Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mungkinkah Sponsorship Operator Judi Bola Online di Liga 1?

8 November 2020   11:04 Diperbarui: 8 November 2020   12:41 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PSM Makassar (Twitter resmi PSM Makassar)

Di era modern saat ini sepak bola bukan hanya sekedar olahraga saja. Sepak bola harus berkembang menjadi sebuah industri, sehingga sepakbola dapat menjadi bisnis yang cukup menjanjikan bagi klub-klub yang tentu saja harus memiliki kekuatan finansial.

Demikian pula halnya dengan sepak bola Indonesia  kini sudah mulai bergerak maju menjadi sebuah industri besar sepak bola. Sebagai industri tentu saja sepak bola akan memberikan dampak ekonomi bukan hanya pada klub saja, tetapi juga memberikan penghidupan kepada ratusan bahkan ribuan orang yang berada di sekeliling klub.

Tapi geliat sepakbola kita yang baru mulai merangkak menuju ke industri sepakbola, harus mendapat tekanan yang sangat berat,  masalahnya apalagi kalau bukan pandemi covid-19.

Liga 1 yang seharusnya bergulir di bulan Februari 2020 lalu, hingga kini belum kunjung bergulir terkait izin yang tidak diberikan, karena alasan covid-19, setelah beberapa kali mengalami penundaan, terakhir rencana Liga 1 akan digulirkan di Februari 2021, itupun masih dalam ketidakpastian baik itu menyangkut perizinannya nanti maupun mengenai format kompetisi yang akan dipakai. 

Apakah melanjutkan kompetisi musim 2020-2021 sebagaimana yang banyak diinginkan oleh klub peserta atau memulai kompetisi baru musim 2021-2022.

Sebenarnya sebagaimana di liga-liga negara lain yang sudah berputar dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan tentu saja dengan tanpa penonton. Liga 1 juga sudah seharusnya memutar roda kompetisinya, tapi apa lacur kesiapan finansial klub-klub peserta Liga tidak semuanya mampu jika hanya mengandalkan pemasukan dari hak siar, penghasilan utama klub-klub Liga 1 masih diterima dari penjualan tiket pertandingan.

Kevakuman kompetisi akan semakin menenggelamkan prestasi sepakbola kita, tapi memaksakan memutar roda kompetisi akan memberi dampak yang jauh lebih buruk lagi.

Di tengah kekurang mampuan klub dalam membiayai operasional klub, apalagi dalam kondisi force majeur seperti halnya pandemi covid-19 ini, berputarnya roda kompetisi berarti berputarnya juga perekonomian masyarakat, bukan saja pemain, pelatih tapi juga official dan staf klub serta orang-orang yang berkaitan dengan klub, seperti penjualan merchandise misalnya.

Saya terusik dengan "keberanian" manajemen klub Tira Persikabo yang pada awal akan bergulirnya Liga 1 2020, Persikabo berani menggandeng sponsorship dari operator judi online SBOTOP, dimana pada Jersey yang dikenakan oleh Tira Persikabo akan terpasang logo SBOTOP secara mencolok.

"Dengan senang hati kami mengumumkan SBOTOP sebagai sponsor resmi dari Persikabo 1973 di musim 2020 Liga 1 Indonesia. Kerja sama ini mewakili misi kami untuk memperkuat brand SBOTOP di Indonesia," tulis Tira Persikabo via Twitter.

Untung saja PT Liga Indonesia Baru (LIB), sebagai operator Liga 1 dan Liga 2 Indonesia, mengeluarkan aturan yang melarang klub peserta Liga untuk menjalin kerjasama dan menerima sponsor dari situs judi, seperti juga dari perusahaan minuman beralkohol dan perusahaan rokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun