Seperti kesedihan di tengah-tengah gemintang yang berpendar,
Rembulan pucat mengintip pada awan yang diam;
Bias keemasan kehilangan sinar di lembaran malam,
Daun-daun bakau yang jujur dan lemah pasrah disapu angin.
Angin yang liar bertiup tak mampu hapuskan awan.
Untuk hati yang dibungkam suara badai mendesau:
Badai yang terseru dari suara yang memanggil dalam gelisah.
Pada jiwa yang lelah dan sedih dalam kesendirian.
Untuk impian yang seperti daun bakau, telah hilang bersama debu di gelap malam.
Dan mengapa kesedihan ini harus tertinggal dan bergayut di pelupuk mata.
Bagaimanakah aku akan bercerita kepada pagi yang tak diharapkan malam.
Bagaimanakah aku akan merapalkan doa dari mulut yang terkunci sepi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H