Geliat senja merayap pelan
datar merasuki sendi-sendi waktu
merenda detik demi detik
ditemani sepoi yang membeku
membuka tabir malam yang menggerutu
Geliat malam ditingkahi rintih menggelinjang
anak manusia yang terlena gemerlap dunia
menghambakan diri pada kuasa nafsu
lupa jika detak waktu itu berselimut kefanaan
yang terbuat dari lembaran kaca setipis kertas
Betapa mudahnya dosa itu tertawa
menari riang menemani penghamba nafsu
yang bercumbu dengan kenikmatan semu
mengejek seringai malaikat maut
menenggelamkan diri dalam tipuan dunia
Dosa yang liar merayap disela-sela nafas
selalu dan selalu menebar hasrat duniawi
mengajak lupa jika udara yang terhirup
adalah hembusan nafas terakhir
seseorang yang memohon ditambahkan waktu
Tak akan bersujud malaikat di tapak kaki
untuk membuat sadar dari keterlenaan
degup jantung yang setiap saat menemani
adalah bisikan mesra yang menegur
setiap detaknya adalah pinta untuk kembaliÂ