Tahun ini Shalat Idul Fitri saya ikuti di kampung Istri yang jaraknya dua jam perjalanan dari kota Kendari, Shalat di Mesjid namun meluber sampai ke halaman dan jalan raya, cukup ramai dan meriah, karena covid-19 sepertinya telah terkendali, penambahan pasien positif boleh dikata sudah tidak ada, begitupun pasien positif di rumah sakit semakin berkurang dan tinggal menunggu sembuh saja, meski Shalat masih tetap dengan prokes dan penuh kehati-hatian, tapi kelegaan dapat melaksanakan Shalat Id sebagaimana biasanya sangat dirasakan.
Tapi kabar buruk di Idul Adha tahun ini, covid-19 kembali melonjak bahkan jauh lebih berat dibanding awal pandemi lalu, pemerintah terpaksa kembali harus melakukan pembatasan-pembatasan aktifitas masyarakat, salah satunya adalah peniadaan Shalat Id di Mesjid/lapangan.Â
Sebagai Muslim yang baik kita hanya bisa berpasrah diri atas kehendak yang maha kuasa, yang pasti jika kita mau merenung, mau introspeksi diri pribadi saja, pasti kita akan dapat menggali hikmah yang dalam dan lebih untuk memperbaiki kualitas diri dan ibadah kita, tidak salah kiranya jika saya mengutip kata-kata bijak " daripada sibuk mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan sebatang lilin".Â
Yah daripada kita sibuk mencari pembenaran diri dan mencari kesalahan orang, tentu akan jauh lebih baik jika sibuk menggali hikmah dari cobaan yang sedang berlangsung ini.
Selamat Idul Adha mohon maaf lahir dan bathin....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H