Mohon tunggu...
Christine Mariska
Christine Mariska Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga -

-

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Gesit Temani Si Kecil yang Aktif

20 Oktober 2017   21:32 Diperbarui: 20 Oktober 2017   21:32 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memiliki buah hati berumur dua tahun memaksa saya berolah raga setiap hari. Pagi hari saat hendak ke pasar, ia selalu meminta ikut. Berjalan bersama, sesekali kami berlari dan ketika lelah, si kecil minta digendong. Itulah salah satu alasan saya juga mengajak ayah si kecil ikut serta. Membawa beban belanjaan ditambah menggendong anak sambil berjalan jauh rasanya terlalu perkasa. 

Tak disangka, kegiatan itu membuahkan banyak manfaat. Selain mempererat ikatan keluarga kami, menyehatkan badan, si kecil bisa mengenal hal-hal baru. Di tengah perjalanan, ia bisa melihat anak-anak yang lebih dewasa bersiap pergi ke sekolah, kucing, ayam, bebek sampai bunga-bunga yang kami lihat pun jadi topik pembicaraan yang akhirnya menambah perbendaharaan kosakatanya.

Sering, misalnya, sambil berlari ia bertanya "mama itu apa?". Saya jawab, "itu kupu-kupu, nak. Bagus ya kupu-kupunya warna kuning. Tuh dia terbang." Lain waktu, ketika melihat saya memakai baju berwarna kuning, si kecil berkata, "mama itu warna kuning bajunya ya, kaya kupu-kupu." Luar biasa senangnya saya, melihat ia bisa mencerna penjelasan saya yang sambil lalu itu.

So, manfaat lari pagi seorang emak-emak bisa berfungsi banyak. Belanja sayur sambil mengedukasi buah hati juga quality time keluarga bisa dilakukan dalam satu paket.

So, ide-ide yang berhubungan dengan aktivitas lari pagi seperti yang bakal berlangsung pekan depan, sebenarnya menarik perhatian saya juga sebagai ibu-ibu. Meski saya sendiri belum bisa ikut, minat untuk menyaksikannya ada sih. Sekalian si kecil pun bisa dikenalkan dengan lomba-lomba seperti ini. selain, karena dia juga suka melihat keramaian.

Bagaimana dengan ibu-ibu yang punya batita tapi ingin mengikuti lomba-lomba begini? Sebenarnya tak ada masalah, sebab anak memang bukan masalah. Itu kata Pak Suami, bukan kata saya. Dipikir-pikir ada benarnya juga.

Kenapa, karena yang sering menjadi masalah itu memang cara kita berpikir saja. Misal saja, muncul semacam pikiran bahwa dengan punya anak, mana masih kecil lagi, so kecil pula kesempatan melakukan banyak hal lain.

Kenapa mengecilkan peluang melakukan banyak hal lain semisal lomba atau acara-acara sehat lain, kelihatannya mungkin kita sendiri yang mengecilkan sudut pandang.

Menurut saya sih, menjadi ibu bukanlah akhir dari segalanya. Artinya kesempatan melakukan berbagai aktivitas disukai tetap terbuka kalau saja kita membuka diri.

1. Niat kuat

Dalam niat ada sugesti, dan sugesti ini pastinya menjadi semacam suplemen untuk motivasi. Makin besar "suplemen" ini maka tentunya makin besar semangat melakukan apa yang direncanakan, entah lari pagi, sekadar jalan pagi, dan memanfaatkan waktu pagi untuk banyak aktivitas positif lainnya.

Niat yang ditumbuhkan sendiri tanpa desakan orang lain biasanya lebih banyak berpengaruh. Jika ini terasa sulit, meminta motivasi awal dari pasangan juga tidak salah sih, tapi akhirnya tetap harus memastikan sesuatu dilakukan karena niat sendiri dan bukan hanya karena "gak enak" ke suami atau mertua hehe.

2. Tuntaskan pekerjaan rumah yang bisa dituntaskan dengan cepat.

Menuntaskan pekerjaan rumah dengan cepat tentu bukan dimaksudkan semua harus selesai dalam sekian menit. Namun bukan berarti tak ada yang dapat dikerjakan. 

Misalnya ada yang dapat dikerjakan dalam lima menit apa saja, apa yang bisa dituntaskan dalam 10 menit, dlsb. Jika dirasa memakan waktu lebih lama, boleh disiasati saat rencana selesai. Pendek kata, jangan sampai ada pekerjaan yang sebenarnya sepele namun terbengkalai cuma karena kecerobohan kita sendiri.

3. Lihat lagi sisi manfaat

Saya sendiri sering membayangkan banyak hal baik apa yang bisa didapatkan dari sebuah keputusan kecil, seperti rencana lari pagi, berjalan kaki dengan anak dan suami. Ini banyak berguna untuk beraktivitas dengan tenang, tak terbeban, dan pastinya lebih enjoy dengan apa yang dilakukan.

Adakah yang lain? Saya yakin, kita para ibu punya insting lebih terang dalam melihat peta sebuah rencana sebenarnya. Yang saya tulis di sini hanya sekadar clue, bagaimana sebuah aktivitas baik terlaksana, dan pekerjaan lain pun tak terbengkalai.

Saya juga menulis ini dengan membagi waktu, membuka tulisan sebelum tidur dan mengakhiri setelah tidur. Ini hanya contoh kecil, tak ada yang mesti dilihat sebagai beban karena tak ada membebani jika dikerjakan dengan terukur.

Nah, kebetulan dalam waktu dekat akan digelar lomba lari Mandiri Jakarta Marathon 2017 pada Minggu, 29 Oktober 2017 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Tema yang diusung Mandiri adalah "Never Give Up", agar semangat peserta atau runners Indonesia dan dunia tersulut dan menciptakan mental pantang menyerah. Rute yang dilalui akan melintasi ikon-ikon Jakarta yang sarat muatan sejarah seperti kawasan Kota Tua, Fatahillah Square, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, Monas, dan Bundaran Hotel Indonesia. Tunggu apa lagi? Yuk bergabung menjadi salah satu dari 16.000 runners Indonesia yang pantang menyerah!

Christine Mariska
Christine Mariska

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun