Kemenangan Perancis atas Jerman di laga pembuka grup F, tentu saja mengirimkan sinyal waspada bagi tim-tim pesaing yang sama mengincar gelar juara Eropa.
Anak asuh Didier Deschamps ini punya modal yang kuat sebagai kandidat juara. Perancis yang mengejar trophy Eropa ketiganya kini diperkuat oleh pemain-pemain yang mempunyai talenta "bintang" yang merata, setelah merebut gelar juara dunia 2018. Ini seperti ulangan kejayaan skuad Perancis di masa jaya Didier Deschamps, Zidane, Desailly dan kawan-kawan ketika merebut gelar dunia dan Eropa di tahun 1998 dan 2000 silam.
Kali ini satu nama yang akan mencuat di skuad Deschamps, bukanlah Mbappe, Greizmann, Pogba, Varane atau Benzema tapi bintang "baru" yang rendah hati dan bersahaja N'Golo Kante.
Kante yang memulai karir bolanya di klub kecil Perancis JS Suresnes (2010-2012), kemudian bergabung dengan klub liga 2 Perancis, Boulogne (2012-2013), selanjutnya pindah ke klub liga 2 Perancis lainnya, Caen Kante sukses mengantar Caen promosi ke liga 1. Di tahun 2015 Kante yang sebelumnya kurang dilirik, akhirnya menarik perhatian klub promosi liga premier, Leicester City, secara mengejutkan Leicester City menjelma menjadi klub kuat dan meraih trophy juara liga Inggris, dan Kante disebut-sebut sebagai kunci keberhasilan the foxes Leicester City saat itu.
Selepas itu Chelsea langsung bergerak cepat merekrut orang Mali berkebangsaan France ini dari Leicester City rival berat Chelsea di Liga Priemer tahun 2016 itu.
Datang ke Markas Chelsea,  pria kelahiran  19 Maret 1991, dengan sangat sederhana di Stanford Bridge London. Memakai Kendaraan Mini cooper butut dengan kaca spion dilakban.
Bayangkan, seorang super star bola yang bisa beli jet, tapi lebih memilih tampil dengan sederhana apa adanya. Seperti saat dirinya belum tenar.
Sementara, kawan kawannya mengendarai super car Lamborghini, ferrary dan Bentley.Dia tak peduli. Mungkin dia pilih endapkan uangnya atau diam-dian dia zakatkan dan sedekahkan kerena Kante juga dikenal sebagai seorang muslim yang taat. Wallahu a'lam.
Orang tuanya  memberikannya nama N' Golo karena itu adalah nama mantan raja Mali.  Seorang raja yang dikisahkan memulai dari bawah untuk menaklukkan sebuah kerajaan dan menjadi Raja.
Kante mengisahkan hidupnya yang penuh perjuangan, bahwa dia pernah jadi seorang pemulung. Sekarang dia merasa bersyukur hasil latihan dan kerja kerasnya serta mencintai orang tuanya, kini ia bisa menjadi tenar, dan memberi inspirasi bagi orang-orang di Mali.
Kante begitu bersyukur dan tentu saja bangga, dia yang dulunya memulai segalanya dari bawah, kini orang-orang di negeri asalnya bisa menyaksikannya bermain bola dari TV, N'Golo kini telah menjelma menjadi raja sepakbola.
Kita dibuat berdecak kagum atau mungkin juga kesal menyaksikan Ngolo kante "meremuk" pemain lawan dengan tekel-tekel dan juga permainan kerasnya yang tidak jarang menghasilkan kartu kuning, tapi Kante tidak peduli, ia selalu tampil lugas di lapangan sangat bertolak belakang dengan kepribadiannya di luar lapangan yang begitu humble dan pemalu.Â
Genderang perang telah ditabuh, sinyal waspada telah dikirimkan, maju terus N'Golo Kante, Jerman sudah ditekuk, Hungaria dan sang juara bertahan Portugal tinggal tunggu giliran merasakan kerasnya dan "brutalnya" hadangan Kante.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H