Dari satu studi, didapatkan bahwa mereka yang tidur kurang dari enam jam dua kali lebih berisiko mengalami serangan jantung mendadak dibandingkan dengan mereka yang tidur 6-8 jam.
Kurang tidur disebut dapat meningkatkan tekanan darah dan berujung pada peradangan yang tidak baik untuk jantung.
2. Aktivitas fisik mendadak
Aktifitas fisik yang dilakukan dengan tiba-tiba dan berat dapat memicu terjadinya serangan jantung pada orang yang tidak bugar secara fisik.
Sebagian orang biasanya tidak menyadari aktifitas yang tampaknya tidak berbahaya namun karena kondisi fisik yang tidak bugar, kemudian secara tiba-tiba melakukan aktifitas seperti bermain futsal, bulutangkis atau basket yang memiliki banyak gerakan spontan/tiba-tiba.
Orang-orang yang tidak terbiasa berolahraga atau memiliki faktor risiko klasik untuk penyakit jantung sangat berisiko tinggi, terkena serangan jika melakukan aktifitas yang mendadak ini.
3. Polusi udara
Dikutip dari WebMD, serangan jantung lebih sering terjadi ketika tingkat polusi udara tinggi. Orang yang menghirup udara kotor terlalu sering akan lebih mungkin mengalami penyumbatan arteri dan penyakit jantung.
Perlu disadari oleh orang yang banyak beraktifitas di lingkungan yang membuat kita terpapar atau banyak menghirup udara yang penuh partikel halus, seperti dari asap kendaraan, asap pabrik, atau generator. Kondisi ini dapat menjadi pemicu terjadinya serangan jantung serta stroke.
4. Olahraga terlalu berat
Berolahraga tentu baik dan menjadi kebutuhan kita. Menjadi bugar akan melindungi jantung dalam jangka panjang, tetapi melakukannya tentu harus terukur sesuai dengan kondisi. Berolahraga terlalu berat dan terlalu banyak bisa beresiko berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi jantung.
Dari sebuah studi didapatkan bahwa sekitar 6 persen serangan jantung dipicu oleh latihan fisik yang ekstrem. Meskipun olahraga adalah hal yang baik dan dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan tidak saja kebugaran fisik tapi juga kebugaran psikologis, namun hendaknya dilakukan secara terukur tidak berlebihan.
5. Mengonsumsi makanan berat
Makanan berat kadang-kadang dapat memicu serangan jantung. Tidak ada yang tahu persis mengapa ini terjadi. Tetapi, makan tidak mengalihkan darah dari jantung dan mendorongnya ke arah saluran cerna bagian atas (GI) yang bermasalah untuk individu yang rentan terhadap serangan jantung.
Bagi yang berisiko terkena serangan jantung, ada baiknya anda membatasi asupan kalori secara keseluruhan dan menghindari mengonsumsi yang makanan besar. (Kompas.com)
Selain faktor-faktor pemicu di atas, ada beberapa penyakit yang diketahui dapat meningkatkan risiko serangan jantung sebagaimana dikutip dari Kompas.com, antara lain: Penyakit radang seperti rheumatoid arthritis, lupus, dan penyakit lain yang dapat menyebabkan peradangan di pembuluh darah.