Kehidupan yang kita jalani tak selamanya berjalan sebagaimana yang kita idamkan, bagi sebahagian orang kehidupan itu terasa sangat bersahabat, tapi bagi sebahagian lainnya kehidupan itu terasa sangat berat. Namun apapun yang kita rasakan dalam kehidupan ini, baik itu kehidupan yang terasa indah maupun yang terasa berat, semua bisa saja membawa kita melupakan tujuan sesungguhnya dari kehidupan itu sendiri.
Kehidupan sudah mengabarkan bagi kita tentang kefanaannya, kehidupan sudah menunjukkan pada kita tentang kesementaraannya, kehidupan sudah mengajarkan pada kita kemana semua ini akan menuju.
Kehidupan sesungguhnya telah mengajarkan banyak hikmah bagi kita untuk mengenal dan mengerti serta memahami diri dalam kondisi dan situasi yang dihadapi. Apa yang ditunjukkan oleh kehidupan, jika kita mampu memahaminya akan merupakan modal penting dalam menjalani kehidupan itu. Sulit, berat atau bersahabatnya kehidupan itu sesungguhnya bukan ditentukan oleh faktor materil, perlu kita pahami bahwa hakikat materil bagi kehidupan adalah racun bagi rasa, banyak diantara kita yang terjebak dalam ukuran materil baik secara kuantitas maupun kualitas, dan ketika kita telah terjebak didalamnya, nilai materil itu akan menjadi sesuatu yang abstrak, tak ada lagi wujud dan batas cukup serta kurangnya.
Kehidupan sesungguhnya menempatkan nilai materil sebagai alat bagi kita untuk menempatkan diri secara tepat dan benar dalam menghadapi kondisi dan situasi apapun, agar kita menjadi pemberi manfaat bagi sekeliling kita dan bukan sebagai penerima manfaat.
Dalam kehidupan itu apa yang terlihat benar belum tentu benar, dan apa yang terlihat salah itu belum tentu salah, kehidupan itu tidak mengajarkan tindakan benar atau salah, yang kehidupan ajarkan adalah tindakan yang tepat.
Kehidupan menggambarkan nilai materil itu, ibarat seorang tukang cukur ia membutuhkan sebuah gunting yang sangat tajam, dengan itu ia akan mampu memangkas rambut yang tumbuh lebat agar menjadi indah dan menarik, namun tentu gunting yang setajam apapun milik si tukang cukur, takkan mungkin dapat dipakai oleh si tukang kayu untuk menebang sebatang pohon. Tukang kayu tentu saja membutuhkan sebuah kapak yang kuat, yang akan merobohkan pohon yang kokoh, namun tentu kapak yang sekuat apapun takkan mungkin dapat dipakai untuk memangkas rambut.
Dengan filosofi gunting dan tukang cukur serta kapak dan tukang kayu ini, begitulah kehidupan ini mengajarkan, bertindaklah sebagaimana engkau dibutuhkan dan sebagaimana engkau diharapkan janganlah memaksakan melakukan sesuatu untuk yang tidak dibutuhkan, dan jangan memamerkan sesuatu untuk yang tidak diharapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H