Rumpun padi telah menguning di sawah-sawah itu.
Waktu panen sebentar lagi
Di sebuah tegalan tak jauh dari pokok jati yang tumbuh sendiri
Seorang gadis bermata bening
Duduk mengurai senyum dari setiap kerlingnya
Kedua tangannya sibuk seharian di antara bulir-bulir padi yang menunduk.
Seperti kerbau bajak yang meninggalkan tanah berlumpur
Gadis itu bergegas pulang berkejaran dengan mentari yang akan terbenam di belakang punggungnya
Kilasan memori yang sebentar lagi akan hilang jika roda-roda kota mulai menyapanya
Kerikil-kerikil berdetakan di bawah pijakannya yang tanpa alas
Aku selalu terpesona, menunggunya di sudut kelokan sepi
Mencuri pandang, berharap masih ada sisa-sisa sore yang terperangkap di sudut bibirnya
Sebelum malam yang lembap menghapus semuanya