Pandemi Covid-19 ini memang bikin mumet, sudah berlangsung enam bulan, namun belum juga ada tanda kapan akan berakhir.Â
Berbagai kebijakan juga telah diambil oleh pihak-pihak yang terkait dan berkompeten, tetapi nampaknya pilihan buah simalakama antara ekonomi atau kesehatan membuat kita terombang-ambing dan terjebak dalam kondisi yang semakin parah baik ekonomi maupun kesehatan.
Bisa kita bayangkan betapa dilematisnya kebijakan yang harus ditempuh oleh pemerintah, tapi sebagai rakyat seharusnya kita hanya bisa menunggu kebijakan kolektif apa yang akan diambil oleh pemerintah dan kita mau tidak mau.
Siap tidak siap harus menjalankannya, semakin lama kondisi ini tidak mendapatkan kejelasan, maka akan semakin membuat masyarakat menjadi kontra produktif terhadap upaya penanganan Covid-19 ini.
Di kota saya, Kendari salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota dalam hal percepatan penanganan Covid-19 adalah membuat satuan-satuan tugas di tingkat kelurahan, yang mana di setiap kelurahan di bentuk satuan tugas di setiap RW dengan jumlah anggota 7 orang setiap RW/RT.Â
Satuan tugas ini bersifat sosial tanpa honorarium, namun Alhamdulillah, oleh pemerintah kota Kendari setiap anggota satgas ini diasuransikan bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan, untuk sekota kendari yang jumlahnya ada 5600-an anggota satgas. Saya pun terlibat di dalamnya sebagai seorang anggota satgas penanganan Covid-19 tingkat RT/RW.
Sebenarnya satgas ini tidak termasuk dalam struktur penanganan Covid-19, tugas dan fungsinya pun sepertinya dikondisikan sesuai kebutuhan, artinya keberadaan kami hanya sedikit dibutuhkan dan sepertinya tak perlu dianggap, namun bukan berarti kami anggota satgas penanganan Covid-19 ini tidak mempunyai suka duka dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sosial kami.
Suka-duka sebagai petugas atau anggota satuan tugas penanganan Covid-19 sangat kami rasakan, dan boleh dikata bahwa dalam tugas ini tidak ada sukanya, yang ada hanya sedih dan duka.
Bagaimana tidak, yang kami temui hanyalah kekhawatiran-kekhawatiran dari warga, mulai dari kekhawatiran tertular hingga kekhawatiran ekonomi dan sosial, ini semua menjadi keluhan bersama di masyarakat.
Tugas kami satgas Covid-19 RW/RT sesungguhnya tidaklah sesederhana yang dipikirkan. Saya di sini bukan mau curhat atau mengeluh, tapi hanya berbagi suka-duka, bagaimana Covid-19 ini memang harus kita hadapi dan atasi secara bersama.
Tugas pertama yang menjadi fokus kami adalah melakukan pendataan kondisi warga di lingkungan RT/RW kami, terhadap warga yang rawan terdampak ekonomi, baik itu rumah tangga maupun usaha.