Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Suka Duka Menjadi Satgas Covid Tingkat RT/RW

12 September 2020   13:06 Diperbarui: 13 September 2020   05:00 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iustrasi (Sumber: ekonomi.okezone.com)

Ketika saya datang menyampaikan bahwa siang nanti petugas akan datang menjemput, mereka mengamuk dan merasa tidak perlu diperiksa.

Saya cuma bilang jangan mengamuk ke saya, saya cuma menyampaikan untuk mencari baiknya bagaimana, apakah mau dijemput atau pergi sendiri atau kalau tidak mau yah terserah tapi ikuti protokol kesehatan seperti yang telah disampaikan oleh petugas kesehatan yang pernah datang. 

Karena memang mereka sudah diberitahu sebelumnya bahwa harus diperiksa, maka mereka akhirnya bilang ke saya akan pergi sendiri, tidak mau dijemput, itu pun disampaikannya dengan nada yang ketus. 

Saya lalu bilang akan lebih bagus jika berangkat sendiri-sendiri, sebab belum tentu juga hasil swab yang akan diambil ini menyatakan semua positif, malah kata saya mudah-mudahan semua negatif, dan kalau toh ada yang positif, perginya kan sendiri-sendiri jadi aman, begitu kata saya dan mereka pun setuju. 

Saya memang tidak langsung, tapi saya menunggu mereka yang menelpon, tapi ternyata mereka menelpon saya ketika sudah ada di lokasi penjemputan dan lengkap dengan ambulance yang dikawal oleh petugas kepolisian (katanya standar penjemputan), saya pun menjelaskan keinginan mereka ialah pergi sendiri tanpa dijemput. Dan akhirnya petugas penjemputpun pulang tak jadi menjemput.

Nah inilah yang kembali dimainkan oleh mereka-mereka yang suspek ini untuk menyalahkan saya sebagai petugas satgas, yang katanya akan memaksa mereka untuk dijemput dengan membawa aparat polisi (kebetulan saat kejadiaan ada rombongan satu mobil polisi beserta empat motor anggota brimob yang hanya lewat saja). 

Lalu orang-orang yang tidak mau di-swab melempar isu kalau saya yang menyuruh petugas penjemput untuk pulang saja dan tak perlu ada yang di-tracing. 

Sungguh suka duka yang menyakitkan, akhirnya warga yang tidak tahu permasalahan justru menyalahkan kami tim Covid-19RT/RW. Yang terjadi akhirnya saling curiga dan jaga jarak antara warga.

Dan satu lagi hasil pemeriksaan swab test, 9 orang yang di-tracing, menyatakan 1 orang yang positif, dan ketika kontak erat dari pasien yang dinyatakan positif ini kembali menolak untuk di-swab, dengan banyak alasan yang dibuat-buat dan hasilnya ini mereka sembunyikan dari warga yang lain.

Namun kami tidak kehilangan akal untuk membujuk, dan akhirnya kontak eratnya mau dites, hasilnya 3 kontak erat diperiksa, 1 dinyatakan positif. Agar tidak menimbulkan kehebohan yang lebih luas, kami tim satgas RT/RW meminta agar penanganan pasien ini ditangani langsung oleh dinas.

Sebagai penutup, dari penelusuran yang saya lakukan terhadap pasien positif Covid-19, beserta orang-orang yang terkontak erat, rupanya mereka mendapatkan informasi yang kurang tepat dan informasi itu bersumber dari "oknum" tenaga kesehatan yang merupakan keluarga pasien. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun