Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Menjadi Petugas KPPS, Antara Nyawa dan Pengabdian

22 April 2019   13:54 Diperbarui: 24 April 2019   20:30 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menyiapkan pernak-pernik dalam Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu Serentak 2019 di halaman parkir Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2019).  | Foto: KOMPAS/WAWAN H PRABOWO 

Mereka adalah ujung tombak yang secara SUKARELA, sudah selayaknyalah semua biaya biaya yang dikeluarkan oleh pendaftar anggota KPPS ditanggung oleh KPU atau pemerintah khususnya terkait biaya materai dan keterangan dokter.

Yang ketiga adalah perlunya ada pertimbangan menyangkut pelaksanaan pemilihan serentak, apalagi ke depannya (pemilu 2024) pemilihan serentak pileg, pilpres dan pilkada yang dilaksanakan bersamaan dalam satu hari adalah sangat tidak MANUSIAWI, pelaksanaan Pemilu bukan hanya sekedar mencoblos lalu menghitung saja, pelaksanaan pemilu ditingkat paling bawah ini cukup panjang prosesnya dan cukup melelahkan secara fisik maupun psikis, mulai dari menyiapkan tempat pemilihan, menunggu logistik pemilu.

Kemudian menghitung dan mengecek logistik pemilu yang ada, mengisi dan menandatangani kertas surat suara, meneliti C6 dan banyak lagi isian-isian administrasi, sampai dengan pengisian formulir-formulir hasil atau berita acara pemilihan yang harus berangkap-rangkap, baik bagi arsip KPPS, PPS, PPK dan para saksi dari calon maupun parpol, tidak heran banyak yang menyelesaikan hasil perhitungannya sampai esok hari. 

Dan sepanjang pelaksanaan pemilihan itu tekanan tanggungjawab itu sangat terasa oleh pihak petugas sehingga yang namanya keliru itu menjadi lumrah terjadi, tapi pada akhirnya hasil akhir harus sudah dibetulkan semua.

Pemilu 2019 ini sudah harus menjadi catatan khusus untuk memperbaiki diri, penghargaan pada ujung tombak pesta demokrasi harus dikedepankan jangan lagi ada petugas KPPS yang harus gugur karena "kerja paksa". 

Bukan hanya dari segi honorarium yang dari tahun ke tahun selalu saja sama tapi juga apresiasi lain seperti mekanisme pelaksanaan pemilihan yang meringankan beban kerja para petugas, piagam penghargaan dari pemerintah tertinggi sebagai "pahlawan" demokrasi.

Bagi rekan-rekan petugas KPPS yang gugur dalam melaksanakan tugas semoga anda semua husnul khotimah dan sahid, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan serta rasa bangga atas perjuangan anda. Aamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun