Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Suka Duka Menjadi Satgas Covid Tingkat RT/RW

12 September 2020   13:06 Diperbarui: 13 September 2020   05:00 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi satgas Covid 19 (Sumber: regional.kompas.com)

Ada yang antusias, ada yang biasa-biasa saja, dan ada juga yang acuh tak acuh bahkan membangkang, sikap seperti ini pastinya akan jadi "bibit" ketidakberhasilan bagi upaya bersama kita mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. 

Masih banyak yang enggan pakai masker, tidak cuci tangan, dan abai terhadap aturan jaga jarak. Kalau berbicara bantuan sosial banyak yang mengaku takut dan khawatir terdampak Covid-19, tapi ketika diminta untuk mematuhi protokol kesehatan, macam-macam alasan yang mereka berikan. 

Iustrasi (Sumber: ekonomi.okezone.com)
Iustrasi (Sumber: ekonomi.okezone.com)
Lagi-lagi kondisi begini yang membuat duka bagi kami petugas satgas, yang khawatir terhadap Covid mengeluh dan menegur kami yang tidak bisa menertibkan warga yang "nakal", sementara yang "nakal" marah kepada satgas yang katanya terlalu kepo dengan urusan orang. Pokoknya kami hanya bisa tepok jidat.

Dan puncak dukanya sebagai petugas satgas Covid-19 RT/RW, saya rasakan ketika ada warga di lingkungan saya yang terkonfirmasi positif Covid-19. 

Dua orang warga, suami-istri yang memiliki gambaran gejala Covid-19, demam, batuk dan kehilangan indera penciuman tapi tidak mau diberitahu dan selalu saja menganggap dirinya tidak tertular Covid-19, dan masih berkeliaran, bahkan sempat ikut berkumpul membuat kue-kue di tempat kerabatnya yang kebetulan saat itu akan mengadakan acara pesta perkawinan, dan yang parahnya lagi tidak mau menggunakan masker dan tidak mau jaga jarak sama sekali, justru orang yang sehat yang akhirnya memilih untuk jaga jarak. 

Alhasil ketika sang suami yang selama ini sakit, hanya selalu mendasarkan pada diagnosa dokter yang menyatakan ia terkena Tifus bukan Corona (diagnosa tanpa melalui PCR test). Baru ketika sudah agak parah dan dirawat di rumah sakit, kemudian dilakukan swab, hasilnya positif, begitu pula istrinya.

Tentu saja konfirmasi positif dari warga ini menimbulkan kehebohan dan khawatir,, apalagi sehari sebelumnya ada acara pesta perkawinan, di mana si pasien terlihat pernah berinteraksi di dalamnya. 

Ketika kami membantu tim kesehatan untuk memberikan data warga yang pernah kontak erat dengan pasien sebagai bagian dari upaya tracing, kami mendapat kesulitan karena orang-orang yang pernah kontak erat, menyembunyikan dan tidak mau mengaku, dan ketika pun kami berhasil membuktikan bahwa mereka pernah melakukan kontak erat dengan pasien tersebut, justru beberapa dari mereka menolak untuk di-swab.

Namun, ada yang beberapa orang yang berhasil kami bujuk meskipun merasa terpaksa, ada juga yang sama sekali tidak mau. Sedikit salah saja, mereka tersinggung hingga membentak, dan lagi, sasarannya ialah kami sebagai satgas RT/RW.

Lucunya yang mau untuk di-swab dan yang tidak mau di-swab, semuanya menyalahkan satgas, padahal kami ini bergerak hanya sebagai bentuk kepedulian kami kepada lingkungan, adapun protokol siapa yang harus di-swab, bagaimana caranya itu urusan dinas kesehatan atau puskesmas.

Ceritanya begini, ketika pagi petugas dari dinas kesehatan menghubungi saya, bahwa siang nanti petugas akan datang untuk menjemput korban yang kontak erat untuk ditracing, saya katakan tunggu agar saya dapat konfirmasi balik dulu kepada orang-orang yang akan di-tracing itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun