikit air hingga mendidih dan mengental.

Jika sudah mengental, Se'ro'-se'ro' yang telah digoreng dimasukkan ke dalam rebusan gula hingga tercampur rata.

Jika telah dingin, gula cair yang menempel akan menjadi padat dan berwarna putih, itulah sebabnya kue Se'ro'-se'ro' ini juga biasa disebut dengan kue putih.  

3. Baruasa'

Foto: dokpri
Foto: dokpri

Baruasa, yang disebut memiliki pengaruh Belanda mungkin karena bentuknya yang menyerupai cookies, atau kue-kue Eropa. Baruasa dikenal sebagai kue gurih dengan rasa manis di lidah. Bahan utamanya adalah campuran tepung beras, kelapa parut sangrai yang dicampur dengan gula merah. Saat dipanggang, kue akan berwarna cokelat serta mengeluarkan aroma khas, tergantung dari jenis gula yang digunakan.

Baruasa merupakan kue kering yang cukup awet jika disimpan dengan baik bisa tahan hingga satu bulan lebih meski tak mengandung bahan pengawet.

Keawetan kue Baruasa inilah yang oleh masyarakat suku Bugis Makassar dihubungkan dengan filosofi pernikahan, yakni agar perjalanan kehidupan berumah tangga pasangan suami istri bisa awet dan abadi hingga maut memisahkan.

Bahan:
1 mangkok telur (5-6 butir)
1 mangkok gula pasir
1 mangkok gula aren iris halus
1 mangkok minyak goreng
1/2 mangkok kelapa sangrai yg tlh dihaluskan
Bubuk kayu manis secukupnya
1/2 sdm baking powder
2 liter tepung beras
1 liter tepung terigu
Daun pandan secukupnya.

Cara membuat:
Campur terigu dengan tepung beras dan sangrai dengan memasukkan sedikit daun pandan.

Tunggu sampai daun pandannya kering lalu angkat dan dinginkan.

Kemudian ditapis.

Kocok gula pasir dan telur sampai hancur. 

Masukkan gula aren. lalu kocok lagi sampai bercampur halus.

Tambahkan bubuk kayu manis dan baking powder.

Tambahkan minyak dan kelapa sangrai, aduk lagi hingga rata, lalu matikan mixer.

Ambil sedikit adonan, campur dengan tepung lalu dibentuk  sesuai bentuknya dan susun diloyang yang telah dioles minyak.

Panggang dalam oven hingga matang.

Setelah matang angkat dan dinginkan, Baruasa sudah siap untuk disajikan.

4. Ajoa

Ilmi10.wordpress.com
Ilmi10.wordpress.com

Terinspirasi dari alat yang menyatukan leher dua kerbau pembajak sawah, yang disebut "Ajoa", karena bentuk kue ini seperti Ajoa, maka dinamakan juga sesuai bentuknya yaitu Ajoa. Kue Ajoa memiliki paduan rasa manis, lembut dan renyah.

Terbuat dari tepung beras dan campuran tepung kanji, adonan yang sudah digoreng kemudian dibalurkan gula pasir sebagai pemanis untuk rasa dan tampilan.

Kue ajoa ini bagi masyarakat suku Bugis Makassar, memiliki makna filosofis bahwa pasangan suami-istri harus saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam menjalani kehidupan berumahtangga, layaknya kerbau yang bertugas membantu petani. Ajoa pun bak pengingat bahwa rumah tangga membutuhkan perencanaan serta upaya menyelesaikan masalah bersama-sama.

Kue Ajoa ini terbuat dari tepung beras pulut putih (tepung beras ketan putih), telur ayam, tepung kacunda (kanji), serta gula pasir untuk pengoles.

Bahan-bahan:
1 kg tepung beras ketan putih
4 butir telor ayam kmpung/bebek.
100 gram Tepung Kanji
Garam secukupnya
Untuk pemanisnya
1/2 kg gula pasir..
Minyak secukupnya untuk menggoreng.

Cara membuat:
Pertama-tama telur dikopyok hingga agak mengembang.

Campurkan tepung beras ketan putih dan tepung kanji, lalu diaduk rata.

Setelah itu masukkan campuran tepung ke dalam telur yang telah dikopyok dan diaduk rata.

Setelah adonan kalis, adonan siap dibentuk menjadi bentuk Ajoa.

Setelah selesai dibentuk, adonan kemudian di goreng hingga matang.

Proses selanjutnya adalah memasak gula pasir yang dicampur dengan sedikit air hingga mendidih dan mengental.

Jika sudah mengental, kue Ajoa yang telah digoreng dimasukkan ke dalam rebusan gula hingga tercampur rata. Sama seperti cara membuat kue Se'ro-se'ro.

Kue Ajoa telah siap untuk disajikan.

Nah, demikian sedikit ulasan tentang kue-kue khas tradisional Bugis Makassar yang menjadi bagian dari tradisi dan budaya dalam proses pernikahan masyarakat suku Bugis Makassar.

Kekayaan kuliner Nusantara bukan saja dalam bentuk ragam dan rasa yang beraneka ragam, tapi ada nilai-nilai budaya, tradisi dan makna filosofis yang terkandung didalamnya, yang berpadu menjadi sebuah sajian yang tentu saja enak untuk dinikmati.
Selamat mencoba

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun