Mohon tunggu...
Chrystel Angelia
Chrystel Angelia Mohon Tunggu... -

follow me, http://www.twitter.com/chrystelangelia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"My Name is Khan" and I'm Not a Terrorist

6 November 2011   20:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:59 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya film ini sudah tayang dari tahun kemarin, tapi saya sempet underestimate film Bollywood yang konon katanya "tiap ketemu pohon pasti nyanyi". Terima kasih sama SCTV yang kemarin menayangkan film My Name Is Khan, ternyata filmya bagus banget. Jadi saya mau mereviewnya. Film ini dibintangi oleh 2 bintang film papan atas Bollywood, Shahrukh Khan dan Kajol. Film ini bukan bercerita tentang terorisme, melainkan tentang 3 komponen utama: cerita cinta, Islam, dan asperger syndrome. Rizwan Khan (Shahrukh Khan) seorang Muslim yang hidup bersama adik lelakinya Zakir dan ibunya. Mereka keluarga menengah yang tinggal di Mumbai. Rizwan berbeda dari anak-anak yang lainnya, ia juga memiliki kecerdasan dan kemampuan untuk memperbaiki peralatan-peralatan elektronik. Karena "perbedaannya" sang ibu memberikan perhatian yang lebih, serta mencarikan seorang profesor untuk mengajar Rizwan secara private. Hal ini menyebabkan Zakir memendam rasa iri, ia pun meninggalkan keluarganya saat menerima beasiswa dari universitas di USA. Beberapa tahun kemudian Zakir yang sudah sukses dan menikah mengajak Rizwan untuk tinggal bersamanya di Amerika setelah kematian sang ibu. Haseena (Sonya Jehan) istri Zakir yang berprofesi sebagai psikolog mendiagnosis Rizwan memiliki Asperger Syndrome. Hal ini menyebabkan dia takut terhadap tempat-tempat baru, kebisingan, dan warna kuning. Rizwan juga bekerja bersama Zakir menjual produk kecantikan, hingga ia bertemu dan jatuh cinta dengan wanita Hindu bernama Mandira (Kajol). Mandira seorang janda yang bekerja di salon dan hidup bersama anak lelakinya Sameer/Sam. Mereka akhirnya menikah dan tinggal di kota kecil Banville. Mandira dan Sameer mengganti nama keluarganya menjadi Khan. Keluarga mereka hidup bertetangga dengan keluarga Garrick. Sameer bersahabat dengan putra keluarga Garrick, Reese. Begitu pula Sarah Garrick berteman baik dengan Mandira. Suaminya, Mark bekerja sebagai reporter. Kehidupan bahagia keluarga itu berubah setelah penyerangan World Trade Centre tanggal 11 September 2007. Islam dituduh menjadi teroris, hal ini membuat keluarga Khan berada dalam posisi yang sulit. Pada saat yang sama, Mark meninggal saat meliput perang di Afghanistan. Kematian sang ayah membuat Reese menjauhi Sam yang berasal dari keluarga Islam. Hingga suatu hari Sam terlibat perkelahian dengan "teman-teman" baru Reese dan meninggal. Dengan hati yang hancur, Mandira menyalahkan Rizwan, "Sam mati karena ia bernama Khan". Mandira meminta Rizwan meninggalkannya dan jangan kembali jika ia tidak bisa mengatakan kepada seluruh Amerika dan Presiden bahwa namanya Khan dan dia bukan teroris. Rizwan menganggap serius perkataan Mandira dan memulai perjalanannya untuk menemui Presiden saat itu (George W. Bush). Ia sempat melewati Wilhemina, Georgia dan berteman dengan Mama Jenny dan anaknya, Joel. Selanjutnya di Los Angeles ia singgah di satu masjid dan tidak sengaja mendengar seseorang bernama Faisal Rahman tengah menghasut orang-orang untuk melakukan jihad. Rizwan melaporkan hal ini pada FBI tetapi tidak ada tanggapan. Kemudian saat ia berada di kerumunan mahasiswa yang menunggu kedatangan Presiden, ia berulang kali meneriakan, "Nama saya Khan dan saya bukan teroris". Rizwan malah ditangkap dan dipenjara karena dianggap sebagai teroris. Di penjara, Rizwan diinterogasi dan dipaksa mengakui bahwa dirinya seorang teroris. Untungnya ada Radha, seorang psikiater yang yakin bahwa Rizwan orang yang innocent. Di tempat lain, dua orang reporter muda India berusaha mencari tahu kehidupan Rizwan hingga mampu membuktikan bahwa Rizwan tidak terlibat terorisme dan dibebaskan. Faisal Rahman akhirnya ditangkap atas informasi yang diberikan oleh Rizwan. Setelah bebas, Rizwan kembali ke Wilhemina yang sedang dihantam badai untuk menemui Mama Jenny dan Joel. Usahanya menolong korban-korban badai disana menarik perhatian media dan banyak orang lain untuk ikut serta membantu. Saat itu juga Reese memberikan pengakuan kepada Mandira perihal penyebab kematian Sam yang belum terungkap. Reese dan beberapa anak lelaki yang terlibat dalam penyerangan ditahan oleh polisi. Sarah juga mengatakan kepada Mandira agar jangan sampai ia kehilangan Rizwan. Mandira menyadari kesalahannya, ia menemui Rizwan di Georgia. Tetapi Rizwan ditusuk oleh seorang pengikut Faisal Rahman yang mengatakan bahwa Rizwan adalah pengkhianat agama Islam (kafir). Beberapa hari kemudian Rizwan pulih dan bersikeras memenuhi janjinya untuk menemui Presiden Barack Obama yang baru saja terpilih. Usahanya selama ini tidak sia-sia, akhirnya ia dapat bertemu Presiden yang mengatakan "Namamu Khan dan kau bukan teroris". Mandira dan Rizwan pun kembali bersama. Quotes "Remember one thing, son. There are only two kinds of people in this world. Good people who do good deeds. And bad people who do bad. That's the only difference in human beings. There's no other difference. Understood? What did you understand? Tell me. Tell me" -Rizwan Khan's Mother "Good people. Bad people. No other difference." -Rizwan Khan "My name is Khan and i'm not a terrorist." -Rizwan Khan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun