Prinsip 4 : NEEDS ≠ WANTS
Sulit pada awalnya karena sebagai perempuan ada banyak printilan yang sulit dibedakan apakah itu kebutuhan ataukah keinginan mata. Tetapi saya berusaha melatihnya, berpikir ulang sebelum memutuskan beli. Misalnya kantor saya ingin mengadakan pesta dengan tema cocktail. Karena saya belum memiliki dress cocktail, otomatis saya harus membelinya agar tidak saltum dan tentunya menghargai panitia yang sudah bersusah payah mengadakan acara. Namun saya biasanya sudah mengaturnya dalam bentuk uang darurat untuk keperluan mendadak. Jadi tidak perlu menggunakan kartu kredit untuk membelinya.
Prinsip 5 : PERPULUHAN WAJIB
Sedikit saya terangkan, perpuluhan yang dimaksud adalah uang yang sisihkan sebesar 10% untuk gereja di mana saya beribadah dan menjadi jemaat. Ini prinsip yang harus saya lakukan dan sudah ditanamkan sejak saya kecil oleh orangtua saya terutama ayah saya. Ini adalah wujud saya mengucap syukur kepada Tuhan karena uang yang saya dapatkan datangnya dari Dia. Saya hanya bertugas mengelolanya saja.
Prinsip 6 : TABUNGAN + INVESTASI IS A MUST
Tabungan untuk dana darurat itu harus saya miliki untuk jaga-jaga jika terjadi sesuatu pada saya. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada hidup saya. Jika saya terus berfoya-foya tetapi tidak merencanakan masa depan keuangan saya, akan terbayang seperti apa jika ada hal buruk menimpa hidup saya bukan? Dalam investasi saya lebih memilih reksa dana pasar uang di mana menurut teman saya yang bekerja dalam dunia perbankan lebih stabil dan cocok untuk orang dengan profil risiko seperti saya. Saya tak perlu takut menyimpan uang saya pada bank karena tentunya lebih aman dan terjamin, dan ada jaminan dari LPS sebanyak 2 miliar.
Prinsip 7 : HIDUP TAK HANYA HARI INI
Maksudnya? Pernah terlintas saat menerima uang rasanya ingin menghabiskan hari itu juga. Tetapi kita hidup tidak hanya untuk hari itu saja. Hidup kita terus berjalan bukan. Itulah yang orangtua saya ajarkan terutama ayah saya. Ini pernah saya alami saat ayah saya melatih saya memberi uang untuk satu bulan. Namun karena waktu itu saya berpikir “Ah, masih bisa lah diatur lagi nanti atau minta lagi aja” Resultnya ketika uang menipis dan saya mulai tak ada uang terpaksa menerima job sampingan dengan berjualan produk MLM dan menulis kecil-kecilan untuk membantu project teman saya. Ayah saya marah tetapi saat tahu apa yang saya lakukan untuk menopang hari selanjutnya, beliau tersenyum.
Itulah sekilas prinsip yang saya tanamkan dalam diri saya dan masih saya lakukan. Saya selalu menanamkan dalam alam bawah sadar saya apa yang akan terjadi jika itu tidak dilakukan. Itu cukup ampuh membuat bulu kuduk saya merinding.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H